Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Sebuah Kisah Memilih Pemimpin

Inilah sebuah kisah kepemimpinan yang memberi inspirasi kepada banyak  pemimpin di dunia. Tepatnya sebuah kisah tetang   memilih pemimpin.  Tak kurang bekas presiden Amerika Serikat,     FD Rosevelt dalam kesaksiannya mengatakan bahwa kisah ini  banyak sekali mengilhami dirinya saat memimpin Negara Adidaya, Amerika Serikat.  Beginilah kisah yang diambil dari cerita mitologi Yunani. 

Konon suatu saat raja meninggal dunia. Raja bijaksana yang meninggal dunia ini tidak mempunyai keturunan/anak seorang pun, sehingga tidak ada yang akan menjadi ahli waris menjadi raja berikutnya.  Lalu dewan istana sepakat untuk memilih pengganti raja berikutnya seseorang dari rakyat sendiri.  Dicarilah pemuda pemuda yang paling hebat dari seluruh pelosok negeri untuk dinominasikan menjadi raja.



Ternyata ditemukan 4 orang kandidat yang sama sama kuat dan cerdas sama sama tampan dan usia pun relative masih muda dan merata.  Harus dipilih satu dari 4 orang ini, tidak mungkin empat empatnya menjadi raja.  Namun pertanyaannya, bagaimana memilih seorang yang benar benar pemimpin yang mempunyai karakter  jujur, berani, jago berkomunikasi serta tidak mudah menyerah.  Satu lagi persyaratan yang penting adalah pemimpin yang terpilih harus  dapat membawa seluruh rakyatnya menjadi orang baik dan kelak masuk surga?

Dewan istana yang menggagas pencarian/perekrutan pemimpin baru  atau pengganti raja akhirnya menyepakati cara memilih satu pemimpin dari 4 orang yang terbaik adalah dengan cara berlomba memanah burung merpati. 

Pada hari yang telah ditetapkan berkumpullah seluruh rakyat dan dewan istana di lapangan terbuka yang sangat luas untuk menyaksikan siapa 1 orang dari 4 pemuda yang paling cakap dan bijaksana yang akan menjadi raja.  Keempat orang kandidat di suruh berbaris menunggu ditempat yang telah ditentukan.  Lalu sekitar 100 m dari tempatnya,  ditegakkan lah sebatang kayu setinggi lebih kurang 5 m.   Pada ujung kayu sebelah atas hinggap seekor burung merpati berwarna putih, dimana pada sebelah kakinya ditambatkan tali sepanjang 25 Cm, dan ujung tali yang lain diikatkan pada bagian kayu, sehingga burung tersebut tidak bisa terbang jauh.  

Rakyat dan seluruh penonton berdebar menanti saat saat perlombaan akan dimulai.  Beberapa orang tua-tua  bijak yang dipilih menjadi juri pun sudah menduduki tempatnya masing masing.

Tibalah giliran pemanah pertama.  Dia mengambil posisi, lalu membidik sasaran.  Sebelum melepaskan anak panahnya dia berfikir dalam benaknya.  Dia memandang sasaran burung merpati berwarna putih. Dia menyerah, dia menyadari kemampuannya. Lalu dalam benaknya berfikir. Aku tidak akan mampu untuk membidik secara tepat sasaran tersebut. Tapi jika  tembakanku tidak mengenai satupun maka alangkan malunya diriku, pikirnya.  Ah, aku akan membidik ujung kayu. Kalau tepat kena ke ujung kayu, aku tidak akan malu, karena ada sasaran yang bisa ku bidik sesuai dengan kemampuanku pikirnya.  Hatinya pun pasti membidik ujung kayu bukan burung. Dia mengambil ancang ancang, konsentrasi, tarik nafas lalu melepaskan anak panahnya.  Persis mengenai ujung kayu.  Si burung terbang sedikit lalu hinggap lagi.  Semua penonton bertepuk tangan tanda kagum. 

Pemanah kedua mengambil posisinya.  Gilirannya sekarang membidik burung yang masih hinggap di ujung kayu.  Wajahnya menampakan keceriaan dan optimisme bahkan sedikit anggap remeh.  Dia memang mempunyai keahlian dan pengalaman yang sangat dalam soal panah memanah.  Dia merasa pasti akan mampu memanah burung merpati.  Dengan langkah yang pasti dan wajah yang sangat yakin dia mengambil posisi. Menarik tali busur, memicingkan matanya, berkonsentrasi lalu blessszz. Dia melepaskan anak panahnya. 

Beberapa detik kemudian  burung merpati di ujung kayu terbang kecil, sehingga anak panah dari pemanah kedua mengenai tali yang menambat kaki burung ini. Cesssz…anak panah mengenai tali yang mengikat burung tersebut. Talinya putus, dan burung lepas terbang ke langit.  Penoton berdecak kagum dan bertepuk tangan.

Segera pemanah yang ketiga melompat dan mengatur posisi  saat burung tersebut di atas langit terbang bebas.   Dia membidik sasarannya.  Ceeeppp. Anak panahnya tepat mengenai sasaran burung yang sedang terbang. Jatuh ke bumi tepat beberapa meter di depan tempat duduk para tua tua yang  menjadi juri.

Semua penonton berseru tanda sangat takjub dan kagum, lalu bertepuk tangan.  Tidak berhenti,tetap bertepuk tangan bekepanjangan sangat kagum, dan yakin bahwa Raja telah terpilih .

Tapi masih ada satu kandidat lagi yaitu pemanah keempat.  Sasaran sudah mati, sasaran tidak ada lagi.  Apakah dia harus diaanggap kalah?  Pemanah keempat mengambil posisi, dia menghadap kayu kosong.  Masih berdiri kayunya, namun burungnya sudah tidak ada.  Lalu dia terlihat seperti berdoa. Mengambil ancang ancang membidikkan panahnya. Bukan kepada kayu, namun ke atas langit tepat di atas kepalanya.Dia menarik busurnya, lalu dengan sekuat tenaga dia melepaskan anak panahnya.  Tiba tiba anak panah yang meluncur ke langit itu muncul api. Dan anak panahnya masuk ke surga ke tempat para dewa.

Menurut Anda para pembaca setia Katmospir dan pengunjung Facebook saya siapakah yang paling pantas menjadi Raja atau pemimpin dari keempat pemanah tadi?

Siapakah yang paling layak menjadi manager?

Siapakah yang paling tidak pantas menjadi pemimpin bahkan menjadi manager?

Saya belum menjawab siapa yang terpilih menjadi Raja berikutnya, namun saya menyampaikan kesimpulan yang pertama yang paling penting.  Bahwa memilih itu harus sungguh sungguh. Memilih pemimpin itu tidak bisa asal memilih? Memilih pemimpin itu harus penuh dengan tanggung jawab, bahkan harus menjadi kenangan seumur hidup kita.  Jika kita punya kesempatan memilih, kita harus lakukan dengan sungguh sungguh.  Karena kita dan kam menjadi wakil kehidupan untuk menentukan pemimpin.  Sekali Anda salah memilih, maka Anda akan menderita, orang banyak pun akan menderita.  JIka kam salah memilih, maka kam ikut menciptakan kesengsaraan rakyat.

Jangan lah mau menerima uang untuk menentukan pilihanndu.  Kalau kam menerima uang 500 ribu ataui 1 juta rupiah untuk memilih sesorang, maka harga atau kualitas pemimpinndu hanyalah 500 ribu atau 1 juta.  Hindari lah money politics. Memilih lah dengan hati nurani. Salam ras mejuah juah. (Bersambung). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023