Featured Post

Berngi 6 Catatan Tambahan Pekan Keluarga 2024

Gambar
  Renungen: Masmur 128: 1-6 Tema : Jabu Si Dem Alu Kesangapen   128:1 Sangap kal kalak si malang man TUHAN , si nggeluh ngikutken kerina perentahNa. 128:2 Ipanna me ulihna latih, sangap nggeluh, mehuli sikerajangenna. 128:3 Ndeharana bali ras anggur si meramis buahna i bas rumahna, dingen anak-anakna bali ras tunas batang saitun i sekelewet mejana. 128:4 Bage me pasu-pasu TUHAN , man kalak si malang man baNa. 128:5 TUHANlah si masu-masu kam i Sion nari, mbera idahndu kesangapen Jerusalem kidekah umur geluhndu. 128:6 Cawirlah kam metua, maka sempat idahndu kempu-kempundu. Damelah sikerajangen Israel ! FAKTA , ARTI DAN MAKNA 1.      Sangap kal kalak si malang man TUHAN , si nggeluh ngikutken kerina perentahNa.   Ipanna me ulihna latih, sangap nggeluh, mehuli sikerajangenna. Ndeharana bali ras anggur si meramis buahna i bas rumahna, dingen anak-anakna bali ras tunas batang saitun i sekelewet mejana . Kerina kal kita ersura sura ra...

TENTANG VIDEO ITU


Tanpa kita sadari, atau mungkin kita sangat sadar, bahwa energi kebangsaan kita sedang ditarik ke arah yang tidak ada maknanya. Pembicaraan paling hangat yang dilakukan hampir semua kalangan adalah kasus Video Mesum 3 orang itu. Hampir semua stasiun televisi menyiarkannya, dengan beragam kemasan acara, mulai dari acara gossip sampai Talk Show yang (katanya) paling cerdas dan berwibawa. Sejumlah pejabat sampai menteri ikut memperbincangkannya, tokoh yang paling mengandalkan moral sampai yang emosional pun tidak ketinggalan. Para ahli telematika, pembuat undang undang, pejabat bidang Hukum, sampai pengacara kondang ikut berbicara dan menyampaikan kuliah-kuliah cerdasnya. Secara diam-diam, karena terlalu heboh disiarkan, anak-anak remaja dan orang orang tua lugu pun ikut bertanya-tanya, ‘seperti apa sich videonya’. Sampai akhirnya dengan sembunyi-sembunyi ikut pula menyaksikan video tersebut. Apa reaksi mereka, para remaja dan orang tua lugu itu? Macam-macam saya kira. Dan semua menarik kesimpulannya sendiri.

Sebuah fenomena secara kebangsaan bisa kita petakan.
* Bangsa kita ternyata suka gossip, membicarakan masalah orang lain yang belum tentu kebenarannya.
* Sebuah iklan raksasa tentang ketidak baikan sedang ditayangkan di ruang-ruang keluarga kita.
* Sejumlah kaum pragmatis sedang mempergunakan ajang ini untuk mempopulerkan dirinya, dengan memakai kesempatan wawancara menayangkan kecerdasan dan moralitasnya yang "tinggi".
* Para pemilik stasiun televisi dan media yang lain sedang mengeruk keuntungan yang sangat hebat.
* Para pengacara senior pun pasti akan melihat dan mempergunakan kesempatan ini untuk mendapatkan keuntungan dari kesempatan melakukan pembelaan para selebritis itu sekaligus meng-iklan-kan diri pribadinya.
* Masalah-masalah kenegaraan yang lain nampaknya saat ini tidak menarik untuk diikuti karena ditutupi oleh nikmatnya “peristiwa kebejatan ini”

Lalu saya teringat akan pedah-pedah (petuah) orang tua saya dimasa lalu, “jangan memancing di air keruh”, janganlah menarik keuntungan dari penderitaan orang lain. Khusus untuk kasus ini saya kira lebih tepat jika dikatakan, “JANGAN MENCARI KEUNTUNGAN DI ATAS KENIKMATAN ORANG LAIN”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Februari 2024