Featured Post

Perlunya Pembinaan Partisipatif dan Regeneratif di GBKP Runggun Graha Harapan Bekasi

Gambar
  Pt. Em Analgin Ginting M.Min.  Pendahuluan Pembinaan jemaat merupakan salah satu tugas hakiki gereja yang tidak dapat dipisahkan dari panggilan teologisnya sebagai ekklesia—umat Allah yang dipanggil, dibentuk, dan diutus ke tengah dunia (Ef. 4:11–13). Gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga ruang pembelajaran iman, karakter, dan kepemimpinan. Oleh karena itu, pembinaan yang berkelanjutan, partisipatif, dan regeneratif menjadi indikator penting kesehatan sebuah gereja lokal. Dalam konteks Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), pembinaan memiliki makna yang lebih luas karena terkait erat dengan sistem pelayanan presbiterial-sinodal yang menekankan kepemimpinan kolektif-kolegial (runggu). Artikel ini hendak memperdalam, melengkapi, dan mengontekstualisasikan tulisan awal mengenai perlunya pembinaan di GBKP Runggun Graha Harapan Bekasi, dengan tetap mempertahankan esensi pengalaman empiris yang telah dituliskan, sekaligus memperkaya dengan muatan teologis dan refleksi aktual....

Mungkinkah Beras Yang Dijual Pak Sembiring Itu Beras Plastik?


Berita heboh tentang penemuan beras yang terbuat dari “bahan plastik”  terjadi di Bekasi.   Sebagaimana berita yang sangat ramai diberitakan dua hari terakhir ini baik melalui media sosial maupun televisi, bahwa seolah olah sudah pasti bahwa “beras palstik” itu benar benar ada ditemukan.

Bermula dari pengakuan seorang pedagang nasi uduk yang menjadi pelanggan salah seorang pedagang (agen) beras di  Pasar Mutiara Gading Timur Bekasi yang mengatakan bahwa dirinya gagal membuat bubur yang baik untuk dijual. Dewi Septiani nama pedagang bubur ayam dan nasi uduk yang menjadi awal  dari semua kehebohan ini.



Dewi membeli beras sebanyak 6 liter pada hari minggu 17 Mei 2015 di pasar Mutiara Gading Timur  di toko langganannya, yang dimiliki oleh seorang pedagang beras  terbesar disana.  Maksud hatinya adalah membuat bubur dan nasi uduk untuk dijual pada hari Senin tangal 18 Mei.  Namun Dewi Septiani sangat kaget karena dia gagal  mendapatkan hasil masakan yang baik. Dewi menduga bahwa beras yang dia masak adalah “ beras plastic”  yang  memang  sedang ramai diberitakan.



Dewi segera mempostingkan  kejadian yang dia alami di akun facebook nya, termasuk juga mengirim email kepada beberapa dinas terkait.  Sepanjang hari Senin tgl 18 Mei 2015 tidak ada tanggapan sama sekali sehingga Dewi kembali lagi mengirimkan  emailnya.  Namun pada tanggal 19 Mei pagi pagi ada berita yang sangat mengejutkan Dewi yaitu  permintaan wawancara dari TV One.  Nah dari sinilah berita tentang penemuan “beras plastik”  ini bergulir sangat cepat, secepat  Moto GP yang dikebut Valentino Rossi pada minggu malam kemarin.  Hampir semua media besar di Tanah Air sudah memberitakan kejadian ini; Kompas.com, Tempo.com, Merdeka.Com, TV One, Metro TV, Liputan 6, Kompasiana, Facebook dan yang lainnya.

Saya melihat ada 3 kebetulan atau yang aneh dari penemuan “beras plastik” ini.

1.        Mengapa hanya Dewi Septiani saja yang menemukan beras plastik, padahal banyak sekali pelanggan yang membeli beras di toko sahabat saya yang bernama S ini.  Saya mengenal karakter S sebagai seorang pedagang yang sangat ramah,  jujur dan sangat  taat beribadah. Mungkin karena keramahan dan kejujuran nya tersebut dia memiliki toko beras terbesar di Pasar Mutiara Gading Timur, Mustika Jaya  Bekasi.  Di Pasar ini tadinya ada 3 agen beras, namun sekarang tinggal 2 orang lagi yaitu S sendiri  dan Smta

2.       Mengapa kejadian ini bersamaan/ berdekatan dengan tanggal  20 Mei yang khabarnya ada demo besar-besaran.

3.       Mengapa Ibu Dewi seolah olah getol sekali ingin mempublikasikan temuannya melalui media sosial, padahal  sebagai pelanggan yang menurut pengakuannya sudah lama menjadi pelanggan Toko S bisa saja dirinya meminta berasnya diganti, lalu segera mengadu ke Polisi.

Inilah beberapa keanehan  saya rasakan yang berkaitan dengan maraknya berita tentang penemuan “beras plastik”  di Bekasi.  Sekarang sisa beras yang dibeli Bu Dewi dan beberapa karung sampel beras dari Toko S sedang diteliti.  Mari kita doadakan agar Polisi dan BPOM mendapatkan hasil penelitian yang paling  benar dan objektif supaya keresahan di hati rakyat yang mengkonsumsi beras dan pedagang beras dan olahannya  di Bekasi dan sekitarnya  dapat tenang untuk menjalankan bisnisnya sehari hari.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 Juli 2025

Catatan Tambahan PJJ 6 - 12 April 2025

Catatan Tambahan PJJ 11 – 17 Mei 2025