Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 29 September – 5 Oktober 2024

Gambar
    1 Timotius 6 : 6 – 10 Thema :  Cukup Erkiteken Kai Si Lit 1 Timotius 6:10-16 (KARO)  Sabap merangap nandangi duit e me sumbul kerina kejahaten. Nggo lit piga-piga kalak si merangap nandangi duit lanai tetap i bas kiniteken janah gulut ukurna ibahan erbage-bage kecedan ate. Tapi kam, o suruh-suruhen Dibata, tadingkenlah si enda ndai kerina. Usahakenlah ndalanken si ngena ate Dibata, tutus ersembah man BaNa, tetap ernalem ku Ia, cidahken keleng atendu, megenggeng dingen lemah lembut! Erlumbalah asa gegehndu i bas perlumban kiniteken, guna ndatken kegeluhen si tuhu-tuhu man gunandu. Sabap guna kegeluhen si e me maka ipilih Dibata kam asum iakukenndu kinitekenndu i lebe-lebe nterem saksi. I lebe-lebe Dibata, si mereken kegeluhen man si nasa lit bage pe i lebe-lebe Kristus Jesus, si erbahan pengakun si tuhu-tuhu i lebe-lebe Pontius Pilatus, kukataken man bandu gelah ikutkenlah pedah-pedah e dingen jagalah gelah tetap bersih dingen la ceda, seh ku warina Tuhanta Jesus Kristus

MEMBELI EMOSI ; DORONGAN UNTUK MELAKUKAN PRESENTASI


Apakah mungkin suatu saat pertandingan sepak bola tidak ada penontonnya di Lapangan karena semua menonton di layar kaca? Apakah mungkin suatu saat pertunjukan musik tidak ada lagi yang mau menonton langsung (live) karena semua penggemarnya hanya menonton di TV atau Ipod mereka? Nampaknya tidak mungkin. Sebab ada sesuatu yang hanya bisa di dapat dan di rasa saat kita hadir di tengah lapangan sepakbola atau di gedung pertunjukan. Dan hal itu yang lebih kita inginkan dan harapkan, itulah emosi.

Ada emosi yang sangat mempesona dan menggelora saat tim kesayangan kita bisa mencetak gol, atau ada rasa kesal yang sangat ekspresif saat pemain kesayangan kita gagal memberi umpan atau menjebloskan bola ke gawang lawang. Emosi yang hanya bisa kita dapat saat kita hadir di tengah stadion. Juga ada perasaan nostalgia yang sangat khas dan romantis saat kita secara langsung hadir menikmati pertunjukan musik. Perasaan yang hanya bisa timbul karena kita secara langsung menikmati pertunjukan tersebut. Beda sekali jika dibandingkan ketika kita hanya mendengar musik dari player-nya.

Demikian juga ketika suatu saat Anda diberi kesempatan presentasi. Tentu dampaknya beda jika Anda langsung mempresentasikan gagasan atau hasil penelitian Anda dibanding dengan sekedar memberi laporan tertulis. Kesan audience Anda pasti lebih mendalam jika presentasi Anda langsung di dengar. Selanjutnya akan meningkatkan self image atau self esteem Anda. Oleh sebab itu “jangan pernah menolak presentasi”. Bahkan kita harus proaktif menciptakan waktu atau mencari peluang agar kita diberi kesempatan presentasi.

Saya pernah melihat beberapa waktu yang lalu, ketika mengikuti suatu konperensi dalam bidang sumber daya manusia di Malaysia pada tahun 2006. Seorang pembicara datang dari Belanda, dan dia sendiri mengatakan aku harus terbang selama 14 jam hanya untuk memberi presentasi selama 50 menit. Dan aku akan kembali dengan waktu tempuh selama 14 jam juga. Jadi berapa besar pun waktu yang harus kita tempuh dan pengorbanan yang harus kita lakukan, tetaplah berikan presentasi Anda.

Akan tetapi, masih banyak yang takut atau tidak siap jika diminta melakukan presentasi. Ketakutan yang lumrah, ketakutan yang manusiawi, ketakutan yang bisa melanda semua orang. Bahkan pernah kita dengar bahwa ketakutan atau perasaan stress menjelang presentasi sama besarnya saat kita di ketinggian atau melihat binatang buas. Bahkan ada analogi yang lebih hebat lagi dimana ketakutan melakukan presentasi atau public speaking disamakan dengan ketakutan menghadapi kematian. Ada beberapa orang yang pernah berkata, aku lebih baik membayar sekian puluh juta daripada disuruh berbicara di depan orang banyak. Apakah rasa takut ini bisa diatasi, sehingga kita trampil berpresentasi dan siap kapanpun diminta?
Suatu presentasi yang baik bisa dilakukan asal kita tahu strukturnya. Struktur sederhana dari suatu presentasi adalah :
1. Pembukaan atau Pendahuluan
2. Penyampaian Gagasan atau Batang Tubuh
3. Kesimpulan dan Penutup.

Mari kita lihat satu persatu. Pembukaan bisa kita lakukan dengan sangat sederhana, dimulai dengan mengucapkan salam. Apakah Selamat pagi, selamat siang, ataupun dengan ungkapan kegamaan. Diikuti dengan meperkenalkan diri Anda, sebutkan nama lengkap Anda, pekerjaan ataupun pengalaman kerja. Jika Anda sudah mempunyai keahlian tentu akan menambah kredibilitas Anda. Selanjutnya sampaikan rasa hormat dan terima kasih Anda kepada hadirin, serta berikan satu dua apresiasi kepada peserta, kepada panitia, ataupun tentang suasana tempat ataupun lingkungan secara umum. Sampaikan dengan tulus, lalu lanjutkan dengan mengatakan apa topik presentasi Anda dan apa manfaatnya bagi audience. Pembukaan ini dapat Anda lakukan hanya dalam waktu 2-5 menit. Saya kira satu menit pun bisa kita lakukan namun jangan lupa tahapannya tadi. Jika pembukaan ini dilakukan dengan baik, maka Anda bisa melihat wajah-wajah audience Anda makin segar dan positif yang selanjutnya menambah semangat dan keyakinan Anda dalam meberikan presentasi.

Bagian kedua adalah batang tubuh presentasi, disini sampaikan gagasan Anda dengan jelas dengan bahasa yang bisa ditangkap dan dimengerti oleh audience. Buat secara sistematis, terutama jika Anda mempunyai beberapa gagasan, sebutkan "saya mempunyai 4 gagasan ataupun 3 gagasan" yang tentu saja berkaitan dengan topik presentasi anda. Jelaskan dengan rinci serta perkuat gagasan Anda dengan bukti-bukti pendukung. Apakah berupa data/informasi, berupa kejadian, atau pendapat para pakar atau ahli. Bisa juga Anda berikan analogi-analogi untuk menyederhanakan gagasan Anda. Sebuah analogi yang pernah saya dengar adalah bagaimana Albert Einstein menjelaskan pengertian teori relativitasnya, ketika dia dalam suatu kesempatan di tanya oleh wartawan. Einstein memberi analogi “ satu menit akan terasa satu jam jika kita berdiri didekat tungku api yang sangat panas, namun satu jam terasa satu menit jika kita berada disisi wanita cantik yang sangat kita puja”.

Jika, penyampaian gagasan Anda sudah selesai maka tibalah ke bagian penutup. Penutupan presentasi biasa dilakukan dengan menekankan poin-poin penting sekaligus menghimbau audience untuk melakukan sesuatu. Bisa juga dengan mengucapkan sebuah kutipan ataupun cerita pendek, ataupun dengan menyampaikan sebuah cerita lucu dengan sopan yang membuat audience tertawa. Diakhiri dengan ucapan terima kasih.
Jadi, walaupun banyak orang mengatakan presentasi itu sulit dan menakutkan tapi jangan pernah menolak jika Anda diminta presentasi yang berkaitan dengan sesuatu yang Anda tahu, apalagi yang berkaitan dengan pekerjaan Anda. Semakin sering Anda presentasi semakin trampil dan semakin berani lah Anda . Semakin sering Anda presentasi semakin mudah Anda masuk ke dalam emosi audience Anda. Selanjutnya prestasi Anda. Benarlah motto, stand up, speak up and be counted.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Februari 2024