Catatan Tambahan PJJ 09–15 November 2025
Lahir Dalam Roh (Tubuh Secara Pertendin)
Yohanes 3 : 1–21
Pendahuluan / Pengantar
Perikop ini memperlihatkan salah satu percakapan paling mendalam antara Yesus dan manusia—yakni dialog antara Yesus dan Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi yang terdidik dan berpengaruh. Dalam konteks sosial Yahudi abad pertama, kedudukan Nikodemus menjadikannya seorang tokoh yang dihormati dan ahli Taurat. Namun di balik segala pengetahuan dan statusnya, ia datang kepada Yesus pada waktu malam—suatu lambang pencarian dalam gelap, kerinduan akan terang yang sejati.
Percakapan ini tidak hanya membicarakan tentang pengetahuan teologis, tetapi tentang transformasi eksistensial: kelahiran kembali (born again). Yesus menegaskan bahwa keselamatan dan pengenalan akan Kerajaan Allah bukanlah hasil warisan agama, pengetahuan manusia, atau ketaatan legalistik, tetapi hasil karya Roh Kudus yang melahirkan kembali hati manusia menuju kehidupan baru.
Kelahiran kembali ini adalah pintu menuju eksistensi baru di dalam Roh—suatu pembaruan total yang mengubah arah, makna, dan tujuan hidup manusia. Nikodemus datang dengan akal, tetapi Yesus mengajaknya naik ke ranah spiritual yang tak dapat dicapai oleh logika belaka.
Fakta
1. Nikodemus adalah seorang Farisi dan anggota Sanhedrin, yang artinya dia menguasai hukum dan teologi Yahudi.
2. Ia datang “pada waktu malam” (Yoh. 3:2), menunjukkan kerahasiaan dan sekaligus simbol kegelapan rohani yang sedang ia alami.
3. Ia mengakui kuasa Yesus berasal dari Allah, tetapi belum memahami identitas ilahi-Nya secara penuh.
4. Yesus memperkenalkan konsep “dilahirkan dari air dan Roh”, yang menunjuk pada pembaruan batiniah melalui karya Roh Kudus (bdk. Tit. 3:5; Yehez. 36:25–27).
Arti dan Makna Teologis
Sifat ingin tahu dalam diri Nikodemus disertai sikap rendah hatinya lah yang membawa dirinya datang dan bertanya kepada Yesus. Tapi dia tidak hanya bertanya, dia juga menyampaikan apa yang dia tahu tentang Yesus, “pasti Allah Yang Maha Besar menyertai Yesus, sehingga bisa melakukan hal-hal yang sangat besar dan di luar nalar.”
Lalu dalam percakapan mereka, Yesus berkata kamu harus dilahirkan kembali. Nikodemus memahaminya lahir secara fisik/tubuh duniawi sehingga dia meragukan logikanya sendiri. Namun Yesus mengatakan lahir secara rohani atau lahir di dalam Roh.
Lalu menjelaskan sebuah teologi yang sangat dalam ketika Dia berkata: “Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.”
Elaborasi Teologis (Pendalaman Makna)
Kelahiran dari air dan Roh merupakan simbol metanoia—pertobatan yang sejati—di mana manusia tidak lagi hidup menurut daging, melainkan dipimpin oleh Roh Kudus (Rom. 8:9–11). Dalam pandangan teolog Reformed seperti John Calvin, kelahiran kembali (regeneratio) adalah karya eksklusif Roh Kudus yang menghidupkan manusia mati secara rohani, agar mampu menanggapi kasih karunia Allah dengan iman yang sejati¹.
Nikodemus mewakili manusia religius yang saleh namun belum mengalami pembaruan batin. Ia tahu banyak tentang Allah, tetapi belum dikenal oleh Allah secara personal melalui karya Roh Kudus. Maka Yesus menuntunnya keluar dari sistem legalistik menuju relasi kasih yang lahir dari iman dan Roh.
Teolog kontemporer seperti N.T. Wright menjelaskan bahwa iman yang sejati bukan sekadar percaya bahwa, melainkan percaya kepada—suatu penyerahan total diri kepada Kristus sebagai pusat kehidupan². Inilah inti kelahiran kembali: bukan sekadar perubahan moral, tetapi transformasi ontologis—manusia lama mati, manusia baru hidup (2 Kor. 5:17).
Implementasi dalam Kehidupan Orang Percaya
5. Menerima Kelahiran Baru sebagai Anugerah – Kelahiran baru bukan hasil usaha manusia. Ia adalah karya Roh Kudus yang harus diterima dengan kerendahan hati dan penyerahan diri sepenuhnya kepada Kristus. (Titus 3:5)
6. Hidup dalam Dinamika Roh – Seorang yang lahir dari Roh harus berjalan dalam Roh (Gal. 5:25). Ini berarti hidup yang dipimpin oleh nilai-nilai kerajaan Allah—kasih, kebenaran, pengampunan, dan pelayanan.
7. Menjadi Terang di Tengah Dunia – Yesus berkata, “Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan.” Hidup yang lahir dalam Roh berarti menjadi pembawa terang, bahkan ketika dunia memilih gelap.
8. Transformasi Identitas dan Misi – Nikodemus akhirnya muncul kembali di Yohanes 19:39–40, membantu menguburkan tubuh Yesus. Ia yang dahulu datang malam hari kini berani tampil di terang hari. Inilah buah dari kelahiran dalam Roh—iman yang mengalahkan ketakutan.
Kesimpulan
Kelahiran dalam Roh adalah pengalaman teologis dan eksistensial yang mendefinisikan ulang seluruh keberadaan manusia. Ia mengubah cara berpikir, bertindak, dan berelasi dengan Allah dan sesama. Dari Nikodemus kita belajar bahwa pengetahuan tanpa Roh hanyalah kegelapan intelektual, tetapi iman dalam Roh membawa manusia pada kehidupan kekal.
Yesus tidak hanya menawarkan pengetahuan baru, tetapi kehidupan baru—sebuah eksistensi yang dibentuk oleh kasih karunia dan kuasa Roh Kudus.
Power Statement
“Lahir dalam Roh berarti hidup dalam realitas kasih Allah yang membaharui segalanya — bukan sekadar berpikir tentang Allah, tetapi hidup di dalam-Nya.”
Catatan Kaki
1. Calvin, John (1536). Institutes of the Christian Religion, Book III, Chapter 3.
2. Wright, N.T. (2012). How God Became King: The Forgotten Story of the Gospels. New York: HarperOne.
3. Barth, Karl (1956). Church Dogmatics IV/1: The Doctrine of Reconciliation. Edinburgh: T&T Clark.
4. Moltmann, Jürgen (1993). The Spirit of Life: A Universal Affirmation. Minneapolis: Fortress Press.
5. Carson, D.A. (1991). The Gospel According to John. Grand Rapids: Eerdmans.
Daftar Pustaka (Harvard Style)
• Barth, K. (1956) Church Dogmatics IV/1: The Doctrine of Reconciliation. Edinburgh: T&T Clark.
• Calvin, J. (1536) Institutes of the Christian Religion. Trans. F.L. Battles. Philadelphia: Westminster Press.
• Carson, D.A. (1991) The Gospel According to John. Grand Rapids: Eerdmans.
• Moltmann, J. (1993) The Spirit of Life: A Universal Affirmation. Minneapolis: Fortress Press.
• Wright, N.T. (2012) How God Became King: The Forgotten Story of the Gospels. New York: HarperOne.

Komentar