Featured Post

Refleksi dari Acara Pisah Sambut Pendeta Runggun GBKP: Suatu Evaluasi Teologis dan Strategis

Gambar
  Pendahuluan Acara pisah sambut pendeta di GBKP Runggun Graha Harapan pada hari Minggu, 14 September 2025, berlangsung dengan penuh sukacita. Panitia merancang acara tersebut sedemikian rupa sehingga setiap sektor PJJ dan kategorial tingkat runggun dapat menyampaikan kata perpisahan kepada Pdt. Erlikasna br. Purba MTh sekaligus menyambut pendeta baru Pdt Walden Masmur Ginting Munte MTh . Hampir semua sektor memberikan cenderamata sebagai bentuk apresiasi. Momen tersebut juga dipenuhi suasana kekeluargaan dengan dokumentasi foto bersama, yang kini menjadi ciri khas budaya digital jemaat. Namun, di balik kemeriahan itu, muncul pertanyaan reflektif: Bagaimanakah ukuran keberhasilan pelayanan seorang pendeta selama lima tahun di satu runggun? Pertanyaan ini penting karena menyentuh inti dari pelayanan pastoral, yakni dampaknya terhadap pertumbuhan teologi dan spiritualitas jemaat.   Substansi: Ukuran Keberhasilan Pelayanan Keberhasilan pelayanan seorang pendeta tidak cukup hanya ...

Dulu Dianggap Kasar, Ternyata Candaannya Pun Bisa Membuat Pusing dan Berang



Selama ini Ahok dinilai banyak orang sebagai sosok  yang suka ngomong keras, tegas dan kasar. Bahkan “omongan  kasar”   nya Ahok dipakai banyak musuh politiknya untuk menjatuhkan dia.  Bahkan calon Gubernur yang lain dalam Pilkada Jakarta secara sengaja memakai jargon, “Jakarta mengingini pemimpin yang santun”,  sebagai strategi untuk mengalahkan Ahok yang dinilai sebagai pemimpin yang kasar dan bahkan emosional.

Namun apa yang terjadi dua hari ini ,  yang membuat Sandiaga Uno sebagai Calon Wagub yang diusung oleh Partai Gerindra dan PKS  berang dan marah tidak datang dari omongan kasar Ahok.  Bahkan Ahok tidak kasar sama sekali, sebab ngomongnya sambil terkekeh.


Ahok ngomong sambil terkekeh saat ditanya wartawan mengenai responnya tentang tantangan Sandiaga Uno pembuktian harta terbalik.  Ahok meladeni pertanyaan wartawan dengan jawaban yang panjang lebar, tidak apple to apple, beda pembuktian kekayaan pejabat Negara dengan pengusaha sampai kepada Tax Amnesty.

Nah  pada bagian terakhir inilah Ahok mengatakan sambil terkekeh bahwa Pak Sandiaga ikut program pemerintah tentang Tax Amnesty dan menjadi bukti bahwa DULU Pak Sandiaga ngemplang pajak atau pernah tidak bayar pajak.  Untuk lengkapnya pernyataan Ahok ditulis oleh Kompas com seperti dibawah ini : 

"Tax amnesty ini untuk orang biasa yang tidak bisa membuktikan pajak yang dia bayar dengan gaya hidupnya. Dalam hal ini, Pak Sandiaga ikut (tax amnesty), berarti itu juga membuktikan Pak Sandiaga dulu tuh ngemplang pajak, enggak bayar pajak gitu ya, he-he-he," kata Ahok terkekeh.

Kompas menulis secara lengkap bahwa pernyataan Ahok disampaikannya dengan terkekeh atau bercanda, jadi mungkin bukan sebuah pernyatan pasti apalagi tuduhan.  Hanya sebuah candaan.

Namun detik.com entah mengapa tidak menuliskan candaan ini, atau tidak menyebutkan bahwa Ahok mengatakan Sandiaga sebagai ngemplang pajak dengan nuansa bercanda saat Ahok mengatakan sambil terkekeh. Begini tulisan pada detik com.

"Nah, kalau buat yang bukan pejabat, maka yang dilaporin itu pajaknya. Makanya untuk orang biasa yang tidak bisa membuktikan pajak yang dia bayar, dengan gaya hidupnya, di situlah pemerintah mengeluarkan yang namanya Tax Amnesty.
 Nah, dalam hal ini Pak Sandiaga ikut. Berarti itu juga membuktikan Pak Sandiaga dulu itu ngemplang pajak, enggak bayar pajak gitu loh ya," kata Ahok

Kalau membaca detik.com yang tidak mengutip candaan Ahok interpretasi pembaca bahwa Ahok mengatakan soalTax Amnesty secara serius, jadi seolah olah Ahok mengatakan yang pasti atau menuduh.  MENGAPA Detik.com tidak menuliskan nuansa candaan atau terkekeh nya Ahok seperti Kompas menulis? Apakah hal ini disebabkan oleh kualitas wartawan Kompas yang lebih tinggi, atau ada maksud yang lain saya,  kira hanya Redaksi Detik.com yang tahu.

Jadi yang ditakuti oleh banyak orang terutama para politikus yang bersebarangan dengan Ahok bukan hanya omongan kasar Ahok, yang belakangan ini sudah terlihat lebih santun, namun juga candaannya.  Hahahaha.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025