Bahwa Prabowolah yang pertama mempunyai inisiatif untuk mencalonkan Joko Widodo menjadi Gubernur DKI. Tersentuh lah jiwa Prabowo mendengar sepak terjang Jokowi saat menjabat sebagai Walikota Solo karena berhasil melakukan pemindahan pedagang kaki lima dengan sukses dengan cara yang sangat manusiawi. Karena Joko Widodo saat menjadi Walikota Solo adalah dicalonkan PDIP, maka dengan sangat sopan Prabowo meminta kepada Megawati Soekarno Putri, Ketua Umum PDIP untuk mendukung Jokowi menjadi calon gubernur DKI.
Megawati tidak serta menerima pencalonan itu, namun Prabowo pun bersabar menunggu lampu hijau dari Sang Ketua Umum. Sempat terpikir oleh Prabowo jika Megawati tetap tidak bersedia mencalonkan Jokowi, maka Prabowo akan menggalang partai partai kecil untuk menggubernurkan Joko Widodo. Sebabnya adalah Prabowo sangat mengagumi Jokowi, dan yakin sekali bahwa dia akan menjadi gubernur. Terima kasih untuk Pak Prabowo.
Namun ada satu hal yang tidak lengkap dipahami oleh Prabowo. Bahwa kualitas dan kualifikasi Jokowi sebenarnya tidak hanya untuk gubernur, namun lebih tinggi dari itu. Kemampuan, karakter dan kenegarawanan Joko Widodo ternyata tidak lengkap dipahami oleh Prabowo. Dan ketidak -tahuan inilah yang membuat Prabowo akhirnya kecewa. Kecewa karena alam meminta Jokowi menunjukkan kualitasnya yang sebenarnya. Rakyat meminta Jokowi (sudah waktunya) tidak hanya jadi gubernur, namun lebih besar dari itu menjadi presiden.
Ketika permintaan alam dan kebutuhan rakyat untuk memiliki pemimpin yang pro kepada dirinya dijawab Jokowi dengan tegas, Prabowo pun meradang. Prabowo tidak menyangka bahwa potensi manusia lebih dari apa yang bisa dilihat. Iceberg berkata hanya puncak gunung es. Menjadi walikota di Solo dan gubernur di Jakarta hanyalah puncak gunung es dari kehebatan Joko Widodo. Badan gunung es nya ternyata masih terpendam, dan sedikit demi sedikit mulai terlihat dalam kampanye sekarang, dan akan terlihat jelas seluruhnya dalam waktu sepuluh tahun kedepan.
Inilah beda Prabowo dan Jokowi, jika Prabowo sudah menampakkan semua potensi dirinya, artinya seluru gunung es Prabowo sudah mengapung di permukaan air. Ada yang baik namun banyak juga yang buruk. Sedangkan Jokowi masih menampakkan puncak nya saja. Badan Gunung Es nya masih tersimpan sangat rapi di bawah permukaan laut, dan berapa besarnya masih misteri. Belum akan terbuka kecuali Jokowi menjadi presiden sekarang yang pembuktiannya 9 hari lagi.
Alam pun saya kira tidak akan melupakan kemampuan Prabowo untuk menemukan calon gubernur hebat dan calon presiden hebat. Prabowo akan dikenang sebagai orang yang mengentaskan gubernur DKI dan presiden Republik Indonesia dalam satu nama yaitu Joko widodo.
Jika hari hari ini Prabowo masih menunggu ucapan terima kasih Jokowi atas terpilihnya Jokowi menjadi Gubernur DKI, maka atas nama Joko Widodo saya sendiri mewakili mengucapkan terima kasih sebanyak banyaknya kepada Bapak Letjen (Purn) Prabowo Subianto atas terpilihnya Pak Jokowi menjadi gubernur dan sekaligus menjadi Presiden Republik Indonesia. Ucapan terima kasih langsung dari Jokowi sendiri pun kepada Pak Prabowo kemungkinan besar akan disampaikan pada tanggal 9 Juli sekitar pukul 19.00 WIB, setelah hasil perhitungan cepat (Quick Count) selesai dilakukan.
Terima kasih banyak Pak Prabowo. Terima kasih banyak juga untuk kemampuan Pak Prabowo mengamankan pendukung dan Tim Sukses Bapak untuk membuat Pilpres tanggal 9 Juli nanti menjadi Pilpres yang aman, terkendali dan damai. Seandainya pun nanti selisih suaranya cukup kecil, maka demi konstitusi dan demi seluruh rakyat Indonesia kami harap diterimalah dengan lapang dada. Mejuah juah.
Komentar