Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025

Gambar
  Thema: Tetap Kataken Bujur man Dibata Bahan: 1 Tesalonika 5:16–18 " Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." Fakta Nas: Dalam surat ini, Rasul Paulus memberikan tiga instruksi penting kepada jemaat Tesalonika sebagai ekspresi hidup orang percaya yang matang dalam iman: Bersukacitalah senantiasa – Sukacita bukan sekadar emosi, tetapi sebuah keputusan rohani. Tetaplah berdoa – Sebuah ajakan untuk hidup dalam relasi terus-menerus dengan Allah. Mengucap syukurlah dalam segala hal – Menunjukkan respon iman, bukan tergantung pada keadaan. Ketiganya merupakan bagian dari kehendak Allah dalam Kristus Yesus. Arti dan Makna Teologis: Bersukacita senantiasa Sukacita dalam konteks teologis bukan bergantung pada situasi atau emosi, melainkan merupakan buah Roh (Gal. 5:22) yang muncul dari keyakinan bahwa Allah hadir, memelihara, dan berdaulat atas kehidupan. ...

TENTANG VIDEO ITU


Tanpa kita sadari, atau mungkin kita sangat sadar, bahwa energi kebangsaan kita sedang ditarik ke arah yang tidak ada maknanya. Pembicaraan paling hangat yang dilakukan hampir semua kalangan adalah kasus Video Mesum 3 orang itu. Hampir semua stasiun televisi menyiarkannya, dengan beragam kemasan acara, mulai dari acara gossip sampai Talk Show yang (katanya) paling cerdas dan berwibawa. Sejumlah pejabat sampai menteri ikut memperbincangkannya, tokoh yang paling mengandalkan moral sampai yang emosional pun tidak ketinggalan. Para ahli telematika, pembuat undang undang, pejabat bidang Hukum, sampai pengacara kondang ikut berbicara dan menyampaikan kuliah-kuliah cerdasnya. Secara diam-diam, karena terlalu heboh disiarkan, anak-anak remaja dan orang orang tua lugu pun ikut bertanya-tanya, ‘seperti apa sich videonya’. Sampai akhirnya dengan sembunyi-sembunyi ikut pula menyaksikan video tersebut. Apa reaksi mereka, para remaja dan orang tua lugu itu? Macam-macam saya kira. Dan semua menarik kesimpulannya sendiri.

Sebuah fenomena secara kebangsaan bisa kita petakan.
* Bangsa kita ternyata suka gossip, membicarakan masalah orang lain yang belum tentu kebenarannya.
* Sebuah iklan raksasa tentang ketidak baikan sedang ditayangkan di ruang-ruang keluarga kita.
* Sejumlah kaum pragmatis sedang mempergunakan ajang ini untuk mempopulerkan dirinya, dengan memakai kesempatan wawancara menayangkan kecerdasan dan moralitasnya yang "tinggi".
* Para pemilik stasiun televisi dan media yang lain sedang mengeruk keuntungan yang sangat hebat.
* Para pengacara senior pun pasti akan melihat dan mempergunakan kesempatan ini untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan melakukan pembelaan para selebritis itu sekaligus meng-iklan-kan diri pribadinya.
* Masalah-masalah kenegaraan yang lain nampaknya saat ini tidak menarik untuk diikuti karena ditutupi oleh nikmatnya “peristiwa kebejatan ini”

Lalu saya teringat akan pedah-pedah (petuah) orang tua saya dimasa lalu, “jangan memancing di air keruh”, janganlah menarik keuntungan dari penderitaan orang lain. Khusus untuk kasus ini saya kira lebih tepat jika dikatakan, “JANGAN MENCARI KEUNTUNGAN DI ATAS KENIKMATAN ORANG LAIN”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan PJJ GBKP Minggu 20–26 April 2025

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025