Featured Post

Refleksi dari Acara Pisah Sambut Pendeta Runggun GBKP: Suatu Evaluasi Teologis dan Strategis

Gambar
  Pendahuluan Acara pisah sambut pendeta di GBKP Runggun Graha Harapan pada hari Minggu, 14 September 2025, berlangsung dengan penuh sukacita. Panitia merancang acara tersebut sedemikian rupa sehingga setiap sektor PJJ dan kategorial tingkat runggun dapat menyampaikan kata perpisahan kepada Pdt. Erlikasna br. Purba MTh sekaligus menyambut pendeta baru Pdt Walden Masmur Ginting Munte MTh . Hampir semua sektor memberikan cenderamata sebagai bentuk apresiasi. Momen tersebut juga dipenuhi suasana kekeluargaan dengan dokumentasi foto bersama, yang kini menjadi ciri khas budaya digital jemaat. Namun, di balik kemeriahan itu, muncul pertanyaan reflektif: Bagaimanakah ukuran keberhasilan pelayanan seorang pendeta selama lima tahun di satu runggun? Pertanyaan ini penting karena menyentuh inti dari pelayanan pastoral, yakni dampaknya terhadap pertumbuhan teologi dan spiritualitas jemaat.   Substansi: Ukuran Keberhasilan Pelayanan Keberhasilan pelayanan seorang pendeta tidak cukup hanya ...

Mengapa Gaji Meningkat, Tapi Utang Pun Bertambah?

ni berkaitan dengan pola hidup umumnya pekerja di Indonesia. Jika Gajinya masih sekitar Rp 3.000.000 per bulan, maka jumlah yang dipakai untuk biaya hidup katakanlah Rp 2.500.000,. Sisanya Rp 500.000 untuk di tabung.

Ketika Gajinya naik menjadi Rp 5.000.000 per bulan, maka keinginan pun bertambah sehingga gaya hidup berubah dan biaya hidup pun meningkat.

Biaya hidup menjadi Rp 3.000.000, ditambah cicilan mobil Rp 2.500.000,. total Rp 5.500.000 per bulan. Akibatnya dia harus nombok setiap bulannya Rp 500.000,. Gaji memang naik, tapi pengeluaran lebih besar, dan berhenti menabung. Untuk membayar uang tombokan setiap bulan Rp 500.000,. dicarilah proyek atau pekerjaan tambahan.

Berbeda dengan etika hidup orang Jerman. Sebagaimana yang pernah saya dengar, yang dikembangkan dari Etika Protestan yang diformulasikan oleh Max Weber.

Jika Gajinya katakanlah pada awalnya, Rp 5.000.000 per bulan, maka biaya hidup nya sekitar Rp 4.000.000 dan tabungannya menjadi Rp 1.000.000,. Mereka bekerja dengan tekun dengan mengutamakan kualitas dan kepuasan customer. Perusahaan tempat bekerja makin maju lalu gajinya dinaikkan menjadi Rp 10.000.000 per bulan. Biaya hidup mereka tetap hanya sebesar Rp 4.000.000 per bulan. Tapi tabungan nya meningkat menjadi Rp 6.000.000 per bulan. Gaji yang naik tidak serta merta merubah gaya hidup, karena kuatnya moral dan etika kerja tadi.

Memperbesar tabungan menjadi gaya hidup pekerja di Jerman pada awal abad ke 20, sehingga tabungan menjadi banyak. Tabungan ini akhirnya dikelola dengan baik oleh negara, sampai akhirnya negara pun meminjam uang dari tabungan rakyatnya. Konon inilah awalnya kapitalisme. Motivasi kapitalisme awal ini murni untuk menolong orang lain, atau negara lain.

Disini, di negara ini, uang negara untuk rakyat lebih sering dikorupsi oleh pejabat negara dan anggota legislatif . Bahkan dipakai jalan jalan dan membeli kondom.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025