Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 13 - 19 Juli 2025

Gambar
  Thema: Membuat Nama (Erbahan Gelar) Nas: Lukas 2:21 (TB)  "Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya." Pengantar Nama adalah pemberian ilahi yang bukan hanya berfungsi sebagai penanda sosial, tetapi juga sebagai penegasan identitas, panggilan hidup, dan relasi seseorang dengan Tuhan. Dalam tradisi Ibrani, pemberian nama erat kaitannya dengan makna profetik dan tujuan ilahi. Yesus, sebagai Anak Allah yang menjadi manusia, diberi nama sesuai dengan rancangan kekal Allah sendiri — sebelum Ia dikandung, bahkan sebelum Ia lahir. Dalam konteks Karo, pemberian nama atau erbahan gelar bukan sekadar urusan budaya, tetapi juga memiliki dimensi spiritual dan eksistensial yang dalam. Fakta Historis dan Biblis Yesus diberi nama pada hari ke-8 saat Ia disunat, sesuai dengan hukum Taurat (Imamat 12:3). Nama "Yesus" (Ibrani: Yeshua) berarti "Yahweh menyelamatkan", yang ...

Motivasi Level 5

Dalam bukunya "Mengubah Pasir Menjadi Mutiara" Bagaimana Para Maestro Membangun MOTIVASI SUYPERIOR, Jansen Sinamo Sang Guru Besar Ethos menuturkan sebagai berikut :

Pada suatu hari yang sendu seekor anak kerang di dasar laut mengadu kepada ibunya.Sebutir pasir tajam bagai belati memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.

Anakku, kata sang ibu sambil bercucuran air mata,Tuhan tidak memberikan kepada kita bangsa kerang sebuah tangan pun,sehingga ibu tak bisa menolongmu;Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi terimalah ini sebagai takdir alam.Jadi, kuatkanlah hatimu nak. Jangan lagi terlalu lincah.Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu.Tegarkan jiwamu melewati rasa nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah dalam perutmuHanya itu yang bisa engkau perbuat anakku, kata ibunya dengan pilu tetapi penuh kelembutan.

Anak kerang pun mencoba nasihat bundanya.Ada hasilnya, tetapi rasa perih bukan alang kepalang.
Kadang kala, di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya.
Tetapi tak ada pilihan lain. Ia terus bertahan.
Dan dengan banyak air mata ia terus tegar, mengukuhkan hati, menguatkan jiwa, bertahun-tahun lamanya.

Tetapi, tanpa disadarinya, sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya.Makin lama makin halus. Kian lama kian bulat.Dan, rasa sakit pun semakin berkurang.Mutiara itu terus semakin terbentuk. Kini bahkan rasa sakitnya pun terasa biasa.Dan ketika masanya tiba, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, akhirnya terbentuk dengan sempurna.Kerang itu berhasil MENGUBAH PASIR MENJADI MUTIARA.

Penderitannya berubah menjadi mahkota. Air matanya menjadi harta sangat berharga.Dirinya kini, sebagai bentukan derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lainnya yang cuma disantap orang di bawah tenda-tenda bertuliskan "Sedia Kerang Rebus" di pinggir jalan.Tetapi kristal penderitannya kini, menjadi perhiasan mahal bergengsi tinggi di leher-leher indah para perempuan kaya nan jelita.

Nah, teman-teman sekalian. Kalau air mata Anda sendiripun menetes setelah membaca kisah ini, berbahagialah anda. Ambil tissu atau sapu tangan Anda dan sekalah dengan lembut. Memang Jansen Sinamo, juga mempunyai ketrampilan bertutur yang sangat piawai secara lisan dan tulisan. Menurutku kelas dunia.Kalau kita simak, sang anak kerang sangat dikuatkan dengan adanya mutiara yang tumbuh di dalam dagingnya. Karena mutiara itulah penderitannya tidak lagi terasa. Karena mutiara itulah sang empunya cerita ini pun menjunjung dia begitu tinggi.

Tapi.....Apakah kerang butuh dan perlu akan mutiara? Apakah mutiara itu bisa dia pakai, bisa dia makan, bisa dia kendarai, bisa dia agunkan, bisa dia pakai mengharukan aroma tubuh dan mempercantik dirinya sendiri? ternyata kan tidak. Mutiara yang dia bentuk dengan penuh penderitaan tadi ternyata dia persembahkan untuk manusia. Bukan untuk dirinya sendiri.

Jadi, bukankah sebagai manusia kita akan berbahagia dalam penderitaan kalau kita punya tujuan dan proyek yang bisa kita persembahkan kepada manusia lain? Dan selama yang kita kerjakan, upayakan, targetkan hanya untuk diri kita sendiri, jangan-jangan penderitaan terasa semakin berat dan menyiksa.

Puncak tertinggi dari semua motivasi kita kalau begitu adalah kalau kita mempunyai arah untuk menciptakan sebutir "Mutiara" bermutu tinggi yang kelak kita persembahkan kepada manusia yang lain. meskipun setelah itu kita tetap di dasar laut, dan nama kita tidak disebut. Saya menyebutnya itulah Motivasi Level 5. Sebab Motivasi level 1 sampai 4, semua bermuara terhadap diri kita sendiri, sedangkan Motivasi level 5, seperti anak kerang tadi muaranya untuk dipersembahkan kepada wanita-wanita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 15–21 Juni 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025