Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 15–21 Juni 2025

Gambar
Thema: Pengurus yang Dipercaya ( Pengurus Si Terteki ) Nas: 1 Korintus 4:1–5 “Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah. Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai. Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiri pun tidak kuhakimi. Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan. Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.” Pengantar Menjadi seorang pengurus dalam pelayanan jemaat adalah sebuah kehormatan besar sekaligus amanah ilahi yang penuh tanggung jawab. Dalam nasihat Rasul Pau...

TERANG



Oleh Immanuel Sembiring

Samuel lahir setelah ibunya Hana melakukan pergumulan doa yang sangat lama dan sangat dalam. Dalam situasi kerohanian yang begitu buruk pada saat itu di Israel, orang tua Samuel tetap hidup takut akan Tuhan. Kehadiran Samuel di tengah-tengah keluarganya sebagai air sejuk dan air mata kebahagiaan, karena sejak kecil dia diantarkan kepada Imam Eli, sebagai pelunasan nazar dari ibunya Hana. Dalam nazarnya, Hana berkata bahwa jika Tuhan memberi dia seorang anak, maka anak itu akan dipersembahkan kepada Tuhan. Bersama Imam Eli Samuel bertumbuh dan belajar tentang Taurat Tuhan, dan secara total sejak masih sangat kecil menjadi pelayan.

Dengan hidup takut akan Tuhan yang ditanamkan kedua orang tuanya, Samuel mampu tampil beda dari kehidupan anak-anak Imam Eli yang prilakunya sangat tidak berkenan di hadapan Tuhan dan sesame manusaia. Seperti yang dicatat dalam bagian firman Tuhan yang kita baca hari ini. Meskipun usia masih sangat muda, Samuel mampu mengendalikan diri dan tidak terpengaruh dengan keadaan yang ada. Ia tetap hidup sebagai seorang muda yang dekat dengan Tuhan dan setia melakukan kehendakNya. Samuel lah kelak yang mengurapi Saul dan Daud menjadi Raja Israel.

Nah, rahasia apa yang dimiliki oleh Samuel sehingga dia bisa memberikan sesuatu yang beda bagi lingkungannya yang sangat tidak berkenan di hadapan Tuhan? Dia memiliki persekutuan yang baik dan sangat erat dengan Tuhan dan mau taat kepada nasehat kedua orang tuanya dan “ guru spiritual” nya yaitu Imam Eli. Hari hari kini, banyak sekali orang tua memberi nama anaknya Samuel, baik yang bermarga maupun tidak. Barangkali ada harapan bagi anak yang bernama “Samuel” hidup nya kelak akan sebaik Nabi Samuel.

Bagaimana dengan kita? Saya tidak tahu anda berada dalam lingkungan seperti apa. Kalau kita berada dalam lingkungan yang baik pasti kita merasa tenang, tetapi yang menjadi persoalan kalau kita berada dalam lingkungan yang seperti di hadapi Samuel, apakah Terang kita tetap bercahaya?

Terang kita akan tetap bercahaya apabila kita tetap berpegang pada firman Tuhan (Mazmur 119:9) dan mau taat kepada nasehat orang yang lebih tua (Amsal 1:8). Jangan biarkan lingkungan sekitar kita mempengaruhi atau mengubah hidup kita menjadi buruk, tetapi pengaruhilah lingkungan sekitar kita untuk menjadi lingkungan yang penuh dengan kemuliaan Tuhan.

Bercahayalah, Bercahayalah dan Bercahayalah supaya terang Kristus tetap terpancar kemanapun kam berada.
Ayat Kutipan : 1 Samuel 2:11-26
I

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan PJJ GBKP Minggu 20–26 April 2025

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025