Featured Post

Catatan Tambahan PJJ 29 September – 5 Oktober 2024

Gambar
    1 Timotius 6 : 6 – 10 Thema :  Cukup Erkiteken Kai Si Lit 1 Timotius 6:10-16 (KARO)  Sabap merangap nandangi duit e me sumbul kerina kejahaten. Nggo lit piga-piga kalak si merangap nandangi duit lanai tetap i bas kiniteken janah gulut ukurna ibahan erbage-bage kecedan ate. Tapi kam, o suruh-suruhen Dibata, tadingkenlah si enda ndai kerina. Usahakenlah ndalanken si ngena ate Dibata, tutus ersembah man BaNa, tetap ernalem ku Ia, cidahken keleng atendu, megenggeng dingen lemah lembut! Erlumbalah asa gegehndu i bas perlumban kiniteken, guna ndatken kegeluhen si tuhu-tuhu man gunandu. Sabap guna kegeluhen si e me maka ipilih Dibata kam asum iakukenndu kinitekenndu i lebe-lebe nterem saksi. I lebe-lebe Dibata, si mereken kegeluhen man si nasa lit bage pe i lebe-lebe Kristus Jesus, si erbahan pengakun si tuhu-tuhu i lebe-lebe Pontius Pilatus, kukataken man bandu gelah ikutkenlah pedah-pedah e dingen jagalah gelah tetap bersih dingen la ceda, seh ku warina Tuhanta Jesus Kristus

Meletusnya Gunung Sinabung Sudah Diramalkan Sejak 17 Tahun Yang Lalu?

Derita yang disebabkan oleh meletusnya Gunung Sinabung terus berkepanjangan sampai saat ini.  Berita terbaru mengatakan bahwa dana bencana di Pemkab Karo sudah habis, sementara dana dari pusat belum cair.  Akibatnya pengungsi yang masih ada di tempat pengungsian mengalami penderitaan baru, tidak ada lauk yang bisa dimakan.

Pemkab Karo tidak tinggal diam, untuk menunggu dana pemerintah pusat cair mereka mendekati Bank Bank pemerintah yang beroperasi di Kabupaten Karo, supaya berkenan memberikan bantuan.  Dan syukur kepada Tuhan, mereka mau membantu memberikan bantuan langsung dalam bentuk makanan.

Gunung Sinabung Sebeum Meletus, Nyaman, indah dan menyejukkan

Gereja seperti GBKP pun tidak tinggal diam, semua sudah bergerak.  Berita bahwa dana pengungsi sudah habis begitu cepat menyebar ke seluruh GBKP, dan mulai lah jemaat memberikan sumbangannya. Kita harap situasi ini cepat teratasi supaya dana segera didapat dan diberikan kepada saudara saudara kita di pengungsian.  Penduduk 3 desa dari Suka Meriah, Bekerah dan Simacem sudah nyaman  tinggal  di Siosar.  Dan akan menyusul direlokasi penduduk dari 4 desa, Kuta Tonggal, Gamber, Berastepu dan Gurukinayan.

Bentuk Gunung Sinabung sendiri sekarang sudah berubah, mungkin ketinggian puncak nya sudah berkurang.  Yang pasti dan langsung tampak adalah warna Gunung Sinabung.  Sekarang kalau kita pandang dari Kabanjahe atau Berastagi ke arah Gunung Sinabung, kegersangan yang terlihat dan warna nya bukan biru lagi, tapi warna debu atau warna abu vulkanik, yaitu  abu abu.



Gunung Sinabung Saat Ini, Tandus dan Gersang

Kita berdoa bahkan  menjerit memohon kepada Tuhan supaya Gunung Sinabung berhenti meletus dan segera memasuki masa recovery. Namun Tuhan lebih berkuasa dan rencanaNYA pasti lebih indah.  Jadi  dalam situasi seperti saat ini paling baik adalah berserah sepenuhnya kepada Tuhan, dan mulai lah memikirkan alternatif kehidupan di luar lingkungan Gunung Sinabung.

Ketika saya pribadi merenungkan kembali situasi Gunung Sinabung yang tampak sangat jelas dalam perjalanan ke Desa Nang Belawan minggu yang lalu, tiba tiba saya teringat akan sebuah percakapan kami di Bekasi sekitar 17 tahun yang lalu.  Sebuah percakapan antara mamre dengan pedeta yang kalau saya pikir-pikir  seolah olah sebuah ramalan akan situasi Gunung Sinabung.  Percakapan yang kami  lakukan pada tahun 1998 atau 1999 itu, dan menjadi kenyataan pada tahun 2009 dan 2013 sampai sekarang.

Begini Ceritanya.  Saat itu  kami Mamre sektor IIB di Runggun GBKP Bekasi  kembali ingin merekam lagu lagu pujian Mamre ke dalam kaset.  Ini adalah album yang kedua, setelah album yang pertama kami cukup sukses,   karena dukungan beberapa seniman ternama karo seperti Muham Sembiring  sang pencipta lagu yang sangat popular di kalangan Karo dan Julianus Liem Beng yang saat ini sudah bergelar Doktor dalam ilmu musik dan menjadi dosen di Universitas Pelita Harapan dan juga menjadi pegawai di Kementerian Ekonomi Kreatif.

Album Mamre Bekasi Yang Diproduksi Tahun 1998

Salah satu lagu yang akan dimasukkan ke dalam kaset ini berjudul “Sifat Kalak Karo”, dan saya sendiri yang menciptkannya.  Lagu ini saya tulis untuk mengangkat sifat sifat hebat yang faktual dimiliki orang karo, karena memang saya sangat bangga sebagai Orang Karo. 

Dalam menggambarkan kehebatan sifat  Kalak Karo itu dibagian Refraint lagu saya menuliskan syairnya begini : 

Bagi  perpaguh perpajek Gunung Sinabung
Bagem paguhna  pertendin Kalak Karo
Pagi perciho lau mentar I Sukanalu
Bagem Cihona perukuren perciremna

Nah, sebelum lagu ini kami latih dan rekam di Studio Gemini Tebet, maka kami beraudisi dengan pendeta runggun Bekasi pada saat itu  yaitu Pdt  Miasi Sembiring Meliala.  Dia tertarik menyoroti syair lagu di atas, dan dia tidak setuju kalau digambarkan pertendin kalak karo seperti Gunung Sinabung.

Kata katanya saat itu, "la kuakap cocok adi gambarken kena pertendin kalak karo bagi Deleng Sinabung.  Meletus pagi Gunung Sinabung ah, kernep kin kalak Karo enda, kata Pdt Miasi Sembiring 
Ini perkataan asli Pendeta Miasi Sembiring pada saat itu, adi meletus pagi deleng sinabung ah, kernep kin kalak Karo enda?

Syair lagu yang ditulis pada Sampul Kaset

Saat itu saya sebagai penulis lagu  hanya mendengarkan saja perkataaan pendeta yang sekarang sudah pensiun ini dan tinggal dengan damai beserta  keluarganya di Pondok Gede Jakarta.  Mengapa saya tidak mengubah syair lagu,   karena saya saat itu berfikir tidak mungkinlah Gunung Sinabung meletus, lagi pula saya sangat mengagumi Gunung Sinabung.

Jadilah kata kata seperti di atas tetap kami rekam dan kasetnya sebanyak 1500 kami produksi dan dijual di seluruh GBKP dimanapun. Dalam kaset ini pula ada beberapa lagu lagi yang Muham ciptakan dan saya ciptakan yang terus dinyanyikan sampai saat ini.  

Minggu lalu saya teringat kembali peristiwa tahun 1998 itu dan berfikir jangan jangan meletusnya Gunung Sinabung sesuai dengan perkataan Pendeta Miasi Sembiring.  Sebuah ramalan tidak langsung, karena mana mungkin pula lah seorang pendeta yang hamba Tuhan mau meramal. Dosa… Saya ingat ingat, benar juga.


Dan benar sekali Pendeta  Miasi bahwa pertendin (jiwa) Kalak Karo jauh lebih paguh (kokoh) daripada Gunung Sinabung. Pertendin yang kalau dipadukan dengan iman kepada Tuhan akan menjadi pertendin yang sangat kokoh, tahan uji, tahan banting dan mampu mengalahkan segala penderitaan,  karena mempunyai optimisme yang sangat kuat.  Pertendin Kalak Karo yang sudah iurapi Firman Tuhan akan mampu melihat, Cahaya di Ujung Lorong.  Sanggup menderita karena bencana sehebat apapun yang  pada waktunya akan dimenangkan dengan kemenangan yang sangat gemilang.  Hidup Kalak Karo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penataan Adat / Matius 15:1-9 (Pekan Penatalayanan Keenam)

Catatan Tambahan PJJ 07 – 13 April 2024

Catatan Tambahan PJJ 18 - 24 Februari 2024