Featured Post

Misteri Asal-Usul Suku Karo: Antara Jejak Gayo-Alas dan Dualisme Konsep 'Batak'

Gambar
  Oleh Analgin Ginting 1. Pengantar Perdebatan istilah *Batak* telah melahirkan dua arus besar dalam kajian antropologi dan sejarah etnis Sumatra Utara.  Pandangan pertama — diwakili oleh Prof. Payung Bangun — menyatakan bahwa Batak adalah satu rumpun besar dengan enam puak: Karo, Pakpak/Dairi, Simalungun, Toba, Angkola, dan Mandailing. Pandangan ini mengakui adanya kesamaan bahasa, adat, dan sistem sosial yang mengikat keenam puak tersebut sebagai satu kesatuan genealogis dan kultural.  Pandangan kedua — diwakili oleh Prof. Eron Damanik — menegaskan bahwa istilah *Batak* bukanlah endonim (sebutan dari dalam), melainkan *exonym* (sebutan dari luar) yang diberikan oleh suku Melayu pesisir terhadap masyarakat pegunungan yang masih memegang kepercayaan animistik (pagan). Pandangan ini kemudian diperkuat oleh kolonial Belanda yang memakai label *Batak* sebagai kategori administratif dan etnografis untuk mengatur penduduk pedalaman Sumatra. (Perret, 2010). Artikel ini menganal...

MASIH BANYAK ORANG JUJUR DI BANGSA INI



Sehabis olah raga pagi ini saya melakukan peregangan dengan cara jalan kaki. Tidak berapa jauh dari rumah saya, saya tertarik untuk membeli pecal sebagai sarapan pagi sesampainya nanti di rumah. Nampaknya saya lah pembeli pertama hari ini. Saya memesan dua bungkus pecal, dilayani dengan ramah dan saya membayar dengan tukaran 50 ribu. satu-satunya uang yang ada dikantong saya. Ternyata si penjual mengatakan "pakai uang kecil saja pak, saya belum ada kembalian"
Saya juga berkata "tidak ada uang kecil saya Pak, ini satu-satunya uang saya"
lalu dia berkata, "kalau begitu bawa saja dulu uang Bapak, kapan Bapak lewat lagi bayar kepada saya"
Wah, saya merasa sangat kagum akan kepercayaan yang diberikan. Lalu saya beranjak dengan komitmen akan saya bayar nanti, dan saya kagum dan merasa sangat dimanusiakan dengan keikhlasan penjual pecal tersebut.

Lalu saya berjalan meninggalkan warungnya, tidak berapa jauh ada benda lain yang saya beli dengan tujuan utama menukarkan uang saya. Dan ketika saya sudah mempunyai tukaran uang yang lebih kecil, saya kembali berjalan kepada tukag pecal tadi sambil berkata "ini pak uang pecalnya, semoga hari ini banyak untung ya". Dia menerimanya dengan senyuman yang sangat tulus, dan hatiku berbunga-bunga karena sudah menemukan orang jujur di awal hari ini.

Saya yakin Rakyat Indonesia itu masih sangat banyak yang jujur. Yang mereka harapkan pun tidak muluk-muluk hanya kesempatan hidup dan bekerja dengan aman, tenang dan damai. Dan ketika mereka pulang kerumah mengharapkan menemukan tontonan televisi yang berguna, jujur serta dialog-dialog yang baik. Bukan rekaman kata-kata "kurang ajar, bangsat dll" oleh orang-orang terhormat di Senayan sana. Semoga Indonesia semakin baik lah...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025