Featured Post

Analisis Lengkap Mengenai Ketidaksinambungan Komunikasi antara Pertua & Diaken Emeritus dengan Pertua & Diaken Aktif di GBKP (Klasis Bekasi-Denpasar) dalam Perspektif Akademis dan Teologis

Gambar
 Pembinaan khusus bagi Pertua dan Diaken Emeritus Klasis Bekasi-Denpasar yang dilaksanakan di Kinasih, Depok, pada 7 Februari 2025 mengangkat isu fundamental mengenai peran dan keterlibatan pertua dan diaken emeritus dalam gereja. Salah satu poin yang ditekankan oleh Pdt. Christoper Sinulingga, selaku Kabid Pembinaan Moderamen GBKP, adalah bahwa tidak ada perbedaan dalam hal melayani  antara pertua dan diaken aktif dengan pertua dan diaken emeritus. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan komunikasi dan peran yang cukup signifikan. Pertanyaan kunci yang muncul: 1. Mengapa terjadi kesenjangan komunikasi dan peran antara pertua & diaken emeritus dengan pertua & diaken aktif? 2. Benarkah dalam konsep teologis tidak ada perbedaan antara keduanya? 3. Jika secara konsep tidak ada perbedaan, mengapa dalam praktik muncul perbedaan? 4. Apa tujuan sejati dari pembinaan ini, dan bagaimana penyelesaiannya? Untuk menjawab pertanyaan ini, analisis...

Mungkinkah Beras Yang Dijual Pak Sembiring Itu Beras Plastik?


Berita heboh tentang penemuan beras yang terbuat dari “bahan plastik”  terjadi di Bekasi.   Sebagaimana berita yang sangat ramai diberitakan dua hari terakhir ini baik melalui media sosial maupun televisi, bahwa seolah olah sudah pasti bahwa “beras palstik” itu benar benar ada ditemukan.

Bermula dari pengakuan seorang pedagang nasi uduk yang menjadi pelanggan salah seorang pedagang (agen) beras di  Pasar Mutiara Gading Timur Bekasi yang mengatakan bahwa dirinya gagal membuat bubur yang baik untuk dijual. Dewi Septiani nama pedagang bubur ayam dan nasi uduk yang menjadi awal  dari semua kehebohan ini.



Dewi membeli beras sebanyak 6 liter pada hari minggu 17 Mei 2015 di pasar Mutiara Gading Timur  di toko langganannya, yang dimiliki oleh seorang pedagang beras  terbesar disana.  Maksud hatinya adalah membuat bubur dan nasi uduk untuk dijual pada hari Senin tangal 18 Mei.  Namun Dewi Septiani sangat kaget karena dia gagal  mendapatkan hasil masakan yang baik. Dewi menduga bahwa beras yang dia masak adalah “ beras plastic”  yang  memang  sedang ramai diberitakan.



Dewi segera mempostingkan  kejadian yang dia alami di akun facebook nya, termasuk juga mengirim email kepada beberapa dinas terkait.  Sepanjang hari Senin tgl 18 Mei 2015 tidak ada tanggapan sama sekali sehingga Dewi kembali lagi mengirimkan  emailnya.  Namun pada tanggal 19 Mei pagi pagi ada berita yang sangat mengejutkan Dewi yaitu  permintaan wawancara dari TV One.  Nah dari sinilah berita tentang penemuan “beras plastik”  ini bergulir sangat cepat, secepat  Moto GP yang dikebut Valentino Rossi pada minggu malam kemarin.  Hampir semua media besar di Tanah Air sudah memberitakan kejadian ini; Kompas.com, Tempo.com, Merdeka.Com, TV One, Metro TV, Liputan 6, Kompasiana, Facebook dan yang lainnya.

Saya melihat ada 3 kebetulan atau yang aneh dari penemuan “beras plastik” ini.

1.        Mengapa hanya Dewi Septiani saja yang menemukan beras plastik, padahal banyak sekali pelanggan yang membeli beras di toko sahabat saya yang bernama S ini.  Saya mengenal karakter S sebagai seorang pedagang yang sangat ramah,  jujur dan sangat  taat beribadah. Mungkin karena keramahan dan kejujuran nya tersebut dia memiliki toko beras terbesar di Pasar Mutiara Gading Timur, Mustika Jaya  Bekasi.  Di Pasar ini tadinya ada 3 agen beras, namun sekarang tinggal 2 orang lagi yaitu S sendiri  dan Smta

2.       Mengapa kejadian ini bersamaan/ berdekatan dengan tanggal  20 Mei yang khabarnya ada demo besar-besaran.

3.       Mengapa Ibu Dewi seolah olah getol sekali ingin mempublikasikan temuannya melalui media sosial, padahal  sebagai pelanggan yang menurut pengakuannya sudah lama menjadi pelanggan Toko S bisa saja dirinya meminta berasnya diganti, lalu segera mengadu ke Polisi.

Inilah beberapa keanehan  saya rasakan yang berkaitan dengan maraknya berita tentang penemuan “beras plastik”  di Bekasi.  Sekarang sisa beras yang dibeli Bu Dewi dan beberapa karung sampel beras dari Toko S sedang diteliti.  Mari kita doadakan agar Polisi dan BPOM mendapatkan hasil penelitian yang paling  benar dan objektif supaya keresahan di hati rakyat yang mengkonsumsi beras dan pedagang beras dan olahannya  di Bekasi dan sekitarnya  dapat tenang untuk menjalankan bisnisnya sehari hari.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024