Dosa manusia sebenarnya bukan datang dari keinginan untuk
makan. Meskipun awal dari semua “dosa asal” adalah tatkala Hawa istri Adam
terpengaruh rayuan iblis yang sering digambarkan dalam bentuk ular, lalu mengambil dan memakan buah pohon terlarang dan membagikannya kepada suaminya. Si suami Adam pun menerima pemberian istri
tercintanya lalu ikut memakan buah pengetahuan akan yang baik dan dan yang jahat
di Taman Eden.
Motivasi Hawa sebenarnya bukan untuk makan buah, namun untuk
mendapatkan pengertian dan menjadi
serupa dengan Allah dalam mengetahui yang jahat dan yang baik. Hal itu dituliskan dengan jelas dalam Kejadian 3 : 5-6, seperti ini :
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu
akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan
yang jahat."
3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan
sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian.
Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada
suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
Iblis memang cerdik dan jahat. Itulah sebabnya iblis mampu membangun logika terbalik kepada Hawa, sampai dia berani memandang buah
larangan itu sambil berimajinasi bahwa
buahnya baik dan sedap untuk dimakan.
Hawa sama dengan Daud, bahwa dosa mereka berawal dari pandangan yang
penuh imaginasi. Hawa MEMANDANG buah
pengetahuan yang baik dan jahat dan selanjutnya dosa, Daud MEMANDANG Batsyeba dan
seterusnya dosa.
Tiga urut urutan yang melahirkan perbuatan dosa Hawa adalah,
(1) “berdialog dengan iblis”, (2) “terpengaruh
oleh iblis” dengan kesadaran akan menjadi sama dengan Allah, (3)”membangun
pembenaran dalam diri sendiri” buahnya baik dan nampaknya sedap untuk
dimakan serta memberikan pengertian. Ketiga hal ini berlangsung dalam pemikiran,
awalnya bergejolak namun selanjutnya berakhir dalam TINDAKAN mengambil dan
memakan buah yang secara tegas dilarang oleh TUHAN ALLAH
Jelas, Hawa memakan buah bukan karena lapar, sebab disekitar
dia pada saat itu banyak sekali pohon pohon lain yang menghasilkan buah buah
yang diperuntukkan untuk makanannya. Adam pun berdosa bukan karena ingin makan,
namun karena terpengaruh dan terpukau akan pemberian Hawa.
Makan bukan dosa, alasan dan tujuan untuk makan sesuatu lah
yang menjadi dosa. Semua boleh dimakan,
asal itu sesuai dengan petunjuk Tuhan. Sedangkan semua yang dilarang Tuhan
jangan dimakan, sebab pada semua makanan yang dilarang Tuhan hadir iblis yang
siap membangun logika baru untuk memberi pembenaran yang ujung ujungnya mendapatkan pengertian
yang serupa dengan Tuhan, tentang yang baik dan yang jahat.
Pada jaman sekarang kemampuan manusia membangun logikanya
sendiri semakin besar dan semakin cepat.
Hati hati dalam tindakan yang dilarang Tuhan, disana guru besar tentang segala penipuan si iblis hadir dengan tujuan membangun
logika logika baru yang nampaknya benar, namun ujung ujungnya adalah “menyaingi
TUhan”. Menyaingi Tuhan artinya adalah merasa tidak memerlukan Tuhan lagi.
Saat gereja menyuruh umatnya melakukan sesuatu, namun
umatnya tidak mengikuti dan menjalankannya maka disana Tuhan sudah
disaingi. Saat Tuhan menyuruh aku dan
kam melakukan sesuatu, namun aku dan kam tidak melakukan yang diminta Tuhan,
maka saat itu Tuhan telah kita persaingkan dan kita nyatakan kalah.
Manusia butuh Tuhan selama lamanya. Saya butuh Tuhan dalam
segala situasi dan segala waktu. Dan mari kita praktekkan kebutuhan kita akan Tuhan itu dengan rendah
hati dan doa penyerahan diri kita kepadaNya. Bukan dengan membangun logika dan melakukan
pembenaran sambil menjauhi gereja dan persekutuan dan melupakan doa. Tuhan Yesus memberkati. Mejuah juah.
Komentar