Featured Post
Ziarah Natal Bersama Pdt Erlikasna Br Purba MTh
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pendeta Erlikasna Br Purba MTh, menyampaikan sebuah khotbah yang sangat bernas pada puncak perayaan Natal GBKP Rgn Graha Harapan, tanggal 24 Desember 2021 sore hingga malam hari. Khotbah yang intinya menguraikan Thema Natal tahun ini, “Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakkan Persaudaraan” yang diambil dari 1 Petrus 1 : 22.
Pada saat menguraikan kata menggerakkan, Pdt Br Purba yang
menjadi pendeta full time di Rgn Graha Harapan sekaligus Sekretaris Klasis Bekasi
Denpasar ini mengutip dari buku yang ditulis Rick Warren, Purpose Driven Life
yang sangat terkenal itu. Pendeta yang bersuamikan naras marga Ginting Munte ini menyederhanakan sambil mengutip lima hal yang menggerakan seseorang dalam
melakukan prilaku yaitu : (1) rasa bersalah atau penyesalan, (2) kebencian dan kemarahan (3) rasa takut, (4) materialistis
dan (5) mendapatkan pengakuan.
Banyak sekali orang di jaman sekarang ini melakukan sesuatu
atau bergerak karena ada rasa penyesalan. Penyesalan muncul karena rasa
bersalah. Jadi mereka melakukan dengan
motif paling dasar ingin mencari kompensasi atas penyesalan yang tersimpan
dalam hati mereka. Fokus mereka selalu kebelakang, ke masa lalu dimana
kesalahan itu muncul.
Yang kedua menurut pendeta yang lulus MTh dari Taiwan ini adalah kebencian dan kemarahan. Mereka digerakkan oleh kebencian yang timbul dimasa lalu. Kebencian selalu memberikan sakit hati dan luka yang lebih besar kepada orang yang mempunyai kebencian itu. Orang seperti ini memang bergerak namun hanya bergerak ditempat.
Berikutnya digerakkan oleh rasa takut. Mereka selalu bermain aman. Mereka takut melakukan sesuatu yang baru. Akhirnya rasa takut ini menjadi penjara bagi diri mereka sendiri. Orang tua sering tanpa sadar mentransmisikan rasa takut kepada anak anaknya. Padahal dalam kasih tidak ada rasa takut.
Yang keempat digerakkan oleh materialisme. Tujuannya bergerak adalah supaya dia
memiliki lebih banyak. Apapun yang
dilakukannya adalah untuk meraup lebih banyak. Mereka ingin mendapatkan rasa aman jika
mereka memiliki lebih banyak, akibatnya mereka tidak akan pernah merasa
aman. Sebab rasa aman tidak timbul dari materi,
melainkan oleh kedekatan dengan Tuhan.
Yang kelima orang digerakkan oleh kebutuhan akan
pengakuan. Membiarkan keinginan orang
lain untuk menggerakkan dirinya sendiri.
Ada orang yang digerakkan dan dikendalikan oleh keinginan orang tua, teman, pasangan, atasan dll. Sibuk
memoles diri supaya indah dan cantik dipandang manusia, lupa dia bahwa dia
seharusnya indah dan cantik dimata TUHAN.
Lalu bagian keenam ini sumbernya adalah pemikiran dari
pendeta br Purba sendiri bukan dari buku Purpose Driven Life bahwa manusia yang
benar digerakkan oleh Cinta Kasih Kristus.
Seharusnya saya yang menggerakkan kita datang
dan merayakan Natal ini misalnya, adalah karena Cinta Kasih Kristus, tegas pendeta yang
lulus dari STT Intim di Sulawesi yang dimata teman teman semasa kuliah sangat
rajin membaca. Cinta Kasih Kristus lah
yang seharusnya menggerakkan kita dalam
menciptakan persaudaraan .
Lima hal yang menggerakkan manusia yang digagas oleh Rick
Warren ini, menjadi latar belakang yang sangat pas untuk merenungkan Thema
Natal tahun 2021. Dan kelima hal ini nampaknya masih sulit untuk ditinggalkan dan memilih penggerak
utama dalam hidup dan melayani serta menciptakan persaudaraan adalah CINTA
KASIH KRISTUS.
Pertanyaan yang paling dasar dan paling penting muncul ke permukaan semua orang yang mau merenungkannya lebih dalam “Bagaimana menghilangkan kelima hal yang menggerakkan itu dan bagaimana supaya hanya Cinta Kasih Kristus yang menjadi motivasi atau daya gerak utama semua umat Kristen? Ataupun pertanyaan yang lebih sempit bagaimana atau apakah yang seharusnya menggerakan para serayan Tuhan, pertua diaken dan pendeta.
Harus kita akui bahwa masih ada juga kita
serayan Tuhan ini yang digerakkan oleh rasa bersalah, sakit hati, rasa takut,
materialistis dan rasa takut terhadap penilaian rendah dari orang lain sehingga ingin
mendapatkan pengakuan.
Saya pun tetap merenungkan khotbah pendeta muda ini, yang
menurut saya salah satu khotbah natal yang paling bernas dan paling teologis
yang saya pernah dengar dari pendeta perempuan di GBKP. Sampai saya menemukan sebuah aha…. dan mendapat
sebuah contoh bagaimana meninggalkan 5 hal (negatif) yang menggerakkan tadi
dan benar benar fokus kepada Cinta Kasih Kristus dalam kisah Orang Majus dari
Timur.
Apakah yang menggerakkan Orang Majus dari Timur berjalan ribuan
mil dai tempatnya hanya dengan pentunjuk sebuah bintang ?
Apakah mereka mendatangi Yesus yang lahir itu digerakkan
oleh karena rasa bersalah dan penyesalan mereka ? Nampaknya tidak sama sekali.
Apakah ada rasa sakit hati dan kebencian yang mendorong mereka sampai akhirnya menemukan bayi Yesus yang lahir itu ? Tidak sama sekali, justru yang sangat sakit hati mendengar ada raja yang baru lahir bukan mereka, tapi Herodes.
Apakah Orang Majus bergerak karena rasa takut mereka? Justru sebaliknya mereka membuktikan rasa takut itu gampang diatasi, asal ada niat tulus bertemu dengan bayi Yesus yang lahir. Kesasar dan terpaksa bertanya kepada Herodes, namun akhirnya Malaikat sendiri yang menuntun mereka.
Apakah mereka dipacu dan digerakkan oleh keinginan
mendapatkan pengakuan? Nama mereka pun tidak jelas, bagaimana memberi pengakuan
kepada orang yang tidak jelas namanya.
Dan begitu mereka selesai bertemu Yesus yang lahir, putus lah cerita
tentang mereka. Malaikat menuntun mereka
untuk segera pulang, tanpa singgah lagi ke istana Herodes.
Clear dan jelas sekali bagaimana journey Orang Majus dari Timur memberi contoh bahwa
dengan mengikuti rasa cinta dan rindu kepada Kristus dapat menghilangkan 5
penyakit dan penggerak manusia duniawi saat ini. Journey atau Ziarah seperti
yang dilakukan Orang Majus dari Timur adalah contoh kongkrit bagaimana
mempraktekkan penggerak Cinta Kasih kepada Kristus. Oleh sebab itu berziarah lah. Bawa materindu dan pesembahkan kepada Yesus
yang lahir di semua tempat pelosok di dunia ini. Selamat natal, selamat berziarah.
Komentar