Sebuah tindakan sangat simpatik dipraktekkan supporter Tim
Jepang di Piala Dunia tahun 2018 di Rusia.
Setelah selesai pertandingan mereka mengumpulkan sampah sampah, dan
meninggalkan stadion dalam keadaan kinclong, bersih dan rapi.
Tidakan menjaga kebersihan ini bukan hanya tindakan suatu
ketika atau sekali sekali, melainkan
sebuah kebiasaan yang bisa dilihat diseluruh property atau pabrik pabrik yang dikelola
oleh Jepang?
Bagaima dengan Bangsa lain, atau suku lain? Dalam piala
dunia ini, tidak ada khabar tentang suporter Tim Negara lain, sehingga
bisa disimpulkan bahwa Hanya Bangsa Jepang yang terkenal dengan prilaku menjaga
kebersihan.
Betolak belakang dengan bangsa Jepang adalah Suku Karo. Maaf untuk melakukan oto kritik terhadap
kebiasaan kita sebagai kalak karo.
Datanglah ke jambur jambur setelah selesai acara peradatan.
Maka anda akan melihat lautan sampah dimana mana. Jorok.
Tidak ada niat sedikit pun untuk meninggalkan jambur dalam keadaan
bersih.
Lihat lah jalanan antara Medan dan Berastagi, dipinggir
jalan sampah sampah organic dan non organik berceceran dan menumpuk dimana mana. LIhatlah
kota Kabanjahe, tempat tempat wisata, tempat tempat pelayanan umum. Untuk lebih tepatnya nya, lihat lah WC nya…Jorok dan bau
pesing.
Rumah adat Batak Karo, dengan Ture atau beranda di depan pintu masuk.
Sampai sejauh ini boleh dikatakan bahwa kita Suku Karo adalah salah satu yang paling tidak sadar
menjaga kebersihan. Maka tidak heran
bahwa setelah selesai sebuah perhelatan sampah berjubel,
serta tidak sulit untuk menebak, siapa yang
barusan berpesta atau berhelat dari sampah yang ditinggalkan. Hahahaha.
Konon dijaman dulu, di kampung kampung suku karo, bahwa
ada pemikiran rugi kalau buang air besar di WC. Akibatnya suku karo pada jaman dulu tidak
mengenal WC. Mengapa Rugi ? Sebab kalau
buang hajat di WC, tidak ada makanan babi.
Hahahaha.
Orang Karo jaman dulu, jika membuang air besar, cukup pergi
ke Ture
(beranda rumah adat Karo, siwaluh jabu).
Tinggi Ture ini dari tanah, lebih kurang 2 meter. Dan dibawah rumah adat ini biasa dipakai
sebagai kandang ternak, khususnya babi.
Nah ketika seseorang buang air besar di Ture, maka dibawahnya sudah menanti ternak babi yang akan melahap
lezaat makanan dari atas itu.
Jangan jangan kebiasaan ini
yang menjadikan Suku Karo sulit
menjaga kebersihan. Uga akapndu yah…?????
Komentar