Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 28 April – 4 Mei 2024

Gambar
  Thema :  Ersada Ukur Ras Ersada Sura Sura 1 Korinti 1 : 10 – 17   Bahasa Karo  O senina-senina, kupindo man bandu i bas gelar Tuhanta Jesus Kristus: ersadalah katandu kerina, gelah ula sempat jadi perpecahen i tengah-tengahndu. Ersadalah ukurndu janah ersadalah sura-surandu. Maksudku eme: maka sekalak-sekalak kam nggo erpihak-pihak. Lit si ngatakenca, "Aku arah Paulus, " lit ka si ngatakenca, "Aku arah Apolos, " deba nina, "Aku arah Petrus, " janah lit pe si ngatakenca, "Aku arah Kristus." Sabap piga-piga kalak i bas jabu Klue nari ngatakenca man bangku maka i tengah-tengahndu lit turah perjengilen. Ibagi-bagiken kin Kristus man bandu? Paulus kin si mate i kayu persilang man gunandu? I bas gelar Paulus kin kam iperidiken? Kukataken bujur man Dibata sabap sekalak pe kam la aku mperidikenca, seakatan Krispus ras Gayus. Dage sekalak pe kam la banci ngatakenca maka kam nai iperidiken gelah jadi ajar-ajarku. Lupa aku! Istepanus ras isi jabuna pe nai

Buah Untuk Menyaingi Tuhan



Dosa manusia sebenarnya bukan datang dari keinginan untuk makan. Meskipun awal dari semua “dosa asal” adalah tatkala Hawa istri Adam terpengaruh rayuan iblis yang sering digambarkan dalam bentuk ular, lalu  mengambil dan memakan  buah pohon terlarang  dan  membagikannya kepada suaminya.  Si suami Adam pun menerima pemberian istri tercintanya lalu ikut memakan buah pengetahuan akan yang baik dan dan yang jahat di Taman Eden.


Motivasi Hawa sebenarnya bukan untuk makan buah, namun untuk mendapatkan pengertian  dan menjadi serupa dengan Allah dalam mengetahui yang jahat dan yang baik.  Hal itu dituliskan dengan jelas dalam Kejadian  3 : 5-6, seperti  ini : 

3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."

3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.


Iblis memang cerdik dan jahat. Itulah sebabnya iblis mampu membangun logika terbalik  kepada Hawa, sampai dia berani memandang buah larangan itu  sambil berimajinasi bahwa buahnya baik dan sedap untuk dimakan.  Hawa sama dengan Daud, bahwa dosa mereka berawal dari pandangan yang penuh imaginasi.  Hawa MEMANDANG buah pengetahuan yang baik dan jahat dan selanjutnya dosa, Daud MEMANDANG Batsyeba dan seterusnya dosa.



Tiga urut urutan yang melahirkan perbuatan dosa Hawa adalah,  (1) “berdialog dengan iblis”, (2) “terpengaruh oleh iblis” dengan kesadaran  akan menjadi sama dengan Allah, (3)”membangun pembenaran dalam diri sendiri”  buahnya baik dan nampaknya sedap untuk dimakan serta memberikan pengertian.  Ketiga hal ini berlangsung dalam pemikiran, awalnya bergejolak namun selanjutnya berakhir dalam TINDAKAN mengambil dan memakan buah yang secara tegas dilarang oleh TUHAN ALLAH


Jelas, Hawa memakan buah bukan karena lapar, sebab disekitar dia pada saat itu banyak sekali pohon pohon lain yang menghasilkan buah buah yang diperuntukkan untuk makanannya.  Adam pun berdosa bukan karena ingin makan, namun karena terpengaruh dan terpukau akan pemberian Hawa.


Makan bukan dosa, alasan dan tujuan untuk makan sesuatu lah yang menjadi dosa.  Semua boleh dimakan, asal itu sesuai dengan petunjuk Tuhan. Sedangkan semua yang dilarang Tuhan jangan dimakan, sebab pada semua makanan yang dilarang Tuhan hadir iblis yang siap membangun logika baru untuk memberi pembenaran  yang ujung ujungnya mendapatkan pengertian yang serupa dengan Tuhan, tentang yang baik dan yang jahat.  


Pada jaman sekarang kemampuan manusia membangun logikanya sendiri semakin besar dan semakin cepat.  Hati hati dalam tindakan yang dilarang Tuhan, disana guru besar tentang  segala penipuan si iblis hadir dengan tujuan membangun logika logika baru yang nampaknya benar, namun ujung ujungnya adalah “menyaingi TUhan”.  Menyaingi Tuhan artinya adalah  merasa tidak memerlukan Tuhan lagi. 


Saat gereja menyuruh umatnya melakukan sesuatu, namun umatnya tidak mengikuti dan menjalankannya maka disana Tuhan sudah disaingi.  Saat Tuhan menyuruh aku dan kam melakukan sesuatu, namun aku dan kam tidak melakukan yang diminta Tuhan, maka saat itu Tuhan telah kita persaingkan dan kita nyatakan kalah. 


Manusia butuh Tuhan selama lamanya. Saya butuh Tuhan dalam segala situasi dan segala waktu. Dan mari kita praktekkan  kebutuhan kita akan Tuhan itu dengan rendah hati dan doa penyerahan diri kita kepadaNya.  Bukan dengan membangun logika dan melakukan pembenaran sambil menjauhi gereja dan persekutuan dan melupakan doa.  Tuhan Yesus memberkati. Mejuah juah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Indah Pada Waktunya / Pengkhotbah 3:11-15 ( Pekan Penatalayanan Hari Keempat)

Catatan Tambahan PJJ 1 – 7 Oktober 2023

Catatan Tambahan PJJ 27 Agustus – 2 September 2023