Sebenarnya sulit dibandingkan. Namun sebagai Analogi KAPASITAS kerja
Ahok itu ibarat Christiano Ronaldo ( CR7). CR7 terkenal sebagai pemain
yang dedikasinya kepada Bola melebihi siapapun. Apapun dia berikan dan
persembahkan untuk bola. Ingat Piala Eropah tahun 2016 kemarin, sudah
sakit pun dia tetap bermain dan memimpin teman temannya dari pinggir
lapangan. Hasilnya Portugal Juara Eropah.
Ahok, pun demikian apapun dia berikan untuk kerja. Ketika dia masih aktif, dan harus m
engikuti persidangan atas tuduhan yang diberikan kepadanya, setelah selesai persidangan apa yang dia lakukan? Kerja.
(Sumber Foto : Google)
Pak Djarot sang wakil gubernur mengatakan paling cepat Ahok pulang dari
kerja pada jam 9 malam atau bahkan sampai jam 10 malam. Luar Biasa.
Sekarang bayangkan kalau ada keputusan dan harus dijalani oleh Ronaldo
bahwa dia selama 2 tahun full, atau 2 musim full tidak bisa bermain
memperkuat Real Madrid, atau kesebelasan nasional Portugal. Siapa yang
rugi? Jelas yag rugi adalah Real Madrid, Kes Nasional Portugal, Industri
Televisi, dan penonton dari seluruh dunia akan rugi Bro.
(Sumber Foto : Google)
Lalu
siapa yang bisa menggantikan ROnaldo? Ada yang bisa menggantikan dirinya
? Messi pun belum sanggup menggantikan CR 7, apalagi Bale, Neymar,
Diego Costa, Ozil, Keane gak ada yang sanggup menggantikannya. Bahkan
1000 pemain sepak bola yang lain secara bersamaan tidak akan bisa
menggantikannya. YANG BODOH adalah orang yang menghukum dan melarang CR
7 untuk bermain.
Ketika Ahok dipenjara siapa yang rugi? Rakyat
JAKARTA, dan seluruh SKPD Propinsi DKI akan kehilangan sosok pemimpin
yang tegas, berani, punya integritas dan pro rakyat. Jadi terlepas dari
kasus hukum nya, maka pemenjaraan Ahok membuat rugi program program
Jakarta.
(Sumber Foto : Google)
Seandainya hukum Ahok dikonversi kepada hukum sosial,
atau hukum tidak berbicara, atau hukum kerja di daerah terpencil, maka
dalam waktu 2 tahun Ahok pasti bisa mengubah daerah itu menjadi sangat
maju. Misalnya, tempatkan Ahok sebagai Konsultan Pemerintah Propinsi
Kalimantan Utara, atau Papua atau dimana saja selama dua tahun bekerja
tidak dibayar sebagai kompensasi
hukumannya dua tahun di penjara. Lalu
setelah dua tahun ditagih hasilnya dengan memakain ukuran keberhasilan
dengan standar paling tinggi. Apa hasilnya kelak? Pasti sesuatu yang
luar biasa.
Jadi menurut saya adalah sebuah KESALAHAN dan
KEBODOHAN memberikan Ahok hukuman 2 tahun penjara, bukan hukuman yang dikompesasikan.
Komentar