Setelah kurenung
renungkan ternyata hate speech itu
sama dengan Viagra. Hahahahhah. Mengapa mari kita lihat beberapa faktanya.
Viagra itu dipakai
oleh laki laki yang sebenarnya sudah menyadari bahwa kejantanannya
melemah (maaf), lalu meminum Viagra untuk meminjam kekuatan. Akhirnya dia kuat dan perkasa berjam jam.
Tapi setelah itu loyo kembali. Dan
selanjutnya dan seterusnya loyo lagi, kecuali dia kembali mengkonsumsi Viagra
itu.
Lalu mari kita simak pelaku
hate speech atau ujaran kebencian.
Pada saat dia melakukan ujaran kebencian dirinya merasa diatas angin
karena orang yang diberikan ujaran kebencian itu benar benar pada saat itu akan
ter bully, tersudut, terjolimi.
Tapi
beberapa hari kemudian, efek dari
ujaran
kebencian itu akan hilang, habis dan alam akan membela siapa yang benar.
Kebenaran tidak akan hilang hanya karena
ujaran kebencian.
Sumber Foto : betanews.com
Viagra hanya memberika efek sementara, efek sebentar saja
bukan permanen. Sama dengan itu Hate speech pun hanya akan memberikan
efek sebentar saja. Lalu apa sebebanrnya
motivasi paling besar atau alasan paling besar orang mengkonsumsi Viagra dan
juga melakukan hate speech?
Dalam salah atu artikel di Kompas.com dikatakan
seperti ini
1. Pria
yang mengonsumsi Viagra sebenarnya merasa insecure
dengan performa seksnya, atau punya hambatan dalam berhubungan seks. Jika
kehidupan seks Anda berjalan dengan dingin, Anda perlu hati-hati. Temukan apa
sebenarnya yang menjadi masalah. Bicaralah mengenai seks, hangatkan kembali
hubungan Anda, atau ikuti konseling perkawinan.
2. Jika kehidupan seks maupun perkawinan Anda
baik-baik saja, dan suami tidak mengalami kondisi medis yang bisa membuatnya
sulit ereksi, maka masalahnya mungkin adalah penuaan. Pria seperti ini merasa
tua, dan berharap Viagra bisa membuatnya muda kembali. Kalau sudah begini,
jangan biarkan ia bergantung pada obat kuat. Perlakukan dia seolah dia masih
pangeran Anda yang dulu. Dia akan sangat membutuhkan pengakuan dari Anda.
3. Kalau si dia menjadi terlalu
menuntut, ajaklah dia bicara blak-blakan. Anda berdua membutuhkan hubungan seks
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kesehatan emosional Anda. Oleh karena
itu, jaga agar hubungan Anda tetap intim dan terikat. Jika dia bersikap lebih
dari itu, lakukan dialog untuk mengungkapkan apa yang Anda rasakan. Selain itu,
tanyakan apa yang sedang terjadi padanya. Ingat, yang perlu dilakukan adalah
dialog, bukan diskusi untuk mengetahui siapa yang salah atau benar.
Jadi saya melihat bahwa orang yang suka melakukan ujaran
kebencian atau hate speech tadi sebenarnya
juga
1.
Tidak
yakin dan tidak aman dengan kekuatannya sendiri, jadi dicarinyalah cara untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri ,
terutama untuk sementara waktu saja. Apa itu ya menjelek jelekkkan pihak lain
2.
Mereka seolah olah sudah tua /pesiun dengan ide
ide kreatif. Tidak punya lagi inovasi
dan kreativitas bagiamana berkompetisi secara sehat dan dewasa. Cara paling gampang ialah mengungkit ungit
dan mencari cari semua kelemahan orang lain, supaya pihaknya kelihatan kuat,
benar dan akan memenangkan kompetisi.
3.
Kehilangan pegangan, kehilangan orientasi. Dalam
pikirannya, dia menang karena lawan lebih lemah, lebih tidak mampu. Lalu diciptakan lah opini supaya lawan itu
lemah. Tidak ada pikiran mereka bahwa
untuk menang itu butuh kekuatan diri sendiri, atau calon diri sendiri. Tapi untuk menang itu adalah, selama lawan
lebih lemah dan lebih dibenci maka kita akan menang.
Tiga pemimikiran di atas sangat bahaya untuk memenangkan
suatu kompetisi. Karena kemenangan yang dia raih hanya bisa dengan
menghancurkan tatanan system yang ada.
Sumber Foto : Express.co.uk
Analoginya dia hanya menang pertandingan sepakbola itu
dengan menghancurkan stadion sepakbola,supaya si lawan kesulitan bermain. Menang lah dia, tapi berakhir lah kompetisi
selamanya, karena stadion pun ikut dihancurkan untuk menciptakan kemenangannya.
Lalu mengapa sampai sekarang masih banyak hate speech itu? Yang dilakukan oleh lembaga lembaga yang terkordinir, oleh
tokoh tokoh senior, oleh ketua umum partai ?
jangan jangan karena mereka lah sebenarnya konsumen Viagra itu.
Tentu ini tidak bisa dibiarkan, kita semua rakyat Indonesia,
dan khususnya para pemimpin dan tokoh tokoh masyarakat, agama dan social, ketua
umum partai politik serta ahli ahli kebangsaan kita harus ada kesepatakan untuk
tidak memakai hate speech ini. Dampak negative
nya terlalu besar, dan terlalu mahal biaya social dan biaya kebangsaan yang
harus kita tanggung.
Marilah kita mengamalkan sila demi sila dalam Pancasila yang
sudah disusun dengan sangat bijaksana oleh bapak pendiri bangsa kita. KHususnya
Sila ketiga yang mengatakan Persatuan Indonesia, menghayati dan menjalankan sila ketiga ini akan membuat kita mampu berkompetisi secara sehat. Tidak perlu lah kita mempergunakan obat kuat
obat kuat yang hanya memberikan kekuatan sementara itu.
Komentar