Featured Post

Pekan Doa 2024 Berngi 3 .

Gambar
  Thema : Kekelengen Teridah Arah Perbahanen Nas : 1 Johanes 3 : 11 -18 Nas Renungen  Mula-mulana nari kin nggo ibegindu berita enda, e me kita arus sikeleng-kelengen. Ula bagi Kain si jadi anak Iblis, agina pe ibunuhna. Ngkai kin maka ibunuh Kain agina? E me erkiteken kai si ibahan Kain salah, janah kai si ibahan agina, rikutken si ngena ate Dibata. Jadi ula mamang atendu o senina-senina, adi nembeh ate bangsa doni enda man bandu. Sieteh kap maka nggo sitadingken kematen janah lawes kita ku kegeluhen; si enda sieteh perbahan keleng ateta seninanta. Kalak si la erkeleng ate, tandana ia tetap denga i teruh kuasa kematen. Kalak si nembah atena seninana, pemunuh kap. Janah ietehndu maka kalak pemunuh la lit i bas ia kegeluhen si tuhu-tuhu si la erkeri-kerin. Arah enda me sieteh kekelengen e: Kristus nggo ngendesken GeluhNa man gunanta. Emaka kita pe arus ngendesken geluhta guna seninanta. Adi lit sekalak bayak idahna seninana kekurangen, tapi la atena mekuah man seninana e, uga banci kala

HONGKONG DAN KABANJAHE SUATU KETIKA



Pada akhir bulan Februari kemarin saya mendapatkan kesempatan untuk kembali mengunjungi Hongkong bersama seluruh teman-teman sekantor. Kami berangkat pada hari Kamis minggu terakhir bulan Februari dan kembali pada tanggal 28 Februari. Lalu pada tanggal 5 dan 6 Maret saya ada di Kabanjahe atas undangan beberapa teman-teman pendeta untuk memberikan ceramah di Klasis Kabanjahe dan juga Runggun Simpang 6, runggun dimana aku dibesarkan dan diperkenalkan kepada Kasih Tuhan Yesus Kristus.
Mau tidak mau, apa yang saya lihat dan rasakan di Hongkong, di Jakarta dan di Kabanjahe untuk beberapa lama sampai saat ini terus menjadi pemikiran. Oleh sebab itu pada tulisan kali ini saya ingin berbagi pengalaman dan opini.

Pesawat Chathay Pacific dengan No penerbangan CX 718 yang kami tumpangi mendarat di Airport International Hongkong tepat pada jam 14.05 waktu setempat setelah terbang selama lebih kurang 4 jam dari Lapangan terbang kebanggaan Indonesia, Soekarno Hatta . Kami menempuh jarak sejauh 3225 km itu dengan penuh ketenangan dan suguhan makanan dan minuman yang bekelas. Sebelum berangkat Sang Kapten Pilot dengan sangat asertif melalui microphone pesawat sempat berkata, “kalau Anda semua masih berdiri kita akan terlambat, sebab saya tidak akan memberangkatkan pesawat jika penumpang masih bersileweran”. Dia berbicara sangat tegas namun asertif dan direspon oleh penumpang dengan segera duduk. Karena ketegasan pilot tersebut dipahami adalah demi semua penumpang.

Apa yang dialami di atas Cathay Pacific, adalah gambaran awal yang akan terlihat, terasa, terdengar, tercium dan tercecap selama di Hongkong. Semua panca indera, serta perasaan dan pemikiran seolah dibuai dan sangat dimanjakan. Mulai dari airport saat penumpang antri di depan imigrasi, naik MTR (mass transportation, berupa kereta listrik kecepatan tinggi), selanjutnya bus gratis yang menghantar sampai ke Hotel. Hanya dengan memakai kartu bayar elektronik yang mereka namai octopuss. Kartu ini cukup dibeli sekali di gerbang luar airport, dan anda bisa pakai kemanapun dan untuk apapun di seluruh tempat pelayanan publik. Jika deposit uang Anda sudah habis bisa diisi kembali. Dan saat Anda akan meninggalkan Hongkong, jika deposit uang Anda masih banyak, maka mereka akan mengembalikan. Selama 4 hari masing-masing kartu kami diisi deposit hanya sebanyak 300 dollar hongkong sekitar 360 ribu rupiah, dan kami sudah menjelajahi hampir seluruh wilayah Hongkong dengan MTR, bus kota, masuk pelabuhan karena naik ferry ke Macau. Ketika pulang ternyata masih ada kelebihan uang . Sebagai perbandingan, kalau saya naik taksi dari rumah di Bekasi ke Cengkareng sekali jalan sekitar Rp 190 Rupiah. Jika PP berarti sudah kena biaya Rp 380.000.

Dalam kunjungan keempat ini betapa saya semakin disadarkan bahwa ternyata Hongkong sangat ramah dan sangat menghargai setiap orang yang datang berkunjung. Saya katakan Hongkong, karena keramah- tamahan yang saya rasakan bukan dari orang-orang Hongkong, namun dari sistem dan seluruh pelayanan publik yang disediakan. Jika ada orang yang bertugas membersihkan, (cleaning service), di toilet ataupun di tempat lain maka mereka membersihkan dengan kain lap yang bersih dan masih baik. Tentu saja hasil nya bersih. (Teman saya bilang, di Indonesia orang melap dengan kain bekas dan kotor, itulah sebabnya hasilnya tetap kotor).

Manusia Hongkong hampir sama lah dengan manusia di kota-kota besar lain. Mereka sibuk, berjalan cepat, terburu-buru tidak sambil ngobrol dan seolah tidak peduli dengan kita. Mereka tidak mau mengganggu dan diganggu. Fasilitas umum terjaga dengan rapi tidak ada coretan dan tidak ada orang yang membuang sampah sembarangan. Sekilas mereka nampak individualis, namun jika kita masuk ke toko-toko mereka, mulai dari yang di kaki lima sampai yang berbintang, mereka akan segera menyapa dan mengucapkan terima kasih ketika kita keluar. Anda membeli atau sekedar melihat lihat saja pun mereka sambut dengan ucapan terima kasih. Ungkapan standar, sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) mereka. Namun tetap perasaan kita senang.

Kembali kepada MTR tadi, jangan takut terlambat dan tidak kebagian tempat. Sebab setiap 7,5 menit atau 10 menit sekali ada kereta yang siap membawa Anda kemanapun tujuan Anda di Hongkong daratan maupun kepulauan. Jarak paling jauh sekalipun yang Anda tempuh paling lama hanya sekitar 30-45 menit, karena kereta ini dilajukan dengan kecepatan tinggi, seolah berpacu dengan angin. Semuanya di bawah tanah (akses ke stasiun subway ini dibuat dengan jalan lebar dan nyaman serta penunjuk jalan yang sangat jelas jadi jangan takut kesasar)

Lalu apa yang Anda bisa beli? Semua bisa Anda beli mulai dari kualitas Tanah Abang sampai Kualitas Bintang 5 Platinum. Sepatu bisa Anda beli mulai harga sekitar enam puluhan ribu rupiah sampai belasan juta rupiah. Bahkan pernah kami window shopping (ngenen-ngenen) melihat harga sepasang sepatu ratusan juta rupiah. Demikian juga untuk produk fashion lainnya, Tas Tangan, pakaian, alat-alat olah raga, elektronik dan sebagainya. Kalau Anda belanja si supermarket, maka produk pertanian dan perikanan dari seuruh dunia pun ada disini. Semuanya berkelas, dan kita tidak ragu bahwa itu memang kualitasnya nomor satu.

Yang saya ingin benar-benar katakan adalah Hongkong dengan seluruh sistem infrastruktur dan strukturnya telah berhasil memperindah kehidupan bagi warganya dan seluruh manusia yang datang mengunjunginya. Hongkong sangat indah dan berhasil memperindah kehidupan. Saya teringat apa yang dikatakan oleh Johanes Kalvin sebagai etika kerja orang Protestan. Bahwa orang Kristen bekerja dengan motivasi memperindah kehidupan dan dunia, dalam menanti kedatangan Kristus yang kedua kali. Saya berfikir bahwa Inggris yang menguasai Hongkong selama lebih kurang dua ratusan tahun ternyata berhasil meletakkan dasar-dasar Kalvinis di Hongkong. Dasar Kalvinis terlihat dan dapat dirasakan melalui kualitasnya. Saya berani berkata bahwa Hongkong (setuju dan tidak) adalah kota Protestan.

Bagaimana dengan Kabanjahe dan Tanah Karo, yang saya rasakan dan lihat di awal maret 2010 ini adalah rusak, dan mengecewakan. Jalanan Rusak, Fasilitas Publik hampir semua tidak berfungsi. Manusianya seolah-olah ramah dan baik-baik, namun saya kira kita belum menghidupi etika kehidupan kristen protestan. Diluar kita kita tersenyum dan baik, tapi di dalam hati kita masih ingin hanya mementingkan diri sendiri. DI Hongkong orang-orangnya diam, kaku, nampak egois, namun di dalam hati mereka memikirkan bagaimana membuat pekerjaannya lebih berkualitas dan berguna bagi orang lain. (TKW Indonesia yang paling makmur menurut beberapa pengakuan adalah yang bekerja di Hogkong. Mereka menerima gaji setiap bulan antara 3-5 juta rupiah plus mendapat hari libur sabtu dan minggu. Kam lit kang bandu hari libur man pembantundu?)

Ada 3 Momen paling penting pada tahun 2010 ini di Tanah Karo dari perspektif GBKP. Pertama Sidang Sinode, kedua Jubleum 120 tahun Injil ke Tanah Karo dan ketiga Pilkada 2010. Sanggup kah kita membuat ketiga momen ini untuk menjadikan Kabanjahe menjadi kota Protestan yang berkualitas tinggi. Sanggupkah Sidang Sinode menghasilkan kepemimpinan yang mempunyai kecerdasan kepedulian dalam hidup praktis dan teologis. Akankah Pilkada nanti disemangati oleh semangat Kalvinis dan menghasilkan Bupati dan wakil Bupati yang punya visi membangun fasilitas publik yang berkelas. (Jalan-jalan dibangun kualitas no 1, tahan 15 tahun bahkan 20 tahun. Gedung-gedung yang dibangun tahan puluhan tahun). Atau kembali Pilkada hanya menghasilkan pempimpin yang mind set utamanya, MUMPUNG. Sanggupkah Kabanjahe, Brastagi, Tiga Binanga, Tiga Panah, Batu Karang, Tiga Nderket, Simpang Empat menjadi kota yang memperindah kehidupan warganya. Sebab beda Hongkong dengan Macau. Satu bekas pengaruh Inggris dan satunya bekas pengaruh Portugis, yang kental dengan Protestan dan Katoliknya. Di Eropah dan Amerika, kata para ahli, Protestan lebih maju dibanding Katolik, karena Etos Kerjanya.

Komentar

Anonim mengatakan…
La adil mbandngken Hongkong ras Kabanjahe mpal! Uga gia rontangna Kabanjahe tetap kutanta. Bujur!

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023