Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

TERANG



Oleh Immanuel Sembiring

Samuel lahir setelah ibunya Hana melakukan pergumulan doa yang sangat lama dan sangat dalam. Dalam situasi kerohanian yang begitu buruk pada saat itu di Israel, orang tua Samuel tetap hidup takut akan Tuhan. Kehadiran Samuel di tengah-tengah keluarganya sebagai air sejuk dan air mata kebahagiaan, karena sejak kecil dia diantarkan kepada Imam Eli, sebagai pelunasan nazar dari ibunya Hana. Dalam nazarnya, Hana berkata bahwa jika Tuhan memberi dia seorang anak, maka anak itu akan dipersembahkan kepada Tuhan. Bersama Imam Eli Samuel bertumbuh dan belajar tentang Taurat Tuhan, dan secara total sejak masih sangat kecil menjadi pelayan.

Dengan hidup takut akan Tuhan yang ditanamkan kedua orang tuanya, Samuel mampu tampil beda dari kehidupan anak-anak Imam Eli yang prilakunya sangat tidak berkenan di hadapan Tuhan dan sesame manusaia. Seperti yang dicatat dalam bagian firman Tuhan yang kita baca hari ini. Meskipun usia masih sangat muda, Samuel mampu mengendalikan diri dan tidak terpengaruh dengan keadaan yang ada. Ia tetap hidup sebagai seorang muda yang dekat dengan Tuhan dan setia melakukan kehendakNya. Samuel lah kelak yang mengurapi Saul dan Daud menjadi Raja Israel.

Nah, rahasia apa yang dimiliki oleh Samuel sehingga dia bisa memberikan sesuatu yang beda bagi lingkungannya yang sangat tidak berkenan di hadapan Tuhan? Dia memiliki persekutuan yang baik dan sangat erat dengan Tuhan dan mau taat kepada nasehat kedua orang tuanya dan “ guru spiritual” nya yaitu Imam Eli. Hari hari kini, banyak sekali orang tua memberi nama anaknya Samuel, baik yang bermarga maupun tidak. Barangkali ada harapan bagi anak yang bernama “Samuel” hidup nya kelak akan sebaik Nabi Samuel.

Bagaimana dengan kita? Saya tidak tahu anda berada dalam lingkungan seperti apa. Kalau kita berada dalam lingkungan yang baik pasti kita merasa tenang, tetapi yang menjadi persoalan kalau kita berada dalam lingkungan yang seperti di hadapi Samuel, apakah Terang kita tetap bercahaya?

Terang kita akan tetap bercahaya apabila kita tetap berpegang pada firman Tuhan (Mazmur 119:9) dan mau taat kepada nasehat orang yang lebih tua (Amsal 1:8). Jangan biarkan lingkungan sekitar kita mempengaruhi atau mengubah hidup kita menjadi buruk, tetapi pengaruhilah lingkungan sekitar kita untuk menjadi lingkungan yang penuh dengan kemuliaan Tuhan.

Bercahayalah, Bercahayalah dan Bercahayalah supaya terang Kristus tetap terpancar kemanapun kam berada.
Ayat Kutipan : 1 Samuel 2:11-26
I

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023