Featured Post

Catatan Khotbah Minggu 12 Mei 2024

Gambar
 Minggu Eksaudi : Begiken Min O Jahwe Warna Mbentar Invocatio          :  “(Pilipi 3 : 16)” Ogen                     :  Perbahanen Rasul Rasul 1 : 1 - 5  (Tunggal )     Khotbah            :  Masmur 31 : 1 – 5      (Responsoria )     Thema                 :  Pemindon Lako Iampang-ampangi Tuhan              Khotbah : Masmur 31 : 1 – 5     Masmur Daud. Ku Kam aku cicio o TUHAN ula pelepas aku kemalun. Kam kap Dibata si bujur, mindo aku, maka IkeliniNdu aku. Begiken min pertotonku pedas min Kam reh mulahi aku. Jadi min Kam deleng batu inganku cicio, kubungku si nteguh inganku terkawal. Kam kap ingan cebuni dingen bentengku, tegu-tegu dingen babai aku erkiteken GelarNdu. Tegu-tegu aku maka ula aku kena siding itogeng kalak man bangku. Ampang-ampangi aku maka ula aku kena cilaka. Pembukaan   Syalomm mejuah juah senina ras turang, Kidekah nggeluh manusia ibas doni enda, lit lalap perbeben.  Lit nge lalap kiniseran, kiniseraan si mengancam keselamatan ta.  Tapi lit ka nge jalan keluar,

Kemenangan Prabowo Gibran adalah Kemenangan Sebuah Persahabatan.

 

Persahabatan itu sakral, dampaknya melebihi semua analisa dan perkiraan.   Kemenangan Prabowo Gibran adalah buah dari sebuah ketulusan serta indahnya persahabatan antara Presiden Jokowi bersama kompetitornya dalam dua kali pilpres sebelumnya.  Kekalahan dan kemenangan tidak membuat mereka berpisah, namun sebaliknya mereka lebih erat.  

Jokowi dua kali menang pilpres pada tahun 2014 dan 2019, namun Prabowo berjiwa besar, sangat besar dan mulia menurut saya, saat dia mau menjadi “anak buah” Jokowi pada tahun 2019, menjadi menteri pertahanan.  Saya tahu ada sebuah motto dalam kepemimpinan, ‘pemimpin adalah dia yang diijinkan oleh anak buahnya menjadi pimpinan mereka’.  Sejajar dengan itu,  dua kali Pak Prabowo ‘mengijinkan’  Jokowi jadi Presiden dan tiba gilirannya, Pak Jokowi mengijinkan sahabatnya menjadi presiden berikutnya. Indah sekali.  

Namun kita bisa bertanya, benarkah Pak Prabowo bersahabat secara tulus dengan Presiden Jokowi ?  Sebelum saya paparkan sebuah bukti, saya ingin mengingatkan sebuah persahabatan tulus yang lain, yang setiap kali mengingatnya saya selalu meneteskan air mata.



Raja Israel yang pertama namanya Saul, dan seorang  anak Raja Saul bernama Jonathan bersahabat dengan Daud, calon raja berikutnya.  Karena Saul mendengar bahwa   Nabi Samuel sudah mengurapi Daud menjadi raja berikutnya padahal dia belun turun tahta maka timbul lah rasa benci Saul kepada Daud yang saat itu (tafsiran saya) umurnya masih belasan tahun atau setengah dari umur mas Gibran saat ini. (hehehehe)   Sampai sampai  Saul ingin membunuh Daud.  Tidak tanggung tanggung Saul mengerahkan seluruh strateginya dan pasukannya untuk mengejar dan selanjutnya membunuh Daud.  Tapi Daud selalu lolos, karena Tuhan  melindunginya. 

Suatu Saat Daud bertemu Jonathan sahabatnya secara diam diam di kota kerajaan.  Dan pada saat itulah Jonathan berpesan kepada Daud untuk segera pergi jauh, menyelinap secara diam diam, karena akan ada operasi yang sangat besar untuk mengepung dan membunuh Daud.  Daud segera pergi mengikuti saran sahabatnya itu karena ini info intelijen kelas satu.   Sebelum Daud pergi, mereka berpelukan dan Jonathan memberikan jubahnya kepada sahabatnya, karena dia juga berfikir mungkin tidak akan berjumpa lagi dengan Daud.

Setelah Saul meninggal, Daud diangkat jadi  Raja. Raja yang sangat adil, terkenal dan sangat bijak.  Berpuluh tahun kemudian suatu saat Raja Daud merenung di kursi kerajaannya, tiba tiba dia teringat akan  persahabatannya dengan Jonathan.  Segeralah dia memerintahkan prajuritnya  untuk mencari semua keturunan Raja Saul.   Dan ditemukanlah  seorang anak Jonathan sendiri yang bernama Mefiboset, dan maaf dia berkebutuhan khusus.   Segera Daud mengundang Mefiboset ke Istana dan memerintahkan untuk hidup bersama nya di Istana selanjutnya.  Dan seluruh tanah peninggalan Raja Saul oleh Daud  diberikan kepada Mefiboset dan kerabatnya untuk menjadi sumber penghidupannya.  Indah sekali. Persahabatan tulus melewati kematian. 

Kembali kepada persahabatan Prabowo dengan Presiden Jokowi, mana buktinya ? Untuk menjawab ini kita bisa menyimak semua peristiwa sebelum deklarasi Ganjar Pranowo jadi Presiden dan mengapa akhirnya Presiden Jokowi benar benar percaya akan ketulusan Pak Prabowo.

Pernah suatu kali Presiden Jokowi memanggil Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto sekaligus dan mereka bercakap cakap bertiga.  Pada saat itu dengan gamblang dan langsung tanpa tedeng aling aling Jokowi berkata,  saya tidak lebih memihak seorang yang diantara  kalian.  Namun siapa nanti yang hasil survey kalian yang lebih tinggi itulah yang saya dukung, katanya  kepada mereka berdua. 

Tidak berapa lama, Ganjar dideklarasikan di Batu Tulis jadi calon presiden.  Jokowi bingung, dan merasa tidak mungkin lagi murni mendukung Ganjar.  Lalu kepada Prabowo dia  belum sepenuhnya (100 % ) percaya.  Disinilah muncul statement Prabowo yang sangat luar biasa, saat dia berkata “ Pak Jokowi, saya tidak menjadi apa apapun saya rela, dan  saya tidak akan maju jadi calon  presiden kalau bukan atas dukungan Pak Jokowi”.

Mendengar pengakuan jujur dan tulus serta yang sangat mendalam ini, Jokowi percaya 100% kepada Prabowo bahwa beliau lah yang menjadi penerusnya.   Jadi masuknya Gibran sebagai calon wapres ternyata belakangan,  bukan sejak awal di plot seperti itu.  Wajar lah seorang ayah menitipkan anaknya kepada sahabatnya yang dia percaya.

Teman teman, persahabatan akan membuat kita ke level tertinggi prestasi kehidupan kita.  Mari kita bangun persahabatan tulus kita.  Selamat untuk Pak Prabowo dan Mas Gibran. Mejuah juah. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023