Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Pesta Jubileum Sukses, Bupati Terkelin Menyelamatkan Muka Sekretaris Daerah


Pesta Perayaan  Jubileum 125 tahun Injil di Taneh Karo telah berlangsung secara spektakuler.  Bagaimana tidak, bahwa perayaan ini dihadiri sekitar 20.000 orang yang membuat stadion bola Samura terasa kecil seakan  tidak mampu menampung begitu banyak orang, warga jemaat gereja GBKP.  Mereka berdatangan dari segala tempat, bukan hanya dari sekitar Kota Kabanjahe dan Berastagi akan tetapi dari seluruh tempat dimana gereja GBKP berdiri dan Injil telah ditaburkan. Dari Penen sampai Pertumbuken, dari Berastepu sampai Tiga Lingga, dari Tiga Binanga sampai Bahorok, dari Simalingkar sampai  Mardinding, bahkan dari Pontianak sampai Kandis, Pekan Baru dan dari Binjai sampai Bogor. Dari semua pemukiman orang Karo berdatanganlah semua orang yang sudah dibarukan oleh Injil Tuhan Yesus untuk menghadiri dan merayakan pesta iman terbesar yang pernah digelar di Ibu Kota Kabupaten Karo, Kabanjahe.



Inilah pesta yang juga  dihadiri oleh pejabat tinggi dan pejabat menengah  negara secara bersama sama.  Gubernur Sumatra Utara, Gatot Pujo Nugroho merasa sangat penting untuk datang ke pesta Jubileum ini di tengah kesibukannya dalam menyambut kedatangan kunjungan kerja Presiden Jokowi ke Sumatra Utara. Hanya punya waktu sekitar 15 menit, namun beliau memaksakan diri untuk datang dan memberi sambutan serta menyapa seluruh jemaat yang sudah berjubel di tengah lapangan sepak bola yang menyawah diguyur hujan pagi hari dan malam hari sebelumnya.


Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly menjunjukkan rasa syukurnya sebagai salah satu  dari sedikit pejabat tinggi Negara yang beragama Kristen untuk mendatangi pesta Jubileum. Bukan hanya itu kedatangannya akan menjadi sejarah  yang  mempunyai banyak makna.  Memberi hormat dan kehamaten man kerina kalimbubuna Karo Karo Ketaren  mergana, sekaligus memberi penguatan saat menyalami semua pengurus moderamen yang baru dilantik.



Bupati  Kabupaten Karo Terkelin Brahmana pun bersedia untuk tetap di tempat sampai acara hampir selesai.  Menyadari dirinya yang sangat menyatu dengan PJJ di GBKP Rawamangun Jakarta, serta besarnya kontribusi GBKP dalam penanganan  pengungsi erupsi Gunung Sinabung membuat Bupati Terkelin dan istri menempatkan dirinya tidak hanya sebagai bupati namun dengan sangat humble atau rendah hati mengikuti acara demi acara sebagai warga GBKP biasa.


Pesta ini juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal United Evangelical Mission yang khusus datang dari Jerman yaitu Pdt Vidon Mwombeki, PhD dan juga  utusan dari gereja gereja sahabat dari Jerman,  GMIM dan Gereja Toraja.  Tidak ketinggalan pejabat pejabat orang Karo seperti  Irjen Pol Drs Sadar Sebayang SH, MH  yang baru dipromosikan menjadi Kepala Sekolah Pimpinan Polisi Republik Indonesia, Hakim Agung RI Diaken DR Yakub Ginting SH, Kepala Personalia Kepolisian Daerah Sumatra Utara Kolonel Tabana Bangun dan Pejabat Tinggi Kementerian Perhubungan RI Pertua Nelson Barus yang sempat  dipuji puji Gubernur Gatot Pujo NUgroho dalam pidato sambutannya.



Banyak juga mantan pejabat tinggi dan menengah  Orang Karo yang menghadiri acara ini.  Kehadiran mereka tentu selain sebagai warga jemaat GBKP  juga sebagai bukti kontribusi  tiada henti terhadap perkembangan GBKP ke depan.  Ada Letjen (Purn) Amir Sembiring, Mayjen (Purn) Radja Kami Sembiring, Prof DR Ir Sukaria Sinuligga, DR Budi Derita Sinuligga MMin,  Pt (Em) NJ Sembiring salah seorang entrepreneur Orang Karo yang sangat sukses, pengusaha Bus Nasional yang sangat berhasil Terkelin Surbakti.  Juga terlihat mantan bupati DD Sinulingga dan istri.


Sedangkan rohaniawan yang terlihat hadir adalah mantan ketua umum PGI Pdt DR Andreas Yewangoe, Pdt Petrus Sugito dari Salatiga yang menjadi pendamping dan penerjemah Sekjen UEM dan hampir semua pendeta senior GBKP serta lebih 200 orang pendeta GBKP yang berpakaian lengkap toga dan stola.  Lebih 1200 orang Moria se GBKP melakukan konfigurasi gerak dan lagu yang sangat apik, serta pujian lagu dari Serafica Jakarta yang banyak mendapat pujian.



Anak sekolah minggu dan anak remaja GBKP pun ikut memeriahkan acara dengan tarian massal yang sangat menarik, namun sedikit terhalang karena sempitnya lapangan yang terdesak oleh lautan jemaat yang hadir.  Pada acara hiburan pun hampir semua seniman Karo ikut menyumbangkan lagu lagu; Ramona Purba, Melita Br Sembiring, Nova Beru Pandia dll.


Pelantikan pengurus moderamen yang baru dilakukan saat kebaktian oleh pendeta senior Selamat Barus diatas panggung yang megah.  Inilah pelantikan pengurus moderamen yang paling unik karena dilakukan saat jubileum 125 tahun dan disaksikan 20.000 orang lebih jemaat.  Setelah selesai liturgi pelantikan satu persatu pengurus moderamen ini disalami dengan sangat hangat dan akrab oleh pejabat tinggi negara sekaligus anak beru Kalak Karo sienterem Menteri Hukum dan HAM Yassona Laoly, PhD.



Acara pesta perayaan Sidang Sinode ke 35 dan  Jubileum 125 tahun “gereja” GBKP berlangsung dengan sukses, dikomandoi oleh Ketua Umum Panitia Ir Setia Dharma Sebayang MM, Sekretaris Umum Pt Mulia Perangin-angin  dan Bendahara Umum Daniel Tarigan, SE.  Susunan panitia merupakan perpaduan antara jemaat GBKP dengan pelayan khusus (pendeta, pertua dan diaken), antara yang masih aktif bekerja dengan yang sudah pensiun dan antara yang berdomisili di Sumatra dan di Pulau Jawa.  Susunan panitia juga menunjukkan bahwa tidak ada jarak (jarak usia, jarak geografis, jarak pelayanan) untuk bekerja mensukseskan  sidang sinode GBKP dan Jubileum 125 tahun Injil di Taneh Karo.   Bahkan sekretaris umum panitia terpilih menjadi Bendahara Umum Moderamen GBKP periode 2015 – 2020.  Sebuah optimisme baru akan membaiknya tata kelola keuangan GBKP lima tahun kedepan.


Tak ada gading yang tak retak, tidak ada kesempurnaan tanpa kekurangan. Demikian juga dalam  pesta Jubileum 125 tahun sehna Berita Simeriah ku Taneh Karo yang dilangsungkan pada tanggal 18 April 2015 di Lapangan Bola Samura Kabanjahe, bersamaan dengan  keberhasilan acara ada  juga beberapa catatan yang dapat dijadikan refleksi untuk melakukan perbaikan kedepan. Menurut catatan kami ada 3 hal yang dapat dijadikan pembelajaran.



Yang pertama adalah liturgi dan rangkaian acara. Seksi acara dikomandoi oleh  3 orang pendeta terbaik GBKP yang mempunyai multi talenta; Pdt Irama Br Karo, Pdt Suenita Br Sinulingga dan Pdt Krismas I Barus yang telah terpilih menjadi Ketua Bidang Koinonia Moderamen GBKP.   Mereka dibantu oleh puluhan anggota panitia seksi acara yang lainnya.  

Acara demi   acara dalam kebaktian semuanya kolosal dan enak untuk dinikmati.  Namun kesannya antara satu  acara dengan acara yang lain seolah terpisah dan berdiri sendiri, tidak menampilkan satu rangkaian yang berpadu untuk menyampaikan satu pesan.   Rangkaian acara terkesan  berbeda dengan thema besar Jubileum ini, bahkan seolah olah tidak ada themanya.  Padahal  thema dengan sangat kontekstual sudah ditetapkan oleh Moderamen GBKP yaitu : “Aminna deleng mundu undu, tapi keleng ateKU la sirang ras kam”, diambil dari Jesaya 54 : 10.  Sedangkan sub thema adalah : Keleng ate Tuhan si tetap si pengasup kita encidahken kiniulin ibas kita ngataken kerina kecibal geluh” Nah rangkaian acara ataupun liturgi tidak menampakkan pesan thema untuk direnungkan lebih dalam.



Catatan yang kedua adalah tentang  hospitality dalam menerima dan melayani tamu, baik tamu tamu undanganVIP maupun semua jemaat yang datang.  Seluruh keramahan Suku Karo seolah hilang dan tidak terlihat pada saat acara berlangsung.  Pada bagian VIP beberapa tamu tamu penting GBKP mendapat perlakuan yang kurang baik, karena ketidak siapan panitia yang menyambut dan mengatur tempat duduk.  Bahkan ada beberapa tamu dari gereja sahabat yang diam diam pergi meninggalkan tempat acara karena mereka tidak ditempatkan pada tempat duduk yang nyama dan terhormat.


Pada bagian lapangan tempat duduk jemaat, dalam suasana terdesak akibat membludaknya orang yang datang  beberapa orangtua merasa tidak enak karena dipaksa pindah pada saat menikmati makan siangnya.  Demikian juga pada panggung utama, terlihat ekpressi Pdt Yewangoe menampilkan perasaan kurang nyaman karena banyak sekali orang naik hanya untuk mengambil foto.  Suasana sakral kebaktian hilang karena antusiasme tamu dan panitia khususnya pada saat liturgi pelantikan moderamen yang baru.


Catatan yang ketiga adalah perlakuan terhadap tempat yang basah diguyur hujan.   Hujan lebat sebelum acara pada hari H dan pada saat acara memang tak dapat dihindarkan.  Pada hari Sabtu saat liturgi berlangsung  sebagian besar lapangan acara basah dan becek, sehingga tanpa dikomando jemaat menyerbu tempat tempat yang kering di depan panggung utama dan di depan tempat duduk tamu tamu VIP.  Akibat desakan jemaat yang berjubel  ini maka lapangan yang diperuntukkan untuk tempat tarian massal anak KA KR dan moria menjadi sempit, tentu saja acara tarian tesebut tidak dapat maksimal  dipertunjukkan
Sedangkan pada tenda tenda yang diperuntukkan untuk tempat duduk sebagian besar jemaat tidak bisa diduduki secara maksimal karena walaupun sudah dibentangkan tikar tikar plastik  air merembes dari tanah yang basah akibat air hujan


Ketua umum panitia dan istri  berfoto dengan panitia dan sebagian anggota moderamen yang baru

Hujan lebat sudah terjadi satu hari  sebelumnya yaitu pada hari Jumat, sampai dinihari dan pagi hari Sabtu pada hari perayaan.  Untuk mencari solusi terhadap situasi ini maka ketua umum panitia bersama beberapa orang panitia yang lain berinisiatif untuk menemui Sekretaris Daerah Kaenbupaten Karo yang sekaligus menjabat sebagai Wakil Ketua IV yang bertanggung jawab untuk mengurusi tempat.  Karena ada ide untuk memasang conblok atau kayu kayu broti pada tanah lapangan yang basah.  Namun pertemuan pada hari Jumat Siang itu tidak berlangsung, karena Ibu Sekda tidak berkenan menemui  panitia yang sudah menunggu lebih dari 30 menit.  Dengan penuh rasa kecewa panitia berangkat menuju Lapangan Samura.  Tiba tiba Bupati Terkelin Berahmana mendatangi panitia di lapangan Samura dan memantau keadaan.  Segera memerintahkan anak buahnya untuk menyedot air yang sudah menggenangi sebagian besar lapangan.  Upaya ini cukup membantu dan nampaknya akan berhasil kalau hujan tidak lagi mengguyur. Akan tetapi pada dini hari sampai pagi hari kembali datang hujan membasahi lapangan.


Tindakan Bupati Terkelin Berahmana yang dengan rendah hati mendatangi panitia ke lapangan dapat mengobati kekecewaan hati  ketua umum panitia dan juga hati anggota panitia yang lain, sekaligus menyelamatkan muka anak buahnya Sekretaris Daerah.  Terlihat kepemimpinan Terkelin Berahmana dalam memecahkan masalah dan mengayomi anakbuahnya.

Informasi lain tentang Pesta Jubileum ini dapat dibaca  di link ini. Bujur ras mejuah juah kita kerina. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023