Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 27 April - 3 Mei 2025

Gambar
Thema: Guna Dame Kita Ipilih Dibata (Untuk menciptakan kedamaian, kita dipilih oleh Tuhan) Nas Alkitab:  Kolose 3:12–15 A.  Pendahuluan Sejak manusia jatuh dalam dosa, dunia dipenuhi perpecahan, perselisihan, dan pertengkaran. Tetapi melalui Kristus, Allah memanggil manusia untuk mengalami pemulihan, bukan hanya hubungan dengan Allah, tetapi juga dengan sesama. Sebagai umat pilihan Allah, kita bukan hanya dipanggil untuk menikmati damai, tetapi juga menjadi pembawa damai dalam kehidupan sehari-hari. B.  Fakta Paulus mengingatkan bahwa jemaat Kolose adalah orang-orang pilihan Allah, yang telah dikuduskan dan dikasihi-Nya. Karena itu, mereka dipanggil untuk mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran. Mengampuni satu sama lain sebagaimana Kristus telah mengampuni. Mengenakan kasih sebagai pengikat utama yang mempersatukan dan menyempurnakan. Membiarkan damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati, sebab mereka dipanggil menjadi satu...

SUSI SUSANTI MEMBUATKU MENANGIS



Saya sampai tidak bisa berkata kata, dan pikiran menerawang mengembara di atas batas kesadaran saat mendengar jawaban Susi Susanti, ketika suatu saat diwawancarai oleh satu stasiun radio terkenal di Jakarta beberapa tahun yang lalu. Saat itu saya sedang mengendarai mobil berangkat ke kantor di Mangga Dua. Pewawancara bertanya, apakah Susi tidak pernah mendapatkan tawaran dari negara luar, mengingat bahwa banyak pebulutangkis Indonesia sudah hijrah ke negara lain, antara lain Mia Audina. Jawaban Susi Susanti waktu itu “ Ada beberapa negara yang mengkontak saya, bahkan menawarkan sebagai warga negara kelas satu, antara lain Amerika Serikat dan Kanada, juga (kalau saya tidak salah dengar) Inggris. Tapi saya tolak dengan jawaban, Saya orang Indonesia, lahir dan besar di Tasik Malaya. Biarlah seluruh prestasi saya persembahkan untuk bangsa ini.” Padahal lanjut Susi, waktu itu saya belum resmi mendapatkan..................Titik titik ini lah yang membuat mataku mulai berkaca-kaca.

Jadi, lanjut pewawancara, “ketika Mbak Susi tahun 1992 mempersembahkan Medali Emas Olimpiade yang pertama sepanjang sejarah Bangsa Indonesia di Barcelona, Mbak susi belum mendapatkan tanda bukti kewarga negaraan Indonesia? Jawaban Susi dengan kalimat yang sangat sendu namun tegas, “belum”. Mendengar jawaban Susi ini aku langsung menangis sesugukan, air mata semakin deras tak terbendung, untung aku hanya sendirian di Mobil.

Bangsa apakah kita ini, kita begitu memuja pemimpin yang terang-terangan korupsi, merekayasa, menyengsarakan rakyat. Namun sebaliknya kita begitu menjepit dan menghina anak bangsa, yang lahir di Tanah Air kita, dan mempersembahkan satu prestasi tertinggi kehidupan dalam bidang olah raga. Bukankah kita terlalu egois, bukankah kita terlalu feodal terhadap sesama anak bangsa, bukankah kita terlalu tidak peduli, bukankah kita hanya berpikiran pendek, dan tidak mampu memilih mana yang baik dan benar dan mana yang bohong dan munafik.

Untunglah tokoh itu sudah menghapuskan istilah Pribumi dan No Pribumi, mayoritas dan minoritas. Dan hak kewarna negaraan itu diberikan secara merata kepada semua anak bangsa (jika masih ada yang berusaha mempersulit, perlu kita pelototi ramai-ramai). Hari hari besar agamapun dia sejajarkan sama, dan diliburkan sama.
Dan ungtunglah Susi tidak jadi hijrah bahkan melanjutkan pretasinya dalam keluarganya, dalam bisnisnya dalan kehidupannya di Indonesia ini. Terima kasih Mbak Susi dan Mas Alan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan PJJ GBKP Minggu 20–26 April 2025

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025