Featured Post

Perlunya Pembinaan Partisipatif dan Regeneratif di GBKP Runggun Graha Harapan Bekasi

Gambar
  Pt. Em Analgin Ginting M.Min.  Pendahuluan Pembinaan jemaat merupakan salah satu tugas hakiki gereja yang tidak dapat dipisahkan dari panggilan teologisnya sebagai ekklesia—umat Allah yang dipanggil, dibentuk, dan diutus ke tengah dunia (Ef. 4:11–13). Gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang pembelajaran iman, karakter, dan kepemimpinan. Oleh karena itu, pembinaan yang berkelanjutan, partisipatif, dan regeneratif menjadi indikator penting kesehatan sebuah gereja lokal. Dalam konteks Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), pembinaan memiliki makna yang lebih luas karena terkait erat dengan sistem pelayanan presbiterial-sinodal yang menekankan kepemimpinan kolektif-kolegial (runggu). Artikel ini hendak memperdalam, melengkapi, dan mengontekstualisasikan tulisan awal mengenai perlunya pembinaan di GBKP Runggun Graha Harapan Bekasi, dengan tetap mempertahankan esensi pengalaman empiris yang telah dituliskan, sekaligus memperkaya dengan muatan teologis dan refleksi aktual....

Kereta Commuter Line Makin Lama Makin Baik

Sejak adanya protes terhadap penghapusan Kereta Ekonomi yang seyogianya diberlakukan pada tanggal 1 April kemarin hampir setiap hari ada pemberitaan mengenai Kereta Api Indonesia di Media, baik yang mainstream maupun online (Social Nerwork). Tentu disatu sisi hal ini menjadi berita yang sangat positif, karena PT KAI mendapat “Iklan” yang sangat jitu.  Perlahan Image atau tepatnya Brand Image pun akan terbentuk.


Memang pada akhirnya penghapusan Kereta Ekonomi antara Bekasi ke Jakarta dan Serpong ke Jakarta ditunda sampai pada bulan Juli 2013.  Namun sejalan dengan itu PT KAI pun tidak tinggal diam untuk membenahi aspek yang lain.  Seperti diberitakan pada hari ini dalam Kompas.com bahwa PT KAI ternyata dengan  cepat melakukan suatu peningkatan yang sangat positif dengan menambah jam operasi sampai larut malam.



Commuter Line yang ke Bogor  beroperasi sampai tengah malam atau dinihari.  Dikatakan oleh  Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), Eva Chairunisa, bahwa kereta terakhir ke Bogor akan berangkat pada pukul 00.25 dan tiba di Bogor pada 01.46.  Sedangkan untuk jalur lain dilaporkan oleh Kompas.com seperti dibawah ini :


Untuk lintas Serpong, perjalanan KRL malam sudah diberlakukan. KRL paling malam berangkat dari Stasiun Tanah Abang pukul 23.30.
Di lintas Bekasi, KRL paling malam berangkat pukul 22.35. KRL lintas Tangerang berangkat paling akhir dari Stasiun Duri pukul 21.35





Imbas dari bertambahnya jam pemberangkatan kereta  adalah adanya pergerakan atau lintasan Kereta Api  menjadi  semakin sering.  Hal ini tentu akan membuat lalu lintas  semakin padat dan macet karena lebih sering dan lebih lamanya pintu perlintasan harus tertutup.   Namun dampak positifnya adalah kemungkinan suatu saat penduduk Jakarta akan semakin malas membawa kenderaan pribadi, dan perlahan lahan memilih untuk naik Kereta. Tentu hal ini selanjutnya membuat Kereta Commuter Line menjadi moda transportasi umum yang lebih vital.



Disamping hal itu saya melihat ada dua hal lain yang  perlu dipikiirkan oleh Manajemen PT KAI kedepan.  Pertama adalah perbaikan layanan dengan menambah gerbong yang lebih nyaman serta memperpendek waktu tempuh dari satu stasiun ke stasiun lainnya.  Hal kedua adalah memindahkan stasiun pemberangkatan dan kedatangan untuk Kereta  jurusan Jawa dari Jakarta  ke luar Jakarta.


Hal pertama saya yakin sudah menjadi agenda PT KAI, karena salah satu alasan untuk penghapusan Kereta Ekonomi pun adalah untuk meningkatkan layanan dengan cara mengganti gerbong yang lebih nyaman.  Memang masih ada tantangan dengan harga tiket untuk pengguna Kereta Ekonomi, namun dengan adanya subsidi hal ini akan dapat diatasi.  Target perbaikan gerbong adalah menjangkau kelas menengah Jakarta dan sekitarnya.  Diharapkan suatu saan kelompok ini  mau mengganti moda transportasinya.


Memperpendek waktu tempuh dapat diatasi salah satunya dengan memindahkan semua kereta jarak jauh ke daerah sekitar Bekasi, sehingga Jalur   Bekasi Jakarta hanya dilalui oleh Commuter Line.  Saat ini saya melihat masih sering penundaan di stasiun tertentu seperti di Klender atau Cakung untuk Commuter Line karena mempersilahkan Kereta Jawa  memakai jalur terlebuih dahulu.


Jika stasiun nya dipindah ke  Bekasi misalnya, maka setiap penumpang diangkut dengan Commuter Line dari Jakarta Kota, Senen, Jatinegara dengan gratis.   Sehingga  bagi penumpang tujuan Jawa tidak ada bedanya dengan naik di Stasiun seperti saat ini.  Sebab harga tiket ke stasiun di Bekasi  dengan Commuter Line digratiskan  karena sudah termasuk dalam biaya tiket ke Jawa.  Dengan jam pemberangkatan Commuter Line tiap 7 menit atau tiap 10 menit, maka tidak ada waktu untuk menunggu.


Jika hal ini dapat dilakukan oleh PT KAI  2 atau 3 tahun kedepan, kita melihat dan yakin bahwa permasalahan kepadatan atau kemacetan  lalu lintas di Jakarta dapat diatasi,  sekaligus  peningkatan kualitas dalam angkutan umum melalui Kereta Rel atau Commuter Line. Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025