Ternyata
kita semua sedang berlari. Sadar atau
tidak sadar (semoga semua sadar) hidup
adalah berlari, tapi hidup bukan pelarian,
kade kade. Hidup adalah berlari
karena pada kenyataannya kita semua mengejar sesuatu dalam hidup kita.
Orang
bebas adalah orang yang berlari pada lintasan yang dia pilih sendiri, orang
bebas adalah orang yang menentukan
sendiri apa yang dia kejar dalam hidupnya.
Sebagian
orang dipaksa berlari untuk mengejar sesuatu yang dia tidak sukai. Misalnya orang yang hidupnya sekarang di
dalam penjara. Mereka pasti menghitung
hari demi hari yang artinya saat dipenjara dia hidup untuk mengejar sesuatu
yang diberikan dengan paksa kepada dirinya.
Dulu saat masih bebas mereka hidup dengan seenaknya. Mereka tidak mempergunakan kebijaksaanaanya
dalam mengejar sesuatu. Prinsip
dilanggar, etika diterobos, mobil mewah ditimbun, kebenaran diinjak injak. KPK datang, penjara menunggu mereka.
Sebagian
orang bebas tidak mempergunakan akal, pikiran, hati, dan “kepentaren” nya dalam
menentukan sasaran yang dia kejar.
Mereka hanya dipicu oleh ketakutan, dipicu oleh egoisme, dipicu oleh dan
dikendalikan oleh pemikiran piciknya.
Bagi mereka hidup adalah persaingan dan pertarungan sengit. Raup sebanyak banyaknya, kalau tidak maka kamu
tidak akan mendapat apa apa, inilah semboyan mereka.
Mereka
hidup dan nampaknya bebas, tapi di dalam hati dan otaknya yang selalu bekerja
tidak ada rasa syukur dan kedamaian. Ada
yang berlangsung lama, ada yang hanya berlangsung singkat, sebelum mereka
menuju Bukit San Diego. Bagi pemazmur
hidup seperti ini adalah sia sia juga.
Hidup
yang bermakna, hidup yang berarti, hidup yang bernilai, hidup yang berguna,
hidup yang benar benar hidup yang sebenarnya yang ditegaskan oleh Tuhan melalui
Pemazmur adalah hidup yang dipimpin oleh Tuhan.
Hidup yang dasar dan tujuannya adalah Firman Tuhan.
Dalam
Mazmur Pasal 1 : 1-2 dituliskan : Berbahagialah orang yang tidak berjalan
menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan
yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,
dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Lalu
kemudian Nas ini direspon dan dikuatkan
lagi maknanya dalam Mazmur 119 :33-35
: Perlihatkanlah
kepadaku, ya TUHAN, petunjuk ketetapan-ketetapan-Mu, aku hendak memegangnya
sampai saat terakhir. Buatlah aku
mengerti, maka aku akan memegang Taurat-Mu;
aku hendak memeliharanya dengan segenap hati.
Biarlah aku hidup menurut petunjuk perintah-perintah-Mu,
sebab aku menyukainya.
Warning,
Hati Hati, Metengetlah....
Sudah kah hidupndu setiap hari disemangati, diarahkan, dikuatkan, dikuduskan, oleh Taurat
Tuhan? Ingatkah kam bahwa Taurat yang
paling sempurna adalah Yesus Kristus?
Dengan demikian hidup sehari hari orang kristen harus didasari oleh
Firman Yesus Kristus. Sudahkah seperti
itu?
Kalau
tidak, maka hidup yang sedang kam jalani dengan “erbintuas” dengan “semangat
45” ini hanya akan mengejar kesia
siaan. Hidup yang setiap hari harus kam
jalani dengan berhujan-hujan, bermacet-macet, berjibaku, terobos sana, taklukkan sini,
hanya sia sia kalau tidak
berdasarkan Firman Tuhan.
Jeritan
hati manusia paling dalam dan paling penting sudah dituliskan dalam Mazmur yang
pada gilirannya nas ini adalah ungkapan
terdalam dari manusia sulung Yesus Kristus “Aku merindukan Undang-undangMu agar aku
tidak mengejar yang sis-sia”
Undang-Undang
Tuhan satu satunya hal yang kita butuhkan untuk membuat 90 tahun kita bermakna
(e pe adi seh ka umurta 90 tahun). Namun 70 tahun atau 80 tahun waktu hidup di
dunia ini akan penuh makna dan berguna kalau hidup setiap hari dipimpin oleh
Tuhan. “Emaka, benaken wari warinta alu mereken
pengataken bujurta ras mindo penampat man Tuhan”.
Atur waktundu gelah setiap minggu banci atan
ku PJJ ras PA. Sebab adi sura surandu
nggeluh denga bas doni enda 25 tahun nari tah 50 tahun nari, janah setiap minggu gia kam ikut pjj, maka maksimal
ikutindu 1000 kali nari nge ngenca.
Emaka
pentarlah, ula ayaki si sia sia.
Megermetlah ayakilah si erguna ras ngataken bujur lalap man Tuhan. Bujur
ras mejuah juah kita kerina.
Komentar