Tujuh orang Putra
Karo akan bertarung memperebutkan jabatan Bupati Kabupaten Karo pada Pilkada serentak
yang akan diadakan pada bulan Desember nanti.
Ketika di kabupaten/kota lain
kekurangan calon yang maju dalam pilkada, maka di kabupaten karo ada tujuh
pasang. Bukti bahwa kesadaran politik
dan keinginan untuk mendapatkan kekuasaan sangat tinggi dalam kalangan suku
karo.
Lalu siapakah diantara 7 orang calon bupati (bersama
pasangannya masing masing) yang paling
besar peluangnya untuk memenangkan pertarungan dan berhasil duduk menjadi
Bupati Kabupaten Karo untuk periode 2016-2021?
Masih sulit untuk diprediksi, karena banyak hal yang akan menentukan. Baik
dari sisi karakter dan kompetensi , dukungan partai politik, dan prilaku
pemilih sendiri di kabupaten Karo. Namun
ada satu hal yang menurut hemat penulis juga akan turut menentukan meskipun tidak
secara langsung, dan tidak terlalu besar
pengaruhnya. Namun kriteria atau faktor ini pun cukup menentukan pula. Faktor itu adalah nama dari 7 orang calon Bupati
itu sendiri.
Sumber Foto : https://www.facebook.com/cuaca.bangun
Apalah arti sebuah nama? Adagium ini dipopulerkan oleh
Sastrawan dunia dari Inggris William Shakespeare, dalam salah satu karangannya,
Romeo And Juliet. What's
in a name. Bunga rose tetap berbau sama
meskipun namanya diganti ganti. Jadi bukan
nama yang menggantikan baunya, begitulah kira kira yang dimaksud oleh si Opung
Wiliiam ini.
Namun
bagi Orang Karo nama mengandung makna yang sangat penting dan mendalam. Semua benda bahkan semua hal dianggap oleh
nenek moyang Orang Karo mempunyai roh (tendi).
Dan diyakini bahwa benda pertama yang muncul dalam benak saat orang tua
hendak memberi nama kepada anaknya adalah nama terbaik untuk si bayi. Sebab mereka yakin bahwa roh atau tendi si benda tadi akan menjadi
pendamping setia yang akan terus
menyertai si anak sampai dia besar dan dewasa kelak.
Nama
juga adalah sebuah harapan dan optimisme yang digantungkan kepada
pemiliknya. Keinginan orang tua untuk keluar dari kemelut dan masalah sering di simbolkan dengan nama
yang diberikan kepada anaknya.
Pada
jaman dahulu orang tua memberikan nama kepada anaknya asli dari kosakata Karo. Seiring dengan perkembangan jaman dan terciptanya interaksi dengan dunia luar, maka
nama nama anak orang Karo pun perlahan meninggalkan kosakata Karo. Interaksi dengan Injil, dengan budaya bangsa
bangsa lain, memberikan kepada para
orang tua pilihan nama yang semakin bervariasi. Maka berubah lah nama nama itu
dari Malem Ukur menjadi Marco Sebastian, dari Sri Ngena menjadi Cindy Claudia,
dari Jumpa Muli menjadi Agus Perkawa (Peranakan Karo Jawa), dari Sempat
Malem menjadi Sarah Angelina.
Pergeseran
nama nama ini pun tercermin dari nama nama calon bupati Kabupaten Karo pada
tahun 2015 ini. Ada nama nama yang
sangat Asli Karo dan mempunyai makna mendalam.
Ada juga nama calon yang terdapat
dalam Bahasa Karo dan Bahasa Indonesia sekaligus. Ada nama calon yang berasal dari nama Suku Jawa, Ada nama yang berasal Bahasa
Indonesia namun tidak ada Bahasa Karo,
ada nama calon yang sangat international, bahkan ada juga calon yang namanya
sangat mirip dengan nama di Injil.
Bangkit Sitepu, mempunyai makna
bangun, berdiri dan bekerja,
raih prestasi. Nama “Bangkit” sangat positif dan memberikan
optimisme. Kata Bangkit ada dalam Bahasan Karo dan Bahasa Indonesia.
Layari Sinukaban, mempunyai makna
jalani, lakukan, kejar, taklukkan, kuasai. Nama “Layari” mempunyai
makna positif dan asli Bahasa Karo. Layari bukan/tidak berasal dari Bahasi Indonesia, sebab dalam Bahasa
Indonesia istilah “layari” tidak biasa,
yang biasa adalah ‘layar” atau “berlayar”.
Cuaca Bangun, mempunyai makna
netral, tidak positif dan tidak negative. Hanya menunjukkan kepada sebuah kata benda yang belum diberikan sifat.
Beda misalnya dengan istlah “Cuaca Baik Bangun” atau Cuaca Mendung atau Cuaca
Cerah” . Berasal dari bahasa Indonesia,
bukan bahasa Karo.
Sudarto Sitepu, tidak jelas
makna nama Sudarto, namun nama ini sangat familiar dan
gampang diucapkan. Berasal dari Bahasa Indonesia, dan banyak
dipakai pada nama belakang. Beberapa
orang terkenal yang memakai nama Sudarto adalah, Ken Sudarto ahli periklanan
dan Tyasno Sudarto mantan Kepala Staf
Angkatan Darat di jaman lalu.
Ramon Bangun. Ramon berasal
dari Bahasa Jerman yang artinya melindungi. Biasa diberikan kepada nama laki
laki. Ramon juga terkesan Macho dan
berwibawa. Enak diucapkan serta dikenal di seluruh dunia. Bukan berasal dari kosakata Karo.
Heben Heser Ginting. Dimodifikasi
dari Eben EZer (Batu Pertolongan) di Alkitab yang mempunyai makna sampai disini
Tuhan Sudah menolong kita. Berasal dari Bahasa
Hebrew (Ibrani) memberikan makna yang sangat teologis dan spiritualitas. Eben Hezer saat sekarang sering dimaknai
sebagai titik perenungan, titik balik kearah
yang lebih baik, titik peningkatan kualitas bahkan titik pertolongan Allah.
Terkelin Sembiring
Berahmana. Salah satu istilah Karo yang mempunyai makna
paling mendalam serta sangat positif.
Menjadi idaman semua orang Karo.
Asli berasal dari Kosakata Karo,
bukan bahasa Indonesia atau bahasa suku atau bangsa lain. Terkelin juga mengandung makna semua yang
diidamkan secara positif. Ketika
seseorang mempunyai nama Terkelin, sudah bisa dipastikan bahwa itu adalah Orang Karo, beda dengan nama nama yang lain.
Dari
semua nama diatas saya paling suka dengan nama Terkelin, karena nama itu juga
menunjukkan sipemakainya sebagai utusan atau representasi dari Suku Karo dengan segala kelebihannya dan
kekurangannya. Ketika Bupati Karo memakai
nama Terkelin, maka dia sebenarnya menunjukkan dan mensejajarkan Suku Karo
dengan suku suku yang lain.
Nama
berikutnya yang saya sukai adalah Heben Heser, lalu Ramon, kemudian Bangkit,
Layari, Cuaca dan terakhir Sudarto. Ini
pandangan Subjektif tentu saja. Namun
saya sebagai Orang Karo asli punya hak berharap nama bupati saya kelak, meskipun saya tidak punya hak
pilih dalam Pilkada nanti.
Komentar