Featured Post

Refleksi dari Acara Pisah Sambut Pendeta Runggun GBKP: Suatu Evaluasi Teologis dan Strategis

Gambar
  Pendahuluan Acara pisah sambut pendeta di GBKP Runggun Graha Harapan pada hari Minggu, 14 September 2025, berlangsung dengan penuh sukacita. Panitia merancang acara tersebut sedemikian rupa sehingga setiap sektor PJJ dan kategorial tingkat runggun dapat menyampaikan kata perpisahan kepada Pdt. Erlikasna br. Purba MTh sekaligus menyambut pendeta baru Pdt Walden Masmur Ginting Munte MTh . Hampir semua sektor memberikan cenderamata sebagai bentuk apresiasi. Momen tersebut juga dipenuhi suasana kekeluargaan dengan dokumentasi foto bersama, yang kini menjadi ciri khas budaya digital jemaat. Namun, di balik kemeriahan itu, muncul pertanyaan reflektif: Bagaimanakah ukuran keberhasilan pelayanan seorang pendeta selama lima tahun di satu runggun? Pertanyaan ini penting karena menyentuh inti dari pelayanan pastoral, yakni dampaknya terhadap pertumbuhan teologi dan spiritualitas jemaat.   Substansi: Ukuran Keberhasilan Pelayanan Keberhasilan pelayanan seorang pendeta tidak cukup hanya ...

Itu Karena Yesus Kristus

Usianya sudah tak muda lagi, dan kehidupan sudah setengah dia lalui bersama laki laki yang memang tampan dan kaya raya. Banyak alasan sebenarnya kalau dia meninggalkan dan menggugat cerai, akan tetapi rasanya sangat tanggung dan sia sia.
Namun setiap kali dia mengingat semua perbuatan laki laki yang sudah jadi suaminya itu, tetap saja perasaan hancur, remuk redam, hina dan terlecehkan menghantui dirinya.

Bagaimana tidak kalau setiap malam pulang ke rumah, baju putih bersih lengan panjang itu penuh dengan bekas gincu merah perempuan perempuan muda genit. Dipertebal dengan aneka bau parfum bermerk mahal yang terciprat dari tubuh tubuh wanita muda yang merapat ke dirinya yang langsing, di usia 40 tahunannya.

Ada dua lagi yang selalu menemani saat pulangnya, mendapatkan wanita setia berhati tebal karena lapisan sabar dan kasih di kedalaman batinnya; mabuk dan muntah. Dengan sabar wanita keibuan ini selalu memapah dari depan pintu, memandikan dan membajuinya untuk langsung tidur, tanpa ada sapaan mesra dan terima kasih.

April, merubah segalanya.

Saat suaminya pulang lagi, muntah lagi , mabuk lagi, dan membentak lagi.
Perlahan namun tajam istrinya berkata :

Aku sudah sangat muak, bosan bahkan sangat jijik kepadamu.

Udah berkali kali aku ingin meninggalkanmu, supaya kamu lebih bebas memainkan segala nafsu kelakian lakian yang sangat kotor dan menjijikkan itu.


Setengah sadar suaminya bertanya dengan kalimat ngelantur tanpa intonasi :

lalu mengapa kamu tetap ada dan tidak pergi?

Si Istri dengan sangat meyakinkan seolah mendapat kekuatan yang amat besar berkata.

Itu karena Yesus Kristus, Dia lah yang menyuruh aku bertahan untuk menyambut dan membersihkan kamu.

Karena Kristus itu begitu setia menemamiku saat kamu pergi entah kemana, maka aku juga tetap bertahan untuk merawat, melayani dan mengasihimu meskipun hatiku sangat hancur dan terhina.

Si suami tertegun dan terkejut, tak pernah menduga kata kata yang sangat tajam menusuk nusuk namun indah itu. Berusaha untuk sadar dan , memeluk istrinya yang tetap berdiri terisak di tengah banjir air matanya.

Beberapa saat kemudian dengan kalimat yang lebih mesra :

Kalau bukan karena Yesus kristus, aku sudah lama meninggalkan papa. (Based On True Storie)

Selamat menyambut Paskah Saudaraku...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025