Beberapa minggu yang lalu saya
mendapat kado istimewa dari Tuhan.
Sebuah hadiah yang spesifik dan spektakuler diberikanNya. Saya bertemu berkenalan lebih jauh dengan seorang “turang” yang tidak saya kenal. Seorang yag kisah hidupnya sangat luar biasa.
Dia adalah beru ginting, dan
saat ini merupakan seorang istri pendeta/nora yang tinggal di Sumatra
Cukup unik perkenalan kami, namun pada akhirnya memberikan penguatan akan keyakinan saya bahwa
Tuhan Yesus sangat hebat luar biasa. Dan
kasih NYA melebihi apapun yang dapat
dipikirkan oleh manusia. Dalam renungen
kali ini saya akan tuliskan beberapa penggal dari percakapan kami.
Maaf
saya inbox turang. Saya tinggal
di Padang kam pertua yah silihndu pendeta di GBKP di daerah Riau. Saya kebetulan tinggal di Padang karena pekerjaan
di sini. Saya orang Bugis diberu gintingkan turang.
Saya beluam punya momongan dan
belum lancar berbahasa karo.
Saya baru 2,5 tahun bergabung di GBKP. Mengenal Tuhan Yesus tahun 2005. Bertemu dan menikah dengan orang
Karo 2010
Aku
O begitu ya Turang, luar biasa
sekali Tuhan Yesus kita ya. Dia pasti akan memberi buah hatindu indah pada
waktunya. Jangan berhenti berharap padaNya ya turang. Siapa nama silih Turang,
mungkin aku pernah ketemu...
Beru
Ginting
Iya turang mungkin kalau kam tulis perjalanan hidup saya panjang banget. Orang tua muslim garis keras. Saya juga seorang haji. Saya kabur dari Makassar pergi gak tau mau kemana. Pada awalnya saya lari ke Jakarta. Lalu saya coba ke Padang merantau sebatang kara. Bekerja keras itulah cara Tuhan Yesus memelihara hidup saya. Saya merangkak dari nol. Saya bersyukur hidup saya tidak jadi beban untuk orang lain. Pada tahun 2010 saya kebetulan ke GBKP di Kota
Padang. Saya pikir inilah rencana Tuhan, karena sebelumnya saya berpindah pindah dari gereja
yang satu ke gereja lain. Saya banyak belajar dari silihndu dia pendeta di GBKP
Klasis Riau Sumbar.
Aku.
Kisah hidupndu sangat hebat dan akan
menguatkan iman banyak orang. Bisakah nanti kubuat tulisan?
Boleh turang,
masa-masa yang menakutkan sudah saya lewati, sampai saya mendapat jodoh. Kam mungkin tidak percaya bagaimana cara Tuhan mengirim malam natal buat saya.
Saya sedang
dalam keadaan bingung. Saya mempunyai sedikit uang hasil jerih payah bekerja. Saya lalu
berdoa sama Tuhan. Saya bilang, saya ada uang Tuhan mau beli tanah, tapi
bingung saya tinggal di mana. Saya juga
berdoa kepada Tuhan agar nanti masa tua saya
dapat jodoh seorang pendeta yang bisa membimbing saya.
Saya belajar agama bulan Desember turang, lalu beberapa
bulan kemudian saya sedang makan di satu
warung di kota Padang. Tiba-tiba ada ibu-ibu
sama anak gadisnya bertanya kepada saya dimana ada kost-kost untuk non muslim, untuk tempat kost anaknya.
Ternyata bibik ini Jemaat GBKP di Medan.
Saat itu saya tidak bertanya siapa namanya. Hanya karena kasian saya suruh sopir antar bibik itu nyari kost di Padang. Akhirnya kenal keluarga nya semua. Bibik inilah yang ngasih nomor hp saya kepada
pendeta Sebayang Mergana. Kami berkenalan hanya beberapa bulan kemudian kami putuskan untuk menikah. Saya belajar di GBKP 3 bulan sebelum dialoken resmi.
Sampai hari
ini saya belum berani ke Makassar, dan saat menikah juga saya hanya sebatang kara. Saya diserahkan kepada keluarga pendeta (sangkep nggeluh pendeta Sebayang Mergana) dan dia menjadi orang tua
angkat saya. Saya yakin inilah cara Tuhan Yesus memproses hidup saya Turang,
dan saya menjalani saja. Saya merasa memikul Salib berat tapi saya
percaya saya telah diselamatkan Oleh Tuhan Yesus.
Aku.
Amin Turang, kam sudah diselamatkan
oleh Tuhan kita Yesus Kristus. Saya hanya sedikit lagi mau bertanya. Apa yg pada awalnya membuat kam mau pergi
dari Makassar? Mengapa kam terpikir menuju Kota Padang? Bagaimana kam tahu
bahwa Yesuslah yg sudah menuntun kam? Maaf ya tur ini untuk memperlengkapi
tulisannya nanti. Bujur melala
Jawaban dari pertanyaan turang beru ginting ini saya
akan tulisan pada tulisan berikutnya.
Bujur ras mejuah juah kita kerina.
GBU.
Komentar