Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 14 – 20 September 2025

Gambar
  Thema Perhatikan dan Patuhi Undang-Undang Tuhan (Perdiateken Ras Patuhi Undang-Undang Tuhan) Nas : Yosua 1:7–9 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke mana pun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung. Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati, sebab TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, ke mana pun engkau pergi. Pengantar Kitab Yosua menggambarkan transisi besar bangsa Israel dari masa pengembaraan di padang gurun menuju tanah perjanjian. Perintah Allah kepada Yosua bukan sekadar strategi militer, tetapi fon...

Catatan PJJ 27 Juli – 2 Agustus 2025

 Thema: Mampu Menguasai Diri (Ngasup Ngkuasai Diri)

Bahan: Amsal 25:25–28

Pengantar

Kemampuan menguasai diri adalah salah satu puncak kedewasaan spiritual dan karakter manusia. Di tengah dunia yang penuh desakan informasi, tekanan emosional, dan pencobaan moral, hanya mereka yang mampu menahan diri dan bertindak bijaklah yang akan tetap berdiri teguh. Amsal memberikan gambaran tajam dan simbolik mengenai pentingnya pengendalian diri sebagai pertahanan hidup yang kokoh dan sumber kehidupan yang murni. Ini adalah panggilan untuk menjadi pribadi yang tidak hanya berbicara benar, tetapi juga mampu mengelola emosi, keinginan, dan perilaku secara bijaksana demi memuliakan Allah.



Fakta

  1. Amsal 25:25 menggambarkan bahwa kabar baik dari negeri yang jauh menyegarkan jiwa seperti air sejuk bagi orang yang dahaga.
  2. Amsal 25:26 menyatakan bahwa orang benar yang tunduk atau takut kepada orang fasik adalah seperti mata air yang keruh dan sumber yang kotor.
  3. Amsal 25:27 mengingatkan bahwa tidak baik makan terlalu banyak madu—sebuah metafora untuk sikap berlebihan, termasuk dalam menerima atau mencari pujian.
  4. Amsal 25:28 menegaskan bahwa orang yang tidak bisa menguasai diri seperti kota tanpa tembok—rapuh, terbuka bagi serangan, dan tidak punya perlindungan.

Arti dan Makna Teologis

  1. Kualitas informasi dan sikap hidup seseorang sering kali bergantung pada sumber jiwanya. Bila jiwa tenang dan terhubung dengan hikmat ilahi, maka informasi atau respons yang lahir darinya menjadi seperti air sejuk yang menyegarkan orang lain. Namun bila orang benar membiarkan dirinya dikendalikan ketakutan terhadap orang fasik, maka pancaran hidupnya menjadi keruh dan kehilangan kemurniannya.

  2. Madu, yang melambangkan hal yang manis dan menyenangkan, harus dikonsumsi secara bijak. Bahkan dalam hal yang baik, manusia tetap perlu menahan diri dan tidak menjadi rakus atau haus pujian. Disinilah letak pentingnya disiplin rohani—dengan hidup dalam kedekatan kepada Kristus, manusia memperoleh kekuatan untuk mengendalikan keinginan diri yang berlebihan.

  3. Pengendalian diri adalah tembok pertahanan jiwa. Dalam konsep Ibrani, tembok kota adalah simbol kekuatan dan perlindungan. Bila pengendalian diri hilang, seseorang menjadi seperti kota yang temboknya runtuh—mudah diserang oleh godaan, amarah, hawa nafsu, dan tekanan dunia. Kehidupan yang tidak dikendalikan tidak bisa menjadi wadah bagi kemuliaan Tuhan.

Implementasi

  1. Dalam kehidupan pribadi, jemaat diajak untuk melatih disiplin rohani—baik dalam ucapan, konsumsi informasi, maupun dalam reaksi terhadap situasi yang memancing emosi. Misalnya, membatasi media sosial, melatih jeda sebelum merespons konflik, dan memperkuat hidup doa.

  2. Dalam kehidupan sosial dan pelayanan, kita perlu belajar tidak membiarkan tekanan sosial atau tekanan kelompok membuat kita kehilangan prinsip iman. Kesaksian hidup harus tetap murni walaupun berada di tengah dunia yang korup.

  3. Dalam keluarga dan komunitas, pengendalian diri dapat menjadi teladan bagi anak-anak, rekan kerja, maupun sesama pelayan. Mengendalikan amarah, menjaga ucapan, dan menahan dorongan ego akan memperkuat relasi dan mencerminkan kasih Kristus yang hidup.

Power Statement

"Pengendalian diri bukanlah kelemahan, tetapi kekuatan tersembunyi dari jiwa yang tunduk kepada Tuhan."


"Tanpa tembok pengendalian diri, hidup kita terbuka terhadap kerusakan. Tetapi bersama Kristus, kita memiliki benteng yang tak tergoyahkan." 


"Mari jadi sumber air sejuk, bukan air keruh—hidup yang menguatkan sesama dan memuliakan Tuhan."


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025