Featured Post

Catatan Khotbah Minggu 12 Mei 2024

Gambar
 Minggu Eksaudi : Begiken Min O Jahwe Warna Mbentar Invocatio          :  “(Pilipi 3 : 16)” Ogen                     :  Perbahanen Rasul Rasul 1 : 1 - 5  (Tunggal )     Khotbah            :  Masmur 31 : 1 – 5      (Responsoria )     Thema                 :  Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan              Khotbah : Masmur 31 : 1 – 5     Masmur Daud. Ku Kam aku cicio o TUHAN ula pelepas aku kemalun. Kam kap Dibata si bujur, mindo aku, maka IkeliniNdu aku. Begiken min pertotonku pedas min Kam reh mulahi aku. Jadi min Kam deleng batu inganku cicio, kubungku si nteguh inganku terkawal. Kam kap ingan cebuni dingen bentengku, tegu-tegu dingen babai aku erkiteken GelarNdu. Tegu-tegu aku maka ula aku kena siding itogeng kalak man bangku. Ampang-ampangi aku maka ula aku kena cilaka. Pembukaan   Syalomm mejuah juah senina ras turang, Kidekah nggeluh manusia ibas doni enda, lit lalap perbeben.  Lit nge lalap kiniseran, kiniseraan si mengancam keselamatan ta.  Tapi lit ka nge jalan keluar,

Ziarah Natal Bersama Pdt Erlikasna Br Purba MTh

 Pendeta Erlikasna Br Purba MTh, menyampaikan sebuah khotbah yang sangat bernas pada puncak perayaan Natal GBKP Rgn Graha Harapan, tanggal 24 Desember 2021 sore hingga malam hari.  Khotbah yang intinya menguraikan Thema Natal tahun ini, “Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakkan Persaudaraan” yang diambil dari 1 Petrus 1 : 22.

Pada saat menguraikan kata menggerakkan, Pdt Br Purba yang menjadi pendeta full time di Rgn Graha Harapan sekaligus Sekretaris Klasis Bekasi Denpasar ini mengutip dari buku yang ditulis Rick Warren, Purpose Driven Life yang sangat terkenal itu.  Pendeta yang bersuamikan naras marga Ginting Munte ini  menyederhanakan sambil mengutip lima hal yang menggerakan seseorang dalam melakukan prilaku yaitu : (1) rasa bersalah atau penyesalan, (2) kebencian  dan kemarahan (3) rasa takut, (4) materialistis dan (5) mendapatkan pengakuan.

Banyak sekali orang di jaman sekarang ini melakukan sesuatu atau bergerak karena ada rasa penyesalan. Penyesalan muncul karena rasa bersalah.  Jadi mereka melakukan dengan motif paling dasar ingin mencari kompensasi atas penyesalan yang tersimpan dalam hati mereka. Fokus mereka selalu kebelakang, ke masa lalu dimana kesalahan itu muncul. 


Yang kedua  menurut pendeta yang lulus MTh dari Taiwan ini adalah kebencian dan kemarahan.  Mereka digerakkan oleh kebencian yang timbul dimasa lalu.  Kebencian selalu memberikan sakit hati dan luka yang lebih besar kepada orang yang mempunyai kebencian itu.  Orang  seperti ini memang bergerak namun hanya bergerak ditempat.

Berikutnya digerakkan oleh rasa takut.  Mereka selalu bermain aman.  Mereka takut melakukan sesuatu yang baru.  Akhirnya rasa takut ini menjadi penjara bagi diri mereka sendiri.  Orang tua sering tanpa sadar mentransmisikan rasa takut kepada anak anaknya. Padahal dalam kasih tidak ada rasa takut.

Yang keempat digerakkan oleh materialisme.  Tujuannya bergerak adalah supaya dia memiliki lebih banyak.  Apapun yang dilakukannya adalah untuk meraup lebih banyak.  Mereka ingin mendapatkan rasa aman jika mereka memiliki lebih banyak, akibatnya mereka tidak akan pernah merasa aman.  Sebab rasa aman tidak timbul dari materi, melainkan oleh kedekatan dengan Tuhan.

Yang kelima orang digerakkan oleh kebutuhan akan pengakuan.  Membiarkan keinginan orang lain untuk menggerakkan dirinya sendiri.  Ada orang yang digerakkan dan dikendalikan oleh keinginan orang tua, teman, pasangan, atasan dll. Sibuk memoles diri supaya indah dan cantik dipandang manusia, lupa dia bahwa dia seharusnya indah dan cantik dimata TUHAN. 

Lalu bagian keenam ini sumbernya adalah pemikiran dari pendeta br Purba sendiri bukan dari buku Purpose Driven Life bahwa manusia yang benar digerakkan oleh Cinta Kasih Kristus.   Seharusnya saya yang menggerakkan kita  datang dan merayakan Natal ini misalnya, adalah karena Cinta Kasih Kristus, tegas pendeta yang lulus dari STT Intim di Sulawesi yang dimata teman teman semasa kuliah sangat rajin membaca.   Cinta Kasih Kristus lah yang seharusnya menggerakkan  kita dalam menciptakan persaudaraan .

Lima hal yang menggerakkan manusia yang digagas oleh Rick Warren ini, menjadi latar belakang yang sangat pas untuk merenungkan Thema Natal tahun 2021. Dan  kelima hal ini nampaknya masih  sulit untuk ditinggalkan dan memilih penggerak utama dalam hidup dan melayani serta menciptakan persaudaraan adalah CINTA KASIH KRISTUS.



Pertanyaan yang paling dasar dan paling penting muncul ke permukaan semua orang yang mau  merenungkannya lebih dalam “Bagaimana menghilangkan kelima hal yang menggerakkan itu dan bagaimana supaya hanya Cinta Kasih Kristus yang menjadi motivasi atau daya gerak utama semua umat Kristen? Ataupun pertanyaan yang lebih sempit bagaimana atau apakah yang seharusnya menggerakan para serayan Tuhan, pertua diaken dan pendeta. 

Harus kita akui bahwa masih ada juga kita serayan Tuhan ini yang digerakkan oleh rasa bersalah, sakit hati, rasa takut, materialistis dan rasa takut terhadap penilaian rendah dari orang lain sehingga ingin mendapatkan pengakuan. 

Saya pun tetap merenungkan khotbah pendeta muda ini, yang menurut saya salah satu khotbah natal yang paling bernas dan paling teologis yang saya pernah dengar dari pendeta perempuan di GBKP.   Sampai saya menemukan sebuah aha…. dan mendapat sebuah contoh bagaimana meninggalkan 5 hal (negatif) yang menggerakkan tadi dan benar benar fokus kepada Cinta Kasih Kristus dalam kisah Orang Majus dari Timur.

Apakah yang menggerakkan Orang Majus dari Timur berjalan ribuan mil dai tempatnya hanya dengan  pentunjuk sebuah bintang ?

Apakah mereka mendatangi Yesus yang lahir itu digerakkan oleh karena rasa bersalah dan penyesalan mereka ?  Nampaknya tidak sama sekali.

Apakah ada rasa sakit hati dan kebencian yang mendorong mereka sampai akhirnya menemukan bayi Yesus yang lahir itu ? Tidak sama sekali, justru yang sangat sakit hati mendengar ada raja yang baru lahir bukan mereka, tapi Herodes.

 Apakah Orang Majus bergerak karena rasa takut mereka? Justru sebaliknya mereka  membuktikan rasa takut itu gampang diatasi, asal ada niat tulus bertemu dengan bayi Yesus yang lahir.  Kesasar dan terpaksa bertanya kepada Herodes, namun akhirnya Malaikat sendiri yang menuntun mereka.

Apakah materialisme yang menggerakkan  mereka?  Apa lagi ini justru mereka datang bukan untuk mencari melainkan untuk memberikan dan mempersembahkan materi mahal yang mereka bawa Emas, Mur dan Kemenyan, simbol benda benda paling mahal pada saat itu. Semua mereka persembahkan untuk Yesus yang hidup.

Apakah mereka dipacu dan digerakkan oleh keinginan mendapatkan pengakuan? Nama mereka pun tidak jelas, bagaimana memberi pengakuan kepada orang yang tidak jelas namanya.  Dan begitu mereka selesai bertemu Yesus yang lahir, putus lah cerita tentang mereka.  Malaikat menuntun mereka untuk segera pulang, tanpa singgah lagi ke istana Herodes.

Clear dan jelas sekali bagaimana  journey Orang Majus dari Timur memberi contoh bahwa dengan mengikuti rasa cinta dan rindu kepada Kristus dapat menghilangkan 5 penyakit dan penggerak manusia duniawi saat ini. Journey atau Ziarah seperti yang dilakukan Orang Majus dari Timur adalah contoh kongkrit bagaimana mempraktekkan penggerak Cinta Kasih kepada Kristus.  Oleh sebab itu berziarah lah.  Bawa materindu dan pesembahkan kepada Yesus yang lahir di semua tempat pelosok di dunia ini. Selamat natal, selamat berziarah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023