Ada dua orang KARO si
la erpantangken BPK ras Tasak Telu yang prestasinya sangat membanggakan saat ini. Mereka boleh jadi dua orang Karo (dari
sekian banyak yang memilih jalur swasta ) yang paling sukses sebagai professional
serta dikenal cukup luas dan menjadi
sorotan media khususnya 2 tahun terakhir ini.
Saya beruntung pada bulan Juni 2017 ini bisa bertemu dan duduk semeja, ngobrol dalam
suasana sangat akrab dengan mereka. Obrolan mengalir tentang banyak hal, tentang apa
apa yang sedang dan akan terjadi dalam
dunia baik secara global, regional,
nasional dan lokal. Namun satu hal
ketika obrolan menyangkut generasi muda Karo, dan pengembangan orang Karo
secara umum, maka terlihat greget, antusiasme dan passion mereka.
Nah sedikit dari hasil percakapan dan dari materi seminar yang
mereka bawakan saya ingin sharing-kan
kepada kita semua, terutama yang menyangkut pembelajaran orang orang muda, baik
yang masih sekolah dan kuliah juga bagi yang sudah memulai memasuki dunia
pekerjaan.
Menurut saya apa yang mereka sampaikan sangat benar dan sangat
penting, bukan hanya teori meskipun nilai teoritisnya setara dengan buku buku manajemen
dan kepemimpinan terhebat yang pernah diterbitkan. Sebab apa yang mereka sampaikan merupakan
pengalaman ril kehidupan mereka yang sudah teruji dan melambungkan mereka kepada
posisi yang sangat prestisius dalam pendidikan dan dunia profesionalisme.
Saya akan memulai dengan mengutip pembelajaran dari Impal
saya Arya Sinulingga. Arya Sinulingga saat ini merupakan teman baik dan orang
kepercayaan salah seorang orang paling kaya di Indonesia maupun di dunia,
yaitu pemilik MNC Group. Arya Sinulingga
dipercaya untuk menjabat sebagai direktur pengelola beberapa group usaha MNC
Group.
Pada Hari Rabu taggal 21 Juni
2017 yang lalu kami diundang sebagai
pembicara pada salah satu program GBKP Klasis Jakarta Banten, yaitu penanaman
pengertian dan semangat ber PI untuk generasi muda dalam program 6 hari di
Puncak dengan nama “Youth Camp”. Ketika
Arya Sinulingga menyampaikan sesinya saya menyimak dan membuat catatan catatan
ringan sebagai berikut ini.
Bagaimana cara berkuliah dan pasti lulus? Arya punya kiat
yang sangat sederhana dan sudah dia buktikan.
Untuk mendapat Nilai C pada mata kuliah, caranya cukup sederhana. Ikuti
semua kuliah, dengarkan dosen menerangkan dan DUDUK LAH PADA BARIS DEPAN setiap
jam kuliah. Jangan duduk di belakang, jangan duduk di tengah tapi
duduklah di depan, simak dan dengarkan semua yang disampaikan dosen. Tidak
perlu dicatat, yang penting dengarkan saja dari depan, maka pasti dapat nilai C
kata alumni ITB ini. Hahahaha
Untuk mendapatkan nilai B, Arya punya kiat, duduk di depan atau
di baris dua yang paling penting adalah buat catatan serapi mungkin. Semua yang dijelaskan Dosen dicatat rapi, dan
dicatat lagi dan dicatat lagi. Karena dalam proses membuat dan merapikan
catatan disitulah kita menyerap dan meresapi mata pelajaran. Dengan cara
seperti ini maka sudah pasti akan mendapat nilai B. Saya berani taruhan eh traktir lah
kalau melesat kata Arya pula menambahkan.
Untuk mendapat NIlai A, selain duduk di bagian depan, dan
membuat catatan, maka ajarkanlah mata kuliah tersebut. Cari teman yang paling telat belajarnya
(bodoh, hahahah), lalu ajarkan kepada
mereka catatan kuliah yang sudah dibuat.
Atau cari teman yang mau diajari di himpunan atau di Senat. Saya dulu mulai dengan memberi ajaran kepada
satu orang, lalu kepada 3 orang lalu kepada satu kelas. Kalau mereka ada pertanyaan, kita tidak bisa
menjawab maka kita akan malu, lalu kita tambah lagi belajarnya kata Arya dengan
gelak tawa yang sangat bersahabat,
Hahahahahha.
Arya menyampaikan kesaksiannya bahwa pada semester semester
awal IP (indeks prestasi) nya tidak
pernah 2 koma, tapi selalu 1 koma.
Hahahaha. Namun setelah pernah suatu
saat diskusi dari hati ke hati dengan Ayahanda, maka Arya mulai menerapkan kiat diatas,
terutama kiat untuk mendapatkan nilai A, sehingga saat lulus IP nya 3,7 dari
ITB. Woow luar biasa sekali Mama Karo kita ini.
Dalam bekerja Arya memberikan wejangan yang bisa membuat
kita terbelalak. Beliau adalah seorang pekerja Spartan yang Multi Tasking
dan mempunyai prinsip, apa pun yang ditugaskan kerjakan secara berkualitas. Yang kita kerjakan harus sesuatu yang membuat
diri sendiri bangga, dan atasan kita pun harus bangga.
Untuk menghasilkan pekerjaan secara berkualitas, maka ada tabu yang harus diperhatikan. Tabu itu adalah jangan pernah memikirkan gaji atau bonus saat berkerja. Tapi
upayakan dengan semaksimal mungkin kualitas pekerjaan kita. Lakukan pekerjaan
dengan siklus kualitas, Plan, Do, Check,
Action kata Arya mengutip siklus bekerja
(PDCA) yang awalnya digagas oleh ahli mutu Deming (William Edward Deming). Gaji
atau Bonus kita Tuhan yang atur, Dia cukupi dan Tuhan adalah Manager personalia
yang benar benar adil dalam menghargai setiap hasil kerja yang berkualitas.
Arya adalah seroang pembelajar cepat, spartan dan punya system.
Sehingga dia dipercaya menjadi Pimpinan redaksi pemberitaan semua TV di Group
MNC padahal tidak pernah sekalipun belajar formal tentang publisistik dan tidak
pernah menjadi wartawan. Woow suatu
pembelajaran yang sangat hebat bisa didapat dari seorang yang menghayati Iman
itu sesuatu yang harus sipraktekkan.
Saluuuuttt Mama Karo anak singuda. (Arya
Sinuligga adalah anak laki laki bungsu yang merupakan anak kesembilan dari 10
orang bersaudara dari Tokoh Pendidikan Karo, yang juga merupakan mantan
Direktur SPG Negeri Kabanjahe sebelum dipromosikan ke Dinas Pendidikan Sumatra
Utara, Bon Sinulingga).
Iman Kekristenan menurut Arya sesuatu yang bukan teoritis,
tapi sesuatu yang harus diterapkan dalam hidup hari lepas hari. Arya juga punya visi yang sangat kuat untuk
memajukan Tanah Karo dan Orang Karo.
Sehingga dikatakan hampir setiap bulan dia akan pulang ke Tanah Karo.
Salah satu mimpinya adalah menjadikan Danau Toba yang masuk wilayah Kabupaten
Karo menjadi pusat pembinaan Iman. Mamre
GBKP sudah memilih dan menemukan tempat yang sejalan dengan mimpi Sinulingga mergana
ini.***
Pelajaran kedua ialah dari Senina saya Elia Massa
Manik.
Tentang Elia Massa Manik sudah
banyak saya tulis di blog saya ini sebelumnya.
Dialah orang pertama di Indonesia yang disebut sebagai
Manager 1Triliun.
Tentang dia, saya diam saja pun
sudah banyak sekali pembelajaran yang bisa kita petik.
Dalam lima tahun terakhir ini beliau diberikan kepercayaan
sebagai Direktur Utama tiga perusahaan yang sangat berbeda. Direktur Utama Elnusa, Direktur Utama PTPN
III Holding yang membawahi 14 PTPN dan sekarang menjabat Direktur Utama PERTAMINA,
Satu dari tiga BUMN yang assetnya paling besar. Pertamina saat ini mempunyai
asset lebih kurang Rp 800 T, dan Pak Massa (begitu dia selalu disebut) punya
visi dalam dua tahun ini membawa PERTAMINA mempunyai asset RP 1000 Triliun.
Fantastis.
Pada tanggal 4 Juni 2017 kemarin Elia Massa Manik memukau
lebih kurang 700 orang Mamre dari dua klasis, Klasis Bekasi Denpasar dan Klasis
Jakarta Kalimantan dalam acara KPI Mamre di Batu Jawa Timur. Ceramah yang sangt cair, sangat berkelas, ide ide kelas dunia disampaikan oleh Putra
Kedua yang lahir di Kabanjahe ini. Kepercayaan dirinya sangat luar biasa, namun
terasa sekali dia juga sangat menghormati orang apapun kedudukannya.
Sama dengan Arya Sinulingga, Elia Massa Manik juga merupakan
lulusan ITB Bandung, dari jurusan Teknik Lingkungan (kemarin saya tulis Teknik Industri). Sedangkan Arya sendiri
merupakan lulusan Teknik Sipil. Setelah dari ITB, Elia Massa melanjutkan
pendidikannya ke Sekolah Management Paling Top di Asia, yaitu Asean Institute Of Management di Pilliphina/AIM, dan lulus
dengan gelar Master Of Business Management (MBM).
Nah dalam ceramahnya di Batu saya mencatat beberapa hal
pembelajaran yang paling penting dari beliau, yaitu yang pertama bahwa kita ini
harus merubah mental kita dari mental peminta/pengemis atau pengeluh (suka mengeluh) menjadi mental
pemberi (giving). Massa dengan
sangat jelas dan sederhana serta renyah
mengatakan dua mental atau kebiasaan suka menerima dan suka mengeluh adalah
kunci kegagalan dalam pekerjaan dan dalam hidup.
Bagaimana keluar dari mental pengemis dan mental mengeluh
Massa mengatakan yang paling penting dan paling uatama adalah beriman dan takut
kepada Tuhan saja. Beliau mengatakan bahwa ayat Firman Tuhan yang tertulis
dalam Amsal 1 : 7 sebagai solusi terbaik.
Takutlah akan Tuhan, maka seluruh pengetahuan akan diberikan. Jika seseorang
sudah mempunyai pengetahuan yang baik, maka dia akan bisa bekerja dengan baik
dan berprestasi, selalu membuat perubahan menuju ke arah yang lebih baik.
Yang berikutnya tandas Massa sukalah memberi, terutama
memberikan persembahan kepada Tuhan. Massa mengatakan bahwa dia sudah
mempraktekkan memberikan persembahan persepuluhannya sejak dia sekolah di
SMP. Sejak Sekolah Menengah Pertama,
Elia Massa kecil sudah memberikan persembahan persepuluhannya kepada Tuhan
melalui gereja. Lalu berlanjut ke SMA,
ke kuliah saat bekerja bahkan sampai saat ini selaku Dirut dia tidak pernah
melupakan persembahan persepuluhannya.
Luar biasa…Semua aggota Mamre yang
medengar ceramahnya termenung dalam diam yang menggelora mendengar
kesaksiannya. (Kita masih berdebat soal persepuluhan, apakah harus tepat sepuluh persen, lalu sepuluh persen dari income atau sepuluh persen setelah dipotong semua pengeluaran. Kita masih berdebat, Elia Massa Manik putra Pertua Emeritus sudah memberikan persepluhannya hampir seumur hidupnya. Ja ketadingen ta e...... heheheheh)
Pelajaran kedua yang disampaikan oleh Massa dalah bekerja
dengan hati. Setiap orang yang bekerja dengan hati, pasti akan berprestasi
karena dia tidak pernah merasa gengsian saat bekerja. Orang bekerja dengan hati
adalah orang yang bekerja secara jujur dan berintegritas, kata salah eksekutif papan atas yang pola hidupnya sangat bersahaja dan sederhana ini, yang terbiasa tidak memakai kaus kaki. (di sela sela ceramahnya Massa
menyampaikan filosofi tanpa kaus kaki artinya bekerja dan berfikir apa adanya,
tidak menyimpan sesuatu yang tidak baik, tapi sampaikan dan kemukakan apa
adanya. Saya hanya akan memakai kaus kaki kalau diundang ke Istana Negara kata
Massa disambut geeeerrrrr semua mamre).
Kejujuran dalam bekerja membuat Elia Massa tidak takut
kepada siapapun, tidak takut akan kehilangan jabatan, tidak takut akan
konflik dan tidak takut meghadapi situasi apapun. Saya selalu siap kemanapun bekerja yang
ditentukan Tuhan, kata penggemar tasak telu dan pemain gitar handal ini.
Orang yang bekerja dengan hati adalah orang yang bekerja secara total serta mau belajar
dari siapapun tandas Massa. Dia
menyampaikan kritiknya bahwa banyak manager hanya mau berdiskusi sesama manager,
banyak direktur hanya mau berkomunikasi sesama direktur saja. Turun gengsi mereka
kalau berkomnikasi dengan bawahannya kata nya dengan nada sedikit geram. Saya pernah
belajar dari tukang kebun, dari tukang deres karet, dari ahli lapangan seismik
kata Massa. Saya tidak gengsian belajar
dari siapun tegas beliau.
Inilah beberapa hal sederhana yang disampaikan oleh Elia
Massa yang menurut saya perlu sekali direnungkan oleh Mamre dan orang orang
muda Karo. Prestasi luar biasa yang sudah diraihnya membuat kita semua sangat
percaya tentang apa yang dia katakan.
Antara Arya Sinulingga dan Elia Massa Manik ada beberapa
persamaan kualitas hidup yang saya lihat dan bisa kita jadikan pembelajaran sejati. Bukan saja karena
mereka sama sama lulusan ITB, namun beberapa hal lain yang bisa saya sampaikan kepada kita semua
pembaca blog setia saya. Kita jadikan pembelajaran yang sungguh amat penting dan
bernilai sekali.
Kesamaan pertama mereka dekat sekali dengan orang tuanya
khususnya dengan Ayahandanya. Arya dan
Massa bisa berbicara dari hati ke hati dengan ayahandanya. Dan hasilnya jiwa
dan karakter kepemmipinan mereka benar benar nyata dan diakui bangsa ini.
Menurut para ahli kepemimpinan : model pemimpin yang pertama
sekali dan akhirnya paling kuat meresap ke dalam sanubari seseorang adalah
ayahnya sendiri. Saya baca sebuah buku yang merupakan hasil dissertasi, yang
mengatakan kedekatan dengan ayah adalah modal atau pembelajaran yang paling
utama untuk kepemimpinan seseorang.
Persamaan kedua dari dua orang ini adalah berpenampilan
sangat sederhana. Apa adanya, tidak gengsian bergaul dengan siapa saja. Tidak jaim, tidak membangun jarak. Arya bisa bergaul dengan siapa saja, kalau
dia memberi ceramah semua anak muda bisa terpingkal pingkal dibuat.
Massa pernah ditangisi oleh seluruh anak buahnya ketika dia
memilih keluar dari Elnusa setelah sukses dia buat. Karena figurnya sangat disukai oleh anak
buahnya. Ketika dia di perkebunan, mandor
mandor serta buruh buruh yang paling rendah pun berani menyapa dia. Ahh teringat dengan Presiden kita Jokowi dan
Pak Ahok ya…
Persamaan yang ketiga mereka suka menolong orang, siapun dia. Mereka punya naluri dan hati untuk menolong orang. Oleh sebab itu perhatian dua
orang ini untuk Tanah Karo dan Orang Karo pun sangat besar. Mereka tidak pernah
habis memikirkan bagaimana memajukan Kalak Karo bagaimana memajukan Tanah
Karo.
Banyak contoh yang sudah bisa kita lihat dari program program
yang dibuat oleh Arya Sinulingga dan juga Elia Massa Manik. Save Tanah Karo,
Jambur Erlajar beberapa contoh yang pernah digagas oleh Arya dan dikerjakan
bersama teman teman.
Memilih orang Karo terbaik menjadi Direktur di PTPN pernah
dilakukan oleh Elia Massa Manik. Bersedia diundang oleh Permata Pusat dalam
Program CIMPA serta diundang serta datang sendiri Ke Malang padahal
kesibukannya segudang dilakukan oleh Elia Massa sebagai beberapa contoh kecil.
Terpilihnya Elia Massa Manik menjadi Orang Karo pertama sebagai DIRUT Pertamina tentu saja secara moral mengangkat Suku
Karo sejajar dengan suku suku terhebat di Indonesia ataupun di dunia ini. Pergaulan Arya Sinulingga dengan pemimpin pemimpin terhebat di Indonesia ini juga membuat keyakinan diri Orang Karo semakin meningkat.
Sangap kal kita kalak Karo atas prestasi dan pola hidup
mereka berdua. Kita menantikan program
program berikutnya dari mereka, dan dari professional Karo yang lain. Dan ula ka kita lupa notokensa ia duana gelah
prestasina semakin tinggi dan semakin tinggi untuk kemuliaan Tuhan kita dan juga
kinihagaan ta selaku Kalak Karo. Mejuah juah kita kerina.
Sekali nari pagi ras ras kita kundul kerina janahta man onggal onggal tah cimpa tuang. hahahaha.
Komentar
Menjuah-juah. Horas!
Menjuah-juah. Horas!