Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Putri Karo Itu Dipersunting Oleh Lelaki Ganteng Dari Seatle Amerika Serikat

Benar lah kata kata itu, bahwa dunia sekarang tanpa batas. Jarak pun tidak punya arti dalam mempertemukan anak –anak manusia. Teknologi informasi dalam bentuk jejaring sosial benar benar berpengaruh secara signifikan di dalam kehidupan manusia. Facebook terbukti bisa mempertemukan dua insan dari benua yang berbeda, lalu menyatukan hati dan komitmen mereka untuk melanggengkan hubungan pernikahan. Luar biasa.
Begitulah kisah cinta yang mewarnai kehidupan seorang Putri Karo Beru Perangin-angin Bangun yang dipersunting oleh seorang pemuda Amerika. Bermula dari perkenalan mereka dalam dunia maya. Dilanjutkan dengan komunikasi yang sangat intesif melalui jalur pribadi (Japri). Lalu si lelaki dari Seatle itu berkunjung ke Indonesia untuk copy darat (copdar). Cinta yang mulai tumbuh bersemi dengan suburnya.



Pengantin Dalam Pakaian Kebesaran Adat Karo

Ada kecocokan yang merasuk ke dalam batin. Dilanjutkan ajakan untuk menikah. Hem….hem..hem. Tuluskah ajakan itu? Dapatkah dipercaya? Siapa dia? Benar benar kah perasaan di hati adalah geliat cinta yang tulus, yang akan kekal selamanya? Bukankah orang tua dulu pernah berkata, “tandai kal lebe teman ndu erdalan anakku”. Kenalilah pacarmu se dalam dalamnya anakku.
Satu tahun ditunggu sejak copy darat itu. Komunikasi semakin intensif. Cinta pun semakin menggelora. Ditanya lagi melalui Japri. Benarkah? Benarkah? Benarkah? Jawabannya benar. Keyakinan yang belandas ketulusan dan tatapan masa depan berubah menjadi tekad yang sangat kuat. Kalau begitu diteruskanlah ke proses berikutnya. Orang tua, adat budaya serta Gereja pun harus diberi tahu.
Tahapan Perkawinan Menurut Adat Karo
Dalam adat pernikahan Suku Karo ada tahapan yang harus dilalui. Kalau tidak maka rusaklah secara adat. Ternyata sampai saat ini belum ada orang karo yang berani melanggarnya. Minimal ada 4 tahap yang harus dilalui. Mulai dari pembicaraan secara informal yang disebut “kusik kusik”. Inilah tahap pertama. Pada tahap ini pihak laki laki akan datang ke rumah keluarga wanita. Cukup 3 keluarga saja yang datang mengunjungi pihak wanita, yang juga sudah memanggil 2 sampai 3 keluarga kerabat dekatnya. Lalu maksud pun disampaikan untuk meminang putri tersayangnya. Biasanya juru bicara pihak lelaki yang datang adalah “bengkila” atau “bibi” dari calon pengantin laki laki, yang kedudukannya disebut “anak beru”. Dan di pihak perempuan yang menjawab bukanlah orang tua kandung sang putri yang mau dipinang, tapi anak berunya juga. (Anak beru adalah suami dari saudara perempuan ayah calon pengantin, beserta seluruh keluarganya; pihak anak beru memanggil “kalimbubu” kepada keluarga dari istrinya). Tahap pertama ini akan disetujui dan dilanjutkan dengan penentuan jadwal tahap kedua.


Menari Dalam Irama Karo

Tahap kedua disebut dengan “Mbaba Belo Selambar”. Adalah percakapan formal tentang rencana perkawinan. Semua keluarga besar laki laki akan bertemu dengan keluarga besar perempuan. Inti percakapan adalah menegaskan bahwa keluarga kedua belah pihak sudah setuju untuk melangsungkan pernikahan putra putrinya. Ditetapkanlah tanggal pernikahannya nanti termasuk segala sesuatu yang dibutuhkan untuk memperlengkapi secara adat. Mas kawin (mahar), besar kecilnya pesta, serta tanggal pasti untuk pemberkatan di gereja dan pesta adat dilakukan disini, dan ditutup dengan makan bersama.

Tahap ketiga disebut dengan “Nganting Manuk” adalah pesta yang dilakukan untuk memberi kesempatan kepada kedua pengantin untuk minta ijin dan mengucapkan kata kata perpisahan kepada masa lajangnya, kepada teman teman pemuda dan pemudinya. Biasanya dilakukan pada malam hari, di kampung halaman keluarga si wanita. Pada tahap ketiga ini biasanya dilakukan dengan “erkata gendang”, yaitu pesta tarian adat. Sekarang tahap kedua dan ketiga tidak lagi dilakukan secara terpisah, tapi dilakukan sekaligus pada malam yang sama.

Sungguh sungguh mendengarkan dan menyimak

Tahap keempat adalah pesta adat perkawinan itu sendiri. Satu hari sebelumnya dilakukan Pemberkatan di Gereja bagi yang beragama Kristen, atau Perjanjian Nikah bagi yang beragama Islam. Lalu diikuti acara adat, yang intinya adalah “sijalapan “ yaitu menegaskan kembali siapa yang menikah hari ini dari pihak laki laki dan perempuan beserta seluruh keluarga besar atau kerabat lengkapnya.
Lalu diikuti dengan pemberian kata kata nasihat, baik keluarga laki laki maupun keluarga perempuan. Pada saat ini keluarga laki laki akan memberi nasihat kepada pengantin laki laki tentang peranan dan tanggung jawab laki laki dalam rumah tangga dan peradatan. Pihak perempuan akan memberi nasihat kepada pengantin perempuan bagaimana kedudukan, peranan, tanggung jawab perempuan kepada suaminya dan keluarga suaminya. Biasa nya diselipkan kata kata harapan agar pengantin segera mendapat keturunan, baik anak laki laki maupun perempuan. Durasi acara adat ini biasanya seharian penuh, jam 09.00 sampai jam 17 bahkan jam 18.00. Lelah namun puas.


Bagaimana dengan tahapan perkawinan pemuda Amerika ini?
Dalam adat pernikahan pemuda Amerika dari Seatle ini juga diupayakan semampunya secara adat, namun tahapannya dipercepat. Tahap pertama yaitu kusik kusik dilakukan dengan terlebih dahulu memilih siapa yang akan menjadi ayah angkat adatnya di Indonesia dari suku Karo. Terpilih lah keluarga bermarga Karo Karo Purba. Dilanjutkan dengan tahap kedua dan ketiga tadi sekaligus, yaitu “Mbaba Belo Selambar” dan “Nganting Manuk”. Biasanya dalam tahap kedua dan ketiga ini calon penganting laki laki dan perempuan hadir. Namun karena Pemuda Amerika ini belum tiba di Indonesia, maka cukup diwakili oleh ayah angkat adatnya saja.


Merendahkan Hati Dihadapan Pendeta Sebagai Wakil Tuhan

Setelah calon pengantin laki laki tiba di Indonesia dari Seatle, maka dilakukan lah upacara untuk pemberian marga kepada dia, yaitu semarga dengan ayah angkatnya yang bermarga Karo Karo Purba. Pemberian marga ini diadakan dengan upacara adat tersendiri. Setelah itu resmilah dia bermarga Karo Karo Purba. Suku Karo memang sangat terbuka terhadap semua manusia jika berkeinginan untuk masuk menjadi bagian Suku Karo. Semua acara adat ini dilakukan dan difasilitasi oleh Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) di Bekasi.

Gereja lalu memberikan bimbingan pra nikah kepada kedua pengantin selama satu minggu penuh. Intinya adalah makna perkawinan bagi orang kristen. Apa yang harus dilakukan calon ayah dan calon ibu sebagai orang kristen di dalam keluarga. Lalu diikuti dengan acara pemberkatan nikah di GBKP Graha Harapan Bekasi, dan malamnya diadakan resepsi pernikahan dimana kedua pengantin berpakaian adat Karo.

Resmilah mereka menjadi pasangan suami istri, baik secara adat maupun sebagai manusia dalam paradigma manusia kristen. Setelah berbulan madu beberapa minggu di Indonesia, kedua pengantin akan berangkat ke Amerika untuk tinggal dan hidup disana.


Pemberkatan dalam Pernikahan Agung. Benar benar Kuasa Tuhan Yang Mempertemukan dan Melestarikan Pernikahan Ini.


Kita berharap dan berdoa agar mereka akan menjadi pasangan suami istri yang kekal dan abadi. Saling mengasihi dan menghormati. Si laki laki bertanggung jawab terhadap istrinya mengikuti janji nikah yang sudah dia ucapkan, dan siistri pun menghormati dan menyayangi suaminya. Terima kasih untuk facebook, dan jejaring jejaring sosial yang lain. Terima kasih juga kepada GBKP yang sudah memfaslitasi pernikahan dua anak manusia yang berbeda Ras dan Benua tempat lahir mereka. GBKP dimasa depan akan menjadi pelestari adat budaya Karo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023