Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 16 - 22 Februari 2025

Gambar
  Sermon Berdasarkan 1 Timotius 6:20-21 Thema: Kep-kep Alu Mehuli – Jagalah dengan Baik Pendahuluan Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, dalam perjalanan kehidupan kita, kita sering kali dihadapkan pada tantangan untuk tetap teguh dalam iman dan nilai-nilai yang telah dipercayakan kepada kita. Dalam 1 Timotius 6:20-21 , Rasul Paulus memberikan peringatan dan nasihat penting kepada Timotius, seorang pemimpin muda dalam gereja, agar menjaga apa yang telah dipercayakan kepadanya . Paulus menekankan pentingnya kesetiaan dalam iman, menjauhi perdebatan yang tidak membangun, dan waspada terhadap ajaran yang menyimpang . Nasihat ini tidak hanya relevan bagi Timotius pada zamannya, tetapi juga bagi kita di zaman sekarang. Oleh karena itu, tema kita hari ini adalah “Kep-kep Alu Mehuli – Jagalah dengan Baik” . Seperti seorang penjaga yang bertanggung jawab atas harta yang berharga, kita dipanggil untuk menjaga iman dan ajaran yang benar agar tidak tersesat dalam ajaran-ajaran yang menyesatka...

Passion


Bekerja atau melayani memerlukan passion.  Passion itu sendiri artinya adalah minat yang besar atau hasrat atau gairah.  Dalam terjemahan yang lebih luas lagi bisa berarti panggilan jiwa.  Bekerja tanpa passion artinya bekerja tanpa hasrat, yang hasilnya dapat diramalkan hanya asal asalan saja.

Seorang teman saya baru baru ini ditawari menjadi direktur utama Garuda Indonesia, menggantikan Emirsyah Satar yang sebentar lagi akan pensiun.  Dia menolak jabatan yang sangat bergengsi dan mentereng itu kepada Dahlan  Iskan sang Menteri BUMN karena menjadi Direktur Utama Garuda Indonesia tidak sesuai dengan passion nya. “Passion saya tidak disitu Pak Dahlan,”  katanya mengulangi kalimatnya ketika kami berbincang bincang di kantornya beberapa minggu yang lalu.



Apa hasrat Anda dalam pelayanan?  Apa hasrat Anda dalam pekerjaan?  Setiap orang harus mengenal hasratnya, setiap orang harus mampu mengidentifikasi passionnya ketika menerima pelayanan yang diberikan kepada dirinya.  Alangkah tidak baik dan tidak bijaksananya kalau seseorang menerima jabatan pelayanan, padahal passionnya bukan disitu, hasratnya tidak ada sedikit pun tentang bidang jabatan itu.  Panggilan jiwanya sebenarnya pada bidang yang lain, namun karena jabatan yang ditawarkan itu menurut dia popular, maka dia terima jabatan itu. 

Sebuah cerita yang sangat menarik pernah diceritakan oleh Marsilam Simanjuntak, mantan Jaksa Agung yang sangat disegani dalam bidang hukum.   Dia diminta oleh ibunya untuk kuliah di fakultas Kedokteran Gigi  Universitas Indonesia.  Dengan terpaksa dia kuliah mengikuti nasihat ibunya padahal passionnya bukan menjadi dokter gigi.  Namun karena takut dan hormat kepada ibu kandungnya dia mengikuti perkuliahan di fakultas kedokteran gigi sampai lulus.  Pada saat upacara wisuda di kampus UI dia melakukan hal yang sangat mengejutkan ibunya dan seluruh keluarganya.

Seketika setelah menerima  ijazah kelulusannya sebagai dokter gigi dia menghadap ibunya dan menyerahkan ijazahnya kepadanya sambil berkata : “Mama, ini saya persembahkan ijazah dokter gigi  saya kepada mama, ambil dan simpan sebagai tanda bakti dan hormat saya kepada mama”.  “Namun karena saya tidak punya passion menjadi dokter gigi, maka saya kembali ingin kuliah mulai dari tingkat satu di fakultas hukum”.  Dan benar, Marsilam Simanjuntak dikenal luas hanya sebagai seorang Sarjana Hukum, bukan dokter gigi padalah dia mempunyai ijazah kelulusan dari dua fakultas di Universitas Indonesia.

Bekerjalah  dengan passion, melayanilah dengan passion maka pekerjaan dan pelayanan Anda akan berkualitas dengan sangat tinggi. Ada kepuasan jiwa, ada perasaan menang dan perasaan bermakna jika  melayani dengan passion.  Mel Gibson sang bintang film tenar dan sutradara handal memberikan kata kepada Yesus Kristus atas kehidupan dan pelayananNYA di dunia dengan kata passion.  Itulah sebabnya Mel Gibson memberikan judul film yang dibuatnya  tentang pengorbanan dan ketaatan Yesus Kristus sebagai : The Passion.

Bagaimana kalau anda sudah terlanjur menerima pekerjaan atau jabatan pelayanan padahal  passion anda tidak sesuai? Cara yang terbaik adalah anda belajar mencintai dan menghidupi makna pekerjaan dan pelayanan itu.  Beberapa sifat dan kebiasaan Anda yang tidak sesuai harus dimodifikasi, harus disesuaikan supaya hasrat dan jiwa Anda sejalan dengan passion pelayanan anda.  Tidak disarankan untuk mengembalikan jabatan itu, karena hal tersebut tentu lebih tidak bijaksana.  Hidupilah makna pelayanan itu dan belajarlah kembali supaya passion anda muncul meskipun membutuhkan waktu yang  lama.

Orang tua pun harus mampu membantu anaknya untuk menemukan passionnya.  Sangat sayang jika anak anak kita seperti Marsilam Simanjuntak.  Terlalu rugi dalam waktu dan uang.  Kalau kita mampu membantu anak anak kita menemukan passionnya, maka kita akan mengarahkan dia untuk menjadi pekerja tangguh dan pekerja yang bekerja dengan sepenuh jiwanya.  Bujur ras mejuah juah kita kerina.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024